Cinta Pada Istri Urakan - Untung, Kamu Mengeluarkan Ide Ini

Sejujurnya, Gavin tidak terkejut sama sekali. Dia sangat tenang. Ketertarikannya pada Laras jauh lebih besar daripada ketertarikannya dalam masalah ini.

Laras masih dalam keadaan kaget dan marah. Jika dia tidak ditahan oleh Gavin, dia pasti akan lari saat itu juga.

Laras tinggal di keluarga Atmaja sejak kecil, dia hidup dan tumbuh besar bersama Rama dan Nagita. Sejak kecil, dia sudah melihat dengan jelas kesetiaan Nagita kepada Rama.

Wanita seperti Nagita, sangat cerdas dan teliti, galak dan buas, munafik, dia pandai memutar balik fakta, meskipun begitu, semua dia lakukan untuk kepentingan keluarga.

Sekarang, demi kesenangannya sendiri, Nagita bahkan tidak peduli lagi dengan keluarga.

Laras tidak tahu apakah Paman pertama dan sepupunya mengetahui tentang perselingkuhan Nagita atau tidak. Intinya, hati Nagita sudah tidak ada lagi di rumah ini.

" Hafid ini benar-benar melakukannya, dia punya istri dan anak-anak tettapi masih berani bertingkah tidak patut. Bagaimanapun, paman pertamaku adalah penemu bakat dalam diri Hafid. Jika bukan mendapatkan persetujuan dan pengakuan dari Paman pertamaku, mungkin Hafid masih mencuci mobil di toko 4S. Tidak masalah jika Hafid tidak membalas budi, tetapi bagaimana Hafid bisa sanggup melakukan tindakan jahat seperti itu? "

Gavin menilai masalah ini dengan acuh tak acuh, "Hal seperti ini adalah keinginan bersama, jika hanya satu pihak saja yang menginginkan maka ini tidak akan terjadi."

"Aku tahu, aku tahu, aku merasa sakit hati dan tidak patut untuk dua orang yang berbaring di rumah sakit! Aku begini saja sudah sangat marah, apalagi Manda. Orang yang berbaring di rumah sakit yang kapan saja akan meninggal adalah ayah kandungnya dan kakak kandungnya. Manda telah dipermalukan oleh Nagita selama bertahun-tahun, dan sekarang setelah Manda mengetahui latar belakang kehidupannya, Manda tetap akan mencari Nagita untuk menuntut keadilan tidak peduli apakah untuk dirinya sendiri atau untuk ayah dan kakaknya."

Gavin: "Kenyataan tetap akan terungkap, hal semacam ini tidak dapat disembunyikan, terlebih lagi mereka sangat terkenal, jika dipublikasikan, cepat atau lambat, istri Hafid pasti mengetahuinya."

Laras sangat marah. Sekarang dia berada dalam masa yang sensitif. Gugatannya masih dalam jaminan dan kasusnya melibatkan Maira. Bagaimana mungkin dia bisa mencari dan memprotes Nagita saat ini?! Terlebih lagi, dia tidak memiliki posisi dan tidak berhak ikut campur dalam masalah ini.

Gavin melihatnya seperti ini, kemudian menghiburnya: "Tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan dengan tidur."

"Tidak masuk akal."

"Meskipun kamu kesal dan tertekan, tetap saja tidak bisa menghentikan masalah ini."

"..."

Gavin memeluknya, bulu kostumnya sangat lembut, Gavin berharap semua perhatian Laras bisa diberikan padanya.

Pada saat ini, ponsel Larasg tiba-tiba berdering, dan ponsel itu ada di atas meja. Keduanya melihat nama yang ditampilkan di layar — Manda.

"Sudah jam berapa, kenapa dia belum tidur?"

"Mungkin ada hal-hal penting, cepat jawab."

Laras segera menerimanya, "Halo, ada apa?"

Suara Manda terdengar sangat panik, "Laras, vila kak Maira telah dipublikasi di situs web penjualan. Vila yang didekorasi dengan indah bersama dengan halamannya dihargai 230 juta yuan."

"..." Laras tercengang seketika.

"Rumah itu baru saja dipublikasi hari ini. Nagita ingin menjual rumah kak Maira, karena saat kami sedang melihat rumah itu dan tetap berhubungan dengan agen. Agen itu menghubungi kami hari ini dan mengatakan dengan sangat terperinci bahwa pemilik rumah akan pergi ke luar negeri, jadi ingin menjual rumah itu secepatnya. Ada lagi, "Manda menenangkan napasnya." Selain rumah itu, banyak barang-barang kak Maira yang dijual secara daring. Aku bertanya kepada pemilik toko barang bekas. Bos itu hanya mengungkapkan bahwa barang itu adalah barang kembalian. "

Laras benar-benar tidak percaya dan bingung, apa sebenarnya yang ingin dilakukan Nagita ini.

"Karena hal ini, aku dengan sengaja mengecek yang lain. Tiga mobil kak Maira semuanya terjual habis tujuh hari yang lalu. Mobilnya hampir semua adalah mobil baru. Laras, aku tidak begitu pintar, aku benar-benar tidak tahu apa yang dilakukan Nagita, apakah dia yakin ayah dan kakakku tidak akan sembuh lagi? Jika nanti setelah mereka pulang dari rumah sakit dan rumah itu sudah dijual, mereka mau tinggal dimana? "

Laras tercengang, kemudian menatap Gavin. Gavin mengerutkan bibirnya dan tidak berbicara. Gavin tidak suka mengomentari urusan orang lain.

"Aku akan mencari Nagita besok dan menanyakan masalah ini dengan jelas. Aku tidak akan mengampuninya jika dia tidak memberiku penjelasan yang masuk akal."

"Jangan gegabah," Laras dengan cepat menghentikannya. "Kamu sangat jelas Nagita adalah wanita seperti apa, kamu bukan lawannya, jika kamu pergi mencarinya karena masalah saat ini, dia akan menuntutmu sebagai pembuat onar, pada saat itu kamu tidak bisa berkata apa-apa lagi. "

"Apa yang harus aku lakukan?"

"Besok kamu datang kemari, kita diskusikan bersama." Laras memutuskan untuk tidak mengungkit masalah foto dan video Nagita untuk saat ini. Laras tidak ingin menambah kecemasan kepada Manda. Hal ini hanya akan membuat masalah semakin besar.

Setelah menutup telepon, Laras menjadi semakin khawatir, dan tidak ada bisa fokus pada apapun yang ingin dia lakukan saat ini.

Gavin mengelusnya, dia tidak tahu bagaimana cara membujuk Laras dan tidak tahu bagaimana cara menghiburnya, akhirnya bertanya dengan lemah, "Apakah kamu ingin menenangkan diri?"

Laras: "..."

Gavin melihat tatapan Laras yang aneh. Dia dengan segera sadar bahwa itu bukan ekspresi bahagia, kemudian bertanya lagi. "Apakah kamu lapar, haruskah aku turun dan menyiapkan makanan untukmu?"

Laras menatapnya dengan mata putih.

"..." Gavin dengan cepat menjelaskan, "Aku akan memasak mie untukmu?"

"Sudah terlambat!"

"Kalau begitu, kamu masak mie untukku? Aku lapar."

Laras segara berdiri dengan tangan di pinggulnya, kemudian melihat Gavin juga akan berdiri, dia tidak sempat menggunakan tangannya, kemudian dengan kakinya, Laras menendang dada Gavin.

Gavin tertegun dan terpana melihatnya, karena selalu siap siaga, jadi Gavin tetap berasa dalam posisinya.

Dalam keadaan sangat kuat, Larasg berteriak, "Makan malam di malam musim dingin, untung, kamu mengeluarkan ide ini!... Mana boleh kekurangan kaki babi rebus?

Gavin terdiam selama tiga detik, kemudian dia tidak bisa menahan ketawa, istrinya benar-benar nakal.

Laras menutup kakinya, tekanan di hatinya terlihat sedikit lebih baik. Dia berbaring dengan nyaman di atas sofa di sampingnya dan mendesak: "Kaki babi rebus di dapur hari ini benar-benar sangat enak, tetapi aku malu untuk makan banyak saat makan malam tadi. Sekarang ini, kamu yang mengingatkanku pada kaki babi rebus itu, maka kamu mengambilkannya untukku, lebih bagus lagi jika menaburkan bubuk jintan.

"... Apa rasanya bubuk jinten ditabur di kaki babi rebus?"

"Bukankah kamu akan tahu rasanya setelah kamu makan? Cepat, saat wanita marah, yang mereka inginkan adalah makan. Wanita yang sedang marah jika tidak bisa memakan makanan yang diinginkan, mereka akan lebih marah.

Gavin turun ke bawah tanpa mengucapkan sepatah kata pun dan berlari.

Laras mengingatkannya dengan nada pelan, "Bawalah bubuk cabai, dan juga panci kecil itu kemari, jangan berisik..."

Setelah beberapa saat, Laras mendengar sesuatu di luar pintu. Dia bahkan tidak berani bernapas dengan keras, menahan napas dan mendengarkannya.

"Gavin, apa yang kamu lakukan di dapur malam-malam begini?"

"Bu, aku akan memasak sesuatu untuk dimakan, biarkan saja aku sendiri."

"Apakah kamu bisa memasaknya? Perlukah aku membantumu?"

"Tidak perlu, tidak perlu, Anda istirahat saja."

"Maksudku, apakah masakanmu bisa dimakan?"

"Pasti bisa dimakan, Bu, kamu tidur saja."

Laras berdiri di pintu kamarnya dan menguping, dia merasa lega karena suaminya tidak menyebutkan namanya.