Cinta Pada Istri Urakan - Bab 69 Siapa Yang Tidak Ada (2)

“Benar, kamu itu orang sabar, sabar sekali.” Gavin mengambil handuk mengusap kaki wanita itu, memijat pergelangan kaki wanita itu membuatnya langsung berputar, nada suaranya juga konyol.

Laras tidak sudi menampilkan kelemahan di depannya langsung menginjakkan kakinya ke atas pundak pria itu, begitu kakinya mengait, sebentar-sebentar mengosok-gosok di muka pria itu.

Setelah menghidupkan mode mesra, hal kecil yang dilakukan antara suami istri itu dilakukan dengan sangat serta merta dan gembira oleh mereka, dua hari pertama Laras masih agak sedikit menolak, karena pria itu memang terlalu hebat sekali, membuat dia berjalan pun jadi tidak enak, lebih tidak perlu dibilang lagi untuk memuaskan pria itu, tapi, sekali sudah melewati masa ketidak-nyamanan, dan setelah merasakan enaknya, dia tidak menolak lagi.

Mematikan lampu, dua orang dengan menggunakan cara yang paling mesra saling menyatakan cinta masing-masing, sewaktu lagi hangat-hangatnya, Laras tiba-tiba bertanya: “Suamiku, dengar-dengar kamu dulu tidak pernah berpacaran, kalau begitu selama 27 tahun ini bagaimana kamu menjalaninya?”

Gavin dengan ringan menggigit wanita itu, merasa puas setelahnya, “Kamu dengar dari siapa yang bilang?”

“Kalau itu kamu tidak perlu tahu, benar sudah cukup, cepat jawab pertanyaannya.”

“Ya begini saja melewatinya, tidak ada pasangan juga seharusnya tidak mati.”

“Tuan Gavin, kamu menjawab asal-asalan saja ya, aku berharap kamu menjawabnya dengan serius.”

“Siapa yang tidak ada pasangan” Gavin menggelitik wanita itu, dia pun tertawa dan juga mengelak, dengan nafas yang terengah-engah meminta diampuni.

……..

Keesokan harinya, cuaca sangat bagus, cerah benderang, salju itu sudah tidak berjejak lagi, langit setelah turun salju itu membiru, luar biasa cerah.

Seperti yang dibilang wanita yang sedang dicintai itu adalah yang paling bahagia, suasana hati Laras juga seakan sama seperti cuaca ini, cantik cemerlang.

Gavin sudah pergi dinas luar lagi, kapan pulang belum ditentukan, ketika Laras berharap sekali dia pergi dinas luar, dia tidak dinas luar, sekarang ingin dia setiap hari pulang, dia malah sering dinas luar.

Hari-hari dilewati dengan cepat, sekejap mata, satu semester sudah berlalu, kota Jakarta pun menyambut udara terdingin di bulan satu, suhunya menjadi lebih dingin.

****************(ceritanya Jakarta ada 4 musim~~)**************

Mungkin karena sibuk mengilas balik pelajaran, Laras juga tidak merasa Gavin sudah dinas luar kota selama satu bulan, setelah habis ujian pulang, dia baru merasa pria itu sudah lama, lama sekali tidak pulang.

“Oi, Dewa, Tuan muda kapan pulang yah?”

Kepala pelayan memberikan jawaban seperti biasa ke wanita itu, “Nyonya muda, Tuan muda dinas keluar kota untuk menyelesaikan tugas, selama tugas dia tidak boleh kontak dengan keluarga, tidak ada kabar itu adalah kabar yang paling baik.”

Laras sudah mual mendengar jawaban seperti ini, suaminya itu dalam hal apapun baik, hanya dalam hal kerja yang tidak baik, sekali dinas luar tidak memperhatikan keluarga, masih tidak bisa menghubungi orangnya lagi.

Kepala pelayan Dewa menghibur dia berkata: “Nyonya muda, istri tentara semuanya seperti ini, seperti Tuan muda masih bisa pulang ke rumah, sedangkan tentara yang diutus menetap di asrama pun tidak bisa pulang, seisi rumah, tua dan kecil semua bergantung pada sang istri.”

Laras menghelakan nafas, “Baiklah, kalau begini aku masih mending, kalau begitu aku pergi cari teman kelas untuk pergi main, tidak perlu menungguku untuk makan malam.”

Kepala pelayan Dewa agak sedikit tidak tenang, dan mengingatkan sepatah: “Kalau begitu Nyonya muda pulang awal saja, karena kalau malam udaranya dingin.”

“Iya tahu.”

Di dalam hutan tak ada harimau, monyet pun menyebut diri jadi raja, begitu keluar dari kediaman Pradipta, Laras pun berganti muka, orangnya jadi girang dan gesit, bebas, ringan tanpa beban.

“Manda, kamu dimana?”

Terdengar dari telepon, suara Manda masih membawa rasa ngantuk, “Masih dimana? sudah habis ujian tentu saja mau tidur tiga hari tiga malam, kamu cari aku ada apa? apapun itu aku tidak ada waktu, siapa pun jangan menghalangiku mencium dan berpelukan dengan selimutku.”

Laras menggelengkan kepala menghelakan nafas dengan sedih sepatah, “Anjing lucu masih single hanya bisa bermesraan dengan selimut, benar-benar kasihan.”

Manda meraung sepatah, “Kamu jangan sok lupa diri, apa hebatnya ada suami?”

“Ais benar yang kamu katakan, aku hebat, aku sok, coba kamu bisa gigit aku ?”

“Putus hubungan!” seketika Manda mematikan telpon.

Novel Terkait

See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
4 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu