Cinta Pada Istri Urakan - Bab 109 Siapapun Tidak Bisa Menghalangi Semangat Aku

Pembukaan semester kali ini, siapapun bisa melihat perubahan dari Laras, Rambutnya yang dipanjangkan, dengan sedikit berdandan, telah menjadi gadis cantik yang istimewa.

Dulu dia juga tidak jelek, wajahnya tetap begitu, hanya saja tindak tanduknya terlalu berlebihan, ditambah lagi sikapnya yang bandel, sangat tidak disukai orang.

saat ini, sekali berubah menjadi gadis yang lebih cantik dan bercahaya, semuanya menemukan bahwa bunga jurusan di jurusan keuangan universitas pelita harapan ini, akan berganti pialanya.

"Wah...itu adalah tuan Laras dulu itu? bukankah Laras itu seorang lelaki? mengapa hanya lewat tahun baru saja sudah berubah gendernya?"

"Apa! Orang memang pada dasarnya perempuan, ok?"

"satu kata, mantap, kampus kita sudah saatnya mengganti bunga kampus, aku memilih Laras, sangat cocok."

“Si Nadira, ternyata bertentangan dengan Laras sejak SMA, jelas-jelas dia sendiri yang suka bermain hubungan tidak pasti dengan para lelaki, malahan ingin melimpahkan semuanya pada Laras, semua gossip-gosip itu memang keluar dari mulutnya dan disebar olehnya."

"Nadira itu memang lelucon, sudah sepatutnya dia, aku dengar dia berbuat onar di pesta kakek Laras, keluarga Atmaja yang tidak bisa menerima ini, akhirnya menelepon polisi untuk menangkap Nadira, benar-benar patut ditangkap, di kampus sembarang berbicara itu sudahlah, ini malah berbuat onar lagi di rumah orang, memfitnah Laras, apakah dia tidak takut mendapat balasan yang setimpal?"

"Kalian tidak tahu, sebenarnya keluarga Atmaja dulunya sangat terkenal, Laras dulunya bisa lulus masuk ke Unversitas Pelita Harapan, dikarenakan papanya menyumbang sebuah stadion olahraga, tetapi keluarga ini tidak mempunyai nasib baik, akhirnya bangkrut."

"Salah, salah,yang kamu sebut sebagai Keluarga Atmaja itu adalah Rama, adalah Paman dari Laras, Ayah kandungnya sedang berada diluar negeri dan juga sangat terkenal, kalau tidak mana mungkin bisa menyumbangkan stadion olahraga, dan juga di pakaian bermerk yang dikenakan Laras itu datangnya dari mana?"

"Benar, jangan lihat model bajunya yang sederhana itu, harganya 160 juta."

"Ya Tuhan, ternyata Laras adala nona kaya yang tidak terlihat."

Gosip mengenai Laras mulai tersebar lagi di kampus, begitulah kenyataan hidup, sedangkan kampus adalah miniatur dari kehidupan masyarakat. Saat terpuruk, orang akan menginjak-nginjak, saat tenar, orang akan memuji-muji, bukan hanya pandangan sesama teman kampusnya yang berubah, bahkan sikap dosen terhadapnya pun langsung berubah 180 derajat.

Dosen yang selalu bersitegang dengan Laras sebelumnya, memanggilnya ke kantor. Dia mengira para dosen akan mengomentari lagi nilai mata kuliah Matematika lanjutannya. Karena selama ini nilai mata kuliah tersebut tidak pernah melebihi standar, bahkan remedial pun masih tidak mencapai hasil standar.

Namun, ternyata dosennya mengatakan dengan senyuman : "Laras, kali ini nilai ujianmu mengalami banyak kemajuan, masih selisih 3 saja kamu sudah lolos."

Mengapa begitu? Apakah aku tidak salah dengar? Ada juga cara memuji yang demikian?

"Aku melihat kembali nilai ujianmu yang sebelumnya, aduh Laras, di tahun pertama ujian akhir semester kamu selalu tidak lulus nilainya, bahkan remedial pun tidak lulus, kamu harus lebih meperhatikan hal ini lagi, jika tidak lolos ujian maka tidak mendapatkan nilai lagi, nilai yang tidak mencukupi tidak bisa mendapatkan gelar dan ijazah, dan takut nanti parahnya bisa di DO (dikeluarkan dari kampus)."

Laras dengan kepala menunduk berkata :"Dosen Seto aku pasti akan berusaha untuk lolos di ujian susulan."

"Sangat bagus kamu punya tekad demikian, begini saja, setiap siang, aku akan meluangkan sedikit waktu, kamu datang ke kantor aku, aku berikan pelajaran tambahan."

"A?" Laras terperanjat.

Dosen Seto ini berumur 40an tahun, selain dosen mata kuliah Matematika lanjutan, juga adalah dosen pembimbing yang sangat terkenal dengan disilpin tinggi, khusus menangani mahasiswa yang bandel luar biasa, dan Laras adalah golongan mahasiswa yang bandel luar biasa, hubungan mereka berdua itu selalu tidak akur dan harmonis.

Ujian tahun pertama Laras juga tidak lulus, dan mendapat peringatan keras dari Dosen Seto, bahkan di dalam kelas jam belajar ia selalu dimarah dengan jelek di depan ramai yang membuatnya kehilangan muka.

Laras adalah orang yang tidak boleh diganggu, terang-terang ia melawan, tidak bisa dididik dan selalu tidur di kelas.

Namun sekarang ini, Dosen Seto malahan dengan senyum-senyum dan ingin meluangkan waktu satu jam untuk membantunya belajar tambahan, apakah ada udang di sebalik batu?

Di saat Laras sedang dalam kebingungan ini, tiba-tiba Dosen Yang dari kelas sebelah pun mengangguk-anggukkan kepala kepadanya, "Laras, adalah sebuah keberuntungan bagimu, jika Dosen Seto ingin memberikan pelajaran tambahan untukmu."

"oh....terima kasih Dosen Seto."

Tahun lalu di ujian akhir semester, dia telah berusaha sekuat tenaga untuk belajar, bahkan ujian nasional aja dia tidak perneah seserius ini.

Tetapi, karena dasarnya memang agak payah, dan daya tangkapnya lamban, jadi walaupun harus 10 kali lipat usahanya dari orang lain, hasilnya tetapi begitu.

Matematika Lanjutan adalah mata kuliah yang paling tidak bisa Laras takhlukkan, melihat soalnya saja, dua diantara tiga soal ia tidak mampu menjawab, satu soal lagi itu mengandalkan tebakan.

Jika Dosen Seto berinisiatif ingin memberi pelajaran tambahan, maka ini adalah hal sangat baik baginya.

Mulai semester ini, Laras seperti disuntik penyemangat, saat belajar, ia sangat fokus, selesai makan siang, ia ke kantor dosen Seto tepat waktu, waktu sisa ia gunakan untuk pergi ke perpustakaan, gayanya berubah menjadi sosok seorang mahasiswa yang top, dia tidak akan melepaskan orang yang menghalanginya.

Fanny, Sonia dan Sansan awalnya masih mengikutinya ke perpustakaan, hanya beberapa hari saja, mereka sudah tidak bisa bertahan.

Fanny bertanya : "tuan Laras, apa yang sedang terjadi pada dirimu?"

Sansan :"ia, ujian susulannya kan tidak sulit, hanya selisih beberapa angka saja, kerjakan saja beberapa contoh soal sudah bisa."

Sonia : "Tuan Laras, apakah kamu sudah kerasukan?"

Dahi Laras diikat dengan seutas handuk, di handuk tertulis tulisan "BERJUANG", matanya memancarkan aura kejam, namun dengan nada yang penuh keseriusan berkata : "Siapa pun tidak bisa menghalangi semangatku!"

Temannya : "....."

Jika Gavin adalah motivasi baginya untuk maju, maka keberadaan Jenny membuatnya terus menuntut ilmu ibarat orang yang kehausan, ia seperti busa yang menyerap air, menyerap dengan gila di lautan pengetahuan.

Setelah dua minggu di hari Jumat, Laras membereskan buku pelajaran dan pakaiannya, rencana ingin pergi ke rumah kediaman Pradipta sejenak, bau kembali ke kediaman Gavin.

Ibukota memasuki bulan tiga, tiupan udara paling dingin sudah lewat, namun Gavin masih belum ada kabar.

Laras membeli buah yang besar dan segar di toko buah di depan kampus, lalu menumpangi kendaraan umum menuju kediaman Pradipta

Pengurus rumah senior di kediaman Pradipta melihat kedatangan Laras, ekspresi wajahnya pun tidak tau apakah terkejut atau terperanjat, Nona muda, anda kok datang?"

"Hari ini kuliahnya cepat selesai, dan aku juga sudah lama tidak ke sini, jadi ingin melihat ayah, ibu dan nenek, mengapa, apakah mereka sedang tidak ada? apakah nenek kembali ke rumah kediamannya?"

“Tidak, mereka semua ada, ayo masuklah"

Laras menenteng dua kantong besar, menerobos angin dingin, dari pintu pagar berjalan menuju pintu masuk utama, sekali masuk, ia melihat ada sepasang sepatu boot hitam di rak sepatu.

Sepatu boot dengan lapisan beludru di dalamnya, bahkan berhak tinggi, sangat jelas adalah sepatu boot seorang wanita muda.

Laras memandang ke arah sofa, bayangan seorang wanita yang anggun masuk ke dalam pandangan matanya, melihat Jenny duduk di sana, setelah berjumpa dengannya, Jenny berdiri dan menganggukkan kepala memberi hormat kepadanya.

Laras dengan perasaan yang kurang enak berpikir, bukankah dia sedang menyelesaikan misi bersama Gavin ? Mengapa bisa-bisanya ia datang bertamu di sini? apakah Gavin juga sudah kembali?

Novel Terkait

Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
4 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
4 tahun yang lalu