Cinta Pada Istri Urakan - Bab 345 Kamu Memang Si Tidak Tau Berterimakasih

Musim Dingin musim ini sangat panjang, juga sangat dingin.

Setelah pengacara keluarga Dibyo menyampaikan maksud dari keluarga Dibyo, dia langsung pergi, memberikan Nagita waktu 3 hari untuk berpikir.

Sebenarnya, Nagita sama sekali tidak ada pilihan, waktu 3 hari, hanya menambah waktu kondisi buruknya.

Ruang Inap Rumah Sakit bagian Kejiwaan.

Kalau Maira sedang tenang sangat mirip dengan anak kecil berumur 3 tahun, dengan menurut duduk diatas tempat tidur.

Dia sekarang sudah tidak diikat dikamar sepanjang hari lagi, waktu pagi hari suster akan melepaskannya beberapa waktu, yang penting kondisinya stabil, maka tidak perlu diikat.

Nagita pelan-pelan berjalan kearahnya, dengan pelan memanggil: "Maira?"

Maira dengan kaku mengangguk, melihat mama yang familiar, bibirnya tersenyum, "Hehehehe."

Nagita duduk didekatnya, menarik tangannya, melihat anaknya yang pelan-pelan mengurus, hatinya seperti digores pisau, "Maira, sudah beberapa hari tidak datang jenguk kamu, rindu mama tidak?"

Maira menggeleng, tidak mengatakan apapun, hanya tertawa bodoh.

"Ada dengar perkataan kakak suster tidak? Kalau ada dengar boleh makan permen lho."

Maira semakin tertawa senang, "Makan permen, makan permen."

Nagita sedih sampai air matanya terjatuh, menekan kuat tangan Maira, tidak tau bagaimana berkata, "Maira, Tanu berapa lama tidak datang melihatmu?"

"Tanu?" Mata Maira yang semula kosong menjadi lebih cemerlang.

Nagita melihat tatapannya berbeda, hatinya gembira, berkata seperti melampiaskan ketidaksenangannya: "Maira, akhir-akhir ini ada banyak hal terjadi dirumah, makanya mama tidak datang melihatmu, kamu lihat kamu sampai tidak ingat mama lagi."

"Bagaimana dengan Tanu? Tanu?"

"Jangan terus memikirkan si tak berhati nurani itu, kalau bukan karena dia, kamu juga tidak akan berubah seperti ini."

Kilat cemerlang dimata Maira sebentar saja langsung menghilang, digantikan dengan kepanikan dan kemarahan, "Bagaimana dengan Tanu? Tanu pergi kemana? Apa kamu menyembunyikan Tanu agar tidak bertemu denganku?"

Nagita terlonjak kaget, panik, lalu sibuk menenangkannya, "Tidak kok, tidak, Tanu sangat baik, hanya saja pekerjaannya sangat sibuk."

Tapi kondisi Maira sudah terlanjur terpancing, semakin lama semakin naik, semakin lama semakin tidak terkendali, "Ah!!!" Dia berteriak, "Kenapa kamu tidak mengizinkan Tanu datang, dasar iblis, aku membencimu, semua orang yang berusaha memisahkan aku dan Tanu pantas masuk neraka, iblis, iblis!!"

Teriakan Maira mendatangkan suster dan dokter, serombongan orang berlari masuk kedalam, dengan terlatih dan cepat menahan Maira.

"Lepaskan aku, lepaskan aku, Tanu tolong aku, Tanu........" Maira berteriak dan marah, dua suster pria dan tiga suster wanita sama-sama menghadapinya, menahannya diatas tempat tidur.

Ekspresi mereka semuanya datar, saling bekerja sama, dengan sigap mengikat Maira diatas tempat tidur.

Nagita terkejut sampai mundur kesamping, gambaran seperti ini, dia tidak asing lagi.

Tapi bagaimana juga, bagi seorang ibu, gambaran seperti ini walaupun dilihat beratus kali beribu kali, hatinya akan lebih sakit berpuluh ribu kali.

Dokter dengan cepat menyuntikkan Maira obat bius.

"Tanu,Tanu......Awas kalian semua, kalian yang tidak mau membiarkan Tanu bertemu denganku bukan, kalian semua orang jahat, semuanya adalah iblis!!"

"Lepaskan aku, biarkan aku pergi mencari Tanu......Dia tidak bisa menemukanku pasti sedang mencari, dia pasti sangat panik......."

"Tanu, Tanu......"

Dengan perlahan, suara Maira semakin memelan, kesadarannya juga semakin menipis, obat bius membuat dia yang dalam keadaan gila dan hancur perlahan-lahan kembali tenang, lalu tertidur pulas.

Diluar kamar inap, dokter memanggil Nagita, menceramahinya, "Nyonya Atmaja, harusnya kondisi pasien beberapa hari ini sangat kondusif, begitu anda datang, malah membuat kondisinya semakin memburuk, waktu dan usaha kami selama ini menjadi sia-sia."

"Kami tau akhir-akhir ini di rumah anda ada terjadi masalah, tapi anda harus tau, dia seorang pasien, anda tidak boleh membawakan suasana tidak baik padanya, pengaruh besar ini bisa mempengaruhi pengobatannya."

"Nyonya Atmaja, aku lihat sepertinya sikap pasien terhadap anda sangat sengit, kusarankan anda tidak usah terlalu sering muncul dihadapannya, agar tidak mengganggu pengobatan."

"Disini ada orang ahli yang menjaga, anda tenang saja, kalau pasien ada perubahan baik, rumah sakit akan langsung mengabari pihak keluarga."

Walaupun sikap dokter ada sedikit tidak sopan, tapi Nagita satu katapun tidak membantah, hanya menerima kritikan dengan diam, tidak berhenti menundukkan kepalanya meminta maaf.

Ketika keluar dari rumah sakit, butiran salju jatuh dari langut, Nagita berjalan ditengah salju, perlahan-lahan dan kesepian.

Suaminya yang diandalkan sekarang ditahan dipenjara, putrinya yang dia sayangi bagai mutiara harta sekarang menjadi gila, juga melupakan siapa dia, dia tidak tau seumur hidup ini keluarga lengkap yang dia idamkan apa masih bisa kembali.

Tiba-tiba, tepi jalan berhenti sebuah mobil, lalu seseorang turun, "Bibi, kenapa berjalan sendiri dijalan?" Itu Laras, suara yang familiar ini, membuatnya sangat jijik.

"Bibi, sudah turun salju, kamu mau kemana, kami antarkan."

Nagita mengikuti arah pandangan Laras, lalu melihat Gavin yang duduk didalam land rover besar itu.

Gavin, Gavin, dialah yang menghancurkan grup Atmaja, dialah yang menjebloskan Rama ke penjara, dialah yang membuat keluarga Atmaja kehilangan semuanya.

Dia menatap Gavin tajam, tiba-tiba mendorong Laras, menunduk mengambil beberapa bebatuan kecil, dengan kejam melempar kearah Gavin.

"Tong tong tong!" Bebatuan itu dilempar kearah jendela kaca penumpang, kebanyakan mengenai rangka mobil Gavin, tidak mengenai Gavin.

Tapi perbuatannya ini cukup membuktikan kalau Nagita membencinya.

"Bibi, apa yang kamu lakukan?" Laras terjatuh duduk diatas tanah.

Gavin begitu melihat Laras terjatuh, langsung keluar dari mobil.

Nagita tidak rela, dia dengan cepat mencari, melihat pecahan keramik seukuran tangannya, tidak banyak bicara, langsung melempar keramik itu kearah Gavin.

Kali ini mengenai Gavin, keningnya berdarah tergores keramik tajam itu, darah segar langsung bercucuran keluar.

Tangannya menahan luka dikening, sebelah tangannya membantu Laras berdiri, "Tidak apa-apa kan?"

"Kamu tidak apa-apa?" Laras melihat darah yang keluar dari sela jarinya, dia marah, panik, juga khawatir.

"Bibi, kami berbaik hati kemari bertanya padamu, kamu kenapa memukul orang?" Laras membalikkan kepala bertanya.

Nagita tertawa dingin, "He, berbaik hati? Laras, kamu memang si tidak tau berterimakasih yang dibesarkan keluarga Atmaja, aku tidak mengharapkan kamu berbalas budi, kamu juga jangan malah membalas kebaikan kami dengan kejahatan!"

Sebelumnya dia masih ada keraguan, tapi setelah tau Gavin hanya memperbolehkan Rama dan Manda bertemu hanya dalam 2 menit, dia sangat resah, juga tidak perlu bersikap segan dengan mereka.

Lagipula sudah patah arang, sudah sampai seperti ini, dia juga tidak menjaga apapun lagi.

"Gavin, kamu menjebak Rama, ingin mempermainkannya sampai mati, mau menghancurkan keluarga Atmaja, bagaimana juga kami membesarkan Laras sampai besar, kamu kenapa berbuat ini pada kami?"

"Dan juga kamu, dasar perempuan haram, masih berharap kami berterimakasih pada kalian? Simpan semua kepura-puraan kalian, cuih! Kamu sama saja dengan papa kandungmu, semuanya tidak tau berterimakasih!"

Salju baru saja turun, juga ada pejalan kaki yang terburu-buru di jalan, melihat kejadian ini, semua orang berangsur-angsur melambatkan langkah atau langsung berhenti.

Darah kening Gavin semakin bercucuran, beberapa tetesan darah juga mengenai salju, berubah menjadi merah.

Novel Terkait

Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
3 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
3 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
3 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
3 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
3 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu