Cinta Pada Istri Urakan - Bab 161 Ternyata Laras Adalah Burung Phoenix Yang Sesungguhnya

Tere memandang ke arah Romo yang sedang berada di aula utama yang saat ini sedang ramai dipenuhi oleh tamu-tamu undangan dan berkata : "Awalnya aku berencana untuk kembali ke Indonesia dalam waktu dekat ini, tapi sekarang sudah ada adikmu, menurutku kamu juga tidak membutuhkan bantuanku lagi, adikmu ini lumayan, jika kalian berdua bekerja sama, nanti kamu pasti akan bisa kembali berjaya, saat itu terjadi kamu jangan lupa padaku yah."

Rama tersenyum pahit dan mengibaskan tangannya sambil berkata : "Dia ya dia, aku ya aku, dia sangat pintar sekali."

"Maksudnya?"

"Real Estate Podomoro merupakan bisnisnya, bagaimana mungkin dia akan membagikan keuntungannya begitu saja? Awalnya kami ingin bekerja sama, namun kemudian dia bertemu dengan keluarga Pradipta dan bekerja sama dengan mereka. Hais, sebenarnya aku juga mengerti, air selalu mengalir ke tempat yang lebih rendah, sedangkan orang selalu berjalan ke tempat yang lebih tinggi, dengan adanya keluarga Pradipta yang berada di belakangnya, wajar jika dia lebih memilih melakukannya sendirian."

Wajah Tere terlihat marah dan tidak terima, suaranya terdengar sedikit emosi, "Menantunya adalah Gavin Pradipta benar tidak? Karena dia memiliki keluarga Pradipta di belakangnya, sudah seharusnya dia juga mengangkat kakaknya naik, masa dia hanya ingin untung besar sendirian dan tidak mempedulikan kakak kandungnya?"

Rama berkata dengan lirih, "Kak Tere, kita tidak usah membicarakan hal ini lagi, jika orang lain mendengarnya, mereka akan mengira kalau aku tidak suka melihat kesuksesan adikku. Hais, lihat nanti saja harus bagaimana, aku juga bukannya harus hanya mengandalkan dirinya saja."

"Benar sekali, kalau begitu kamu bekerja sama denganku saja, sesungguhnya perekonomian di luar negeri sedang tidak begitu stabil, aku sedang berencana untuk mengalihkan bisnisku kemari, kamu adalah kandidat pertama untuk menjadi mitraku, bagaimana? Apakah kamu tertarik?"

Rama benar-benar merasa sangat gembira, "Tentu, tentu saja tertarik, bagus sekali, tapi.....kak Tere, aku masih ingin membangun perusahaan Atmaja kembali, itu adalah hasil kerja keras keluarga kami selama beberapa generasi."

Tere berkata dengan terus terang : "Tidak masalah, aku mengeluarkan uang, kamu mengeluarkan tenaga, nama perusahaannya tetap dinamakan perusahaan Atmaja, bisnisku sangat banyak, aku juga tidak mempunyai tenaga untuk mengurusnya, tetap harus mengandalkanmu untuk mengelolanya."

"Kak Tere, aku benar-benar berterima kasih kepadamu, kamu sudah beberapa kali menyelamatkanku dari kesulitan, kamu benar-benar adalah penyelamatku."

"Aku belum pantas disebut sebagai penyelamatmu, tapi saudara yang baik senang dan susah bersama, kelak kita berdua adalah saudara kandung yang berada di atas perahu yang sama."

"Baiklah."

Rama menangis sambil menggenggam tangan Tere dan tidak melepaskannya untuk waktu yang lama.

Di dalam aula, Romo tidak diragukan lagi sudah menjadi pusat perhatian semua orang pada malam itu.

Saat ini Real Estate Podomoro menjadi pusat perhatian, Romo yang adalah pemilik Real Estate Podomoro tentu saja menerima banyak perhatian dari banyak pihak, ditambah dengan statusnya yang sebagai ayah mertua Gavin, semua hal itu membuat orang-orang yang ingin memiliki koneksi dengannya terus berdatangan.

Saat ini, sepasang suami istri yang sangat menawan sampai di depan pintu, aula utama yang awalnya sangat bising tiba-tiba saja berubah menjadi sunyi, tidak ada satupun tamu undangan yang tidak menoleh ke arah pintu, tatapan mata mereka semua ditujukan kepada Gavin dan juga Laras.

Gavin masih tetap mengenakan jas hitam dan juga kemeja putih seperti biasanya, cara berpakaiannya yang sederhana dan low profile tetap tidak bisa menutupi cahaya yang keluar dari dalam dirinya, setelan jas yang biasa dan tidak istimewa ini terlihat sangat sempurna dikenakan di tubuh Gavin yang tinggi dan tegap.

Sedangkan Laras menggandeng lengan Gavin dan mengikuti langkah pria yang di sampingnya dengan dandanan yang sangat cantik, gaun terusannya yang panjang dan berwarna peach semakin menonjolkan kulit putihnya yang seperti salju.

Laras tidak diragukan lagi sudah menjadi wanita paling cantik di antara kumpulan wanita-wanita cantik di seluruh aula perjamuan itu.

Semua orang mengaguminya, putri paling kecil di keluarga Atmaja yang sering diremehkan dan bahkan pernah menjadi bahan tertawaan bagi orang-orang itu ternyata tiba-tiba berubah, berubah menjadi nyonya Pradipta seperti yang sekarang ini mereka lihat, benar-benar sulit untuk diprediksi.

Taning Basir, Geni Supar dan Yunar Sihan, ketiganya awalnya adalah teman baik Maira, setiap kali mereka berempat sedang berjalan-jalan, mereka pasti akan menyapu bersih pusat perbelanjaan, masing-masing dari mereka sangat pintar dalam menghabiskan uang.

Namun semenjak keluarga Atmaja bangkrut, Maira tentu saja sudah jarang berhubungan dengan mereka, namun sekarang mereka berempat kembali "bersatu" sebagai sebuah tim untuk memperlihatkan betapa dalamnya rasa persaudaraan mereka kepada orang lain.

Melihat Laras yang begitu cantik, Taning merasa iri di dalam hatinya, dia berkata : "Ternyata Laras yang merupakan burung phoenix emas yang sesungguhnya, dulu tidak kelihatan."

Geni : "Maira, bagaimana hubunganmu dengan adikmu?"

Maira : "Biasa saja, kenapa?"

Geni : "Jika ada kesempatan, tolong kamu katakan hal-hal yang baik tentang kami kepadanya, biar bagaimanapun dulu kami pernah menyinggungnya."

Yunar diam-diam juga merasa sedikit takut, dia berkata : "Benar, benar, bukan saja ayahnya adalah orang Indonesia terkaya di Australia, suaminya juga adalah Gavin Pradipta, dia bahkan bisa membunuh kami hanya dengan mengatakan sepatah kata saja."

Maira : "Kalian tenang saja, selama ada aku, aku tidak akan membiarkan dirinya menindas satupun dari kalian."

"Maira, kamu baik sekali, kita berempat harus menjadi saudari yang baik selamanya."

Manda lewat dari samping mereka dan kelihatan seperti tidak sengaja berkata : "Aku pernah melihat orang yang tidak tahu malu, tapi aku tidak pernah melihat orang yang begitu tidak tahu malu seperti ini, saat keluarga Atmaja bangkrut, kenapa tidak menjadi saudari yang baik selamanya? Kak, dengan bersama mereka, IQ mu benar-benar terlihat sangat rendah."

"........" wajah Taning dan yang lainnya sudah terlihat merah karena menahan amarah, namun tidak ada yang berani menyangkalnya sepatah katapun.

Maira bagaimana mungkin tidak tahu kalau mereka adalah orang-orang munafik yang hanya suka mencari keuntungan saja, namun dia suka kumpulan orang-orang ber IQ rendah ini mengelilinginya, dia sangat menikmati perlakuan mereka terhadapnya, "Adikku kalau berbicara memang suka blak-blakan, kalian tidak usah mempedulikannya."

Geni mengalihkan pembicaraan dengan bertanya : "Maira, apakah Laras pernah melakukan operasi plastik? Atau kalau tidak, pernah suntik?"

Maira berkata dengan ambigu : "Siapa yang tahu, jika dia memang operasi juga tidak akan memberitahuku."

Yunar : "Pasti operasi, selain itu pasti harganya sangat mahal, coba kamu lihat dirinya, hasilnya benar-benar sangat alami, benar-benar tidak terlihat pernah melakukan operasi, tapi orangnya menjadi jauh lebih cantik."

Manda kembali lewat di samping mereka seperti hantu, dia berkata : "Iri hati membuat orang terlihat jelek."

"........."

Di sebelah sana, Romo membawa putri dan menantunya untuk diperkenalkan ke semua orang, semua orang dapat melihat ekspresi bangga di wajahnya.

Banyak tamu undangan yang datang kepada Gavin, mereka tentu saja tidak akan melepaskan kesempatan sebaik ini, hal ini membuat Romo semakin merasa bangga.

"Terima kasih banyak atas kehadiran para tamu undangan sekalian, saya Romo baru saja kembali ke Indonesia, masih ada banyak hal yang belum begitu saya mengerti, di kemudian hari saya berharap memiliki lebih banyak kesempatan untuk dapat bekerja sama dengan semua orang yang hadir disini, terima kasih semuanya, saya benar-benar sangat berterima kasih. Hari ini saya berharap para hadirin sekalian bisa minum, mengobrol, dan juga bersenang-senang dengan sepuasnya."

Setelah Romo selesai bicara, semua orang memberikan tepuk tangan yang hangat, kemudian lagu waltz yang merdu mulai terdengar, di tengah-tengah lantai dansa, Romo meminta keponakannya yang kecil, Manda, untuk menari bersamanya.

Meskipun usia Romo sudah bisa dibilang paruh baya, namun dia masih merawat tubuhnya dengan sangat baik, baik wajah maupun tubuhnya masih seperti anak muda, bahkan masih terlihat lebih modis dari kebanyakan anak muda berumur 20 sampai 30 tahunan.

Romo menggandeng Manda untuk berputar di lantai dansa, dulu perhatian semua orang hanya tertuju kepada Maira, mereka semua menganggap Manda bagaikan anak kecil, sekarang setelah dilihat lagi, Manda juga sudah berubah menjadi gadis yang cantik dan menawan.

Berbeda dari Maira yang dewasa dan matang, Manda memiliki semacam aura gadis muda yang segar dan juga ceria, terlebih saat dia sedang tersenyum, sepasang lesung pipi yang ada di samping bibirnya benar-benar sangat mempesona.

Laras menarik-narik lengan baju Gavin dan berkata : "Lihat, Manda cantik sekali, aku tidak habis pikir kenapa kakakmu tidak menyukainya..... jangan-jangan kakakmu menyukai laki-laki?"

Gavin benar-benar tidak berdaya, dia berkata dengan lirih : "Jangan sembarangan bicara, tidak ada hal yang seperti itu, dulu Rendra pernah mempunyai pacar, hanya saja kemudian mereka putus."

"Oh, kalau begitu kakak pertama masih memikirkan mantan pacarnya?"

"Tidak tahu, kamu tidak usah mencari-cari informasi soal urusan pribadi orang lain."

"Aku kan melakukannya untuk Manda, aku tidak pernah melihat Manda begitu menyukai seorang pria sampai seperti ini."

"Untuk apa kamu mengkhawatirkan hal ini, sudah dibilang kalau mereka berdua itu tidak cocok."

"Mantan pacar kakak pertama seperti apa?"

"Masih tanya lagi?"

"........."

Novel Terkait

Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
3 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
3 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
3 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
4 tahun yang lalu