Cinta Pada Istri Urakan - Begitu Lihat Sudah Tahu Saudara Kandung

Tak lama kemudian, Manda sampai di rumah sakit, dan saat Manda membuka pintu bangsal, Rama sudah sadar dan dia mendengar suara pintu terbuka, bola matanya mengikuti ke arah suara pintu itu.

Dengan alat bantu pernapasan yang ada dimulutnya, Rama bernapas lebih keras. Dia ingin bicara, tetapi tidak bisa, dia ingin menoleh dan melihat, juga tidak bisa.

“Paman Atmaja, keadaanmu terlihat sangat baik hari ini.” Itu adalah suara perawat kecil, dan sekarang adalah waktu pengecekkan rutin setiap hari.

Rama melihat bayangan putih dan merasa sedikit lebih nyaman, dia berusaha keras untuk mengedipkan matanya sebagai jawaban.

Setelah sadar, Rama hanya melihat perawat kecil. Suara manis perawat kecil itu adalah obat yang bagus untuk menenangkan emosinya.

"Paman Atmaja, aku akan mengambil darahmu sekarang, jika terasa sakit, kamu mengendus satu kali."

Rama mengendus dua kali.

Perawat kecil itu menggolok-olokannya, "Ngendus dua kali berarti sangat nyaman. Aku tahu teknikku ini sangat hebat."

Rama ingin tertawa, dia menggerakan sudut mulutnya dengan kaku, dan mengeluarkan suara dari tenggorokannya.

Perawat kecil itu mengambil darah sambil berkata: "Paman Atmaja, aku akan keluar setelah mengambil darah. Besok aku istirahat dan kepala perawat akan menggantikanku untuk mengambil darahmu. Kepala perawat itu sangat agresif. Jika dia menyakitimu, kamu mengeluh saja padanya... Oke, sudah. Lihatlah, hari ini ada yang datang menhengukmu, bersemangatlah. "

Perawat kecil itu mengangkat kepalanya dan berkata, "Kamu mendekatlah ke sini, Paman Atmaja tidak bisa melihatmu jika berdiri begitu jauh. Paman Atmaja, aku pergi dulu. Aku sangat sibuk hari ini, dan jika aku bekerja dengan lambat, aku akan dimarahi oleh kepala perawat. Sampai jumpa lusa nanti. "

Rama mengerjapkan matanya sebagai tanda ucapkan sampai jumpa kepada perawat kecil itu. Selama hari yang penuh kegelapan ini, perawat kecil itu telah menjadi satu-satunya sinar matahari baginya. Meskipun itu berarti apa-apa, tetapi setidaknya membuat Rama merasa kehangatan untuk sesaat.

Dulunya, Rama juga memiliki seseorang gadis yang bisa memberi kehangatan untuk dirinya sepanjang waktu.

Rama mendengar suara pintu terbuka dan pintu tertutup, perawat kecil itu sudah pergi, dan ruangan bangsal kembali menjadi sunyi.

Tunggu, perawat kecil tadi sedang menyuruh siapa berjalan mendekat? Dan dia juga mengatakan bahwa seseorang datang menjenguknya, siapa orang itu?

Rama terus memutar bola matanya, berusaha sekuat tenaga untuk mencari orang itu.

Melihat keadaan Rama seperti itu, Manda meneteskan air matanya dari tadi. Saat Rama sedang koma, Manda datang mengunjunginya berkali-kali. Dokter mengatakan bahwa Rama memiliki kesempatan kecil untuk sembuh. Meskipun Rama masih tetap hidup, dia akan hidup seperti itu.

Pada saat itu, Nagita juga ada di sana. Setiap kali Nagita dan Laras datang berkunjung, Nagita selalu membuat keributan, dan hal itu berdampak besar terhadap rumah sakit dan pasien. Seiring berjalannya waktu, mereka tidak datang lagi.

Tadi Manda mendengar dari perawat bahwa Nagita sudah lama tidak datang kemari dan bahkan sudah memberitahu kepadanya bahwa Rama sudah sadar, tetapi dia masih belum datang, Nagita hanya mengatakan bahwa Rama tidak boleh mati.

Saat ini jika dilihat dan dipikirkan kembali tentang sikap Nagita, Manda telah bisa melihat semuanya dengan jelas dari sudut pandang pengamat. Manda melihatnya dengan sangat jelas. Nagita hanya menginginkan harta dari hubungan Rama dengan Maira. Pertemuan antara Maira dengan Rama sungguh menyedihkan, tetapi rencana Nagita lebih mengerikan.

Rama telah dinyatakan lumpuh. Nagita tidak pernah merefleksikan masalah dirinya sendiri. Dia menuduh Romo adalah orang yang menyakiti Rama, dan menjadikan Rama sebagai alat untuk memeras Romo.

Melihat Rama yang seperti ini, Manda sangat sedih dan tidak bisa menahan tangisannya.

Rama mendengar suara tangisan itu, napasnya menjadi lebih berat, dia berusaha menggerakkan tubuhnya, kelopak matanya terus berkedip.

Manda berjalan mendekatinya, berjalan ke depan pandangan Rama.

Rama sangat responsif dan terus mengendus. Dia mencoba mengeluarkan suara dari tenggorokannya, tetapi tidak bisa, hanya saja, suara napasnya semakin berat. Matanya memerah dan kemudian menangis.

Manda membungkuk dan membujuknya dengan lembut: "Ayah, jangan begitu responsif, apakah Anda membenciku dan tidak ingin melihatku?"

Rama ingin menggelengkan kepalanya, tetapi dia tidak bisa melakukannya, dan napasnya menjadi panjang dan berat, seolah-olah dia kesulitan bernapas.

Manda memandang suasana hatinya seolah-olah lebih tidak stabil, dan bertanya lagi: "Apakah Anda senang melihatku? Apakah bahagia?"

Rama mengedipkan matanya dan air mata mengalir dari sudut matanya, gadis yang selalu membawa kehangatan untuknya akhirnya datang, dia sangat merindukannya.

Manda berlutut, memegangi wajah Rama, dengan hati-hati menyeka air matanya, dan berkata dengan lembut, "Ayah, jangan terlalu responsif, Anda harus menjaga emosimu agar selalu stabil, jika kamu tidak patuh, aku akan pergi. "

Air mata Rama terus mengalir, tapi terlihat jelas bahwa Rama sedang mengendalikan napasnya dan tidak lagi begitu berat.

"Ayah, patuh ya, jangan terlalu cemas. Anda sekarang sudah berusia dan sedang sakit, tidak boleh terlalu responsif. Aku punya kabar baik hari ini, apakah Anda ingin mendengarkannya?"

Rama mengediipkan matanya.

"Nagita selalu mengejekku karena ditinggalkan oleh orang tua kandungku dan mengatakan bahwa aku dipunggut dari tempat sampah. Aku tidak bisa menerimanya dan aku tidak akan bersabar lagi, jadi aku ingin menemukan orang tua kandungku."

Rama berkedip lagi. Rama ingin mengatakan sesuatu dan ingin meminta maaf kepada Manda. Mereka telah menyakitinya seperti itu, tetapi Manda masih menganggap mereka sebagai orang tuanya.

"Dengan bantuan Gavin, segalanya berjalan lancar. Aku menemukan orang tua kandungku dan aku sudah menemukan mereka."

"Ayah," Manda berlutut dan bergerak dua langkah ke depan, kemudian mendekatkan wajahnya di hadapan Rama agar Rama bisa melihat dirinya dengan jelas, "Ayah, ayah kandungku adalah dirimu, hasil dari tes DNA, aku adalah putri kandungmu. "

Rama tertegun, matanya lupa berkedip dan terbuka lebar.

"Ini serius, hasil ini aku dapatkan dari Gavin. Tidak mungkin salah. Dan juga, ibu kandungku, namanya Ave, namanya Ave, apakah Anda masih ingat padanya?"

Rama perlahan-lahan menutup matanya dan air matanya tidak bisa behenti mengalir, meskipun dia linglung, tetapi dia tidak akan pernah melupakan mantan istrinya.

"Ketika kalian bercerai, ibuku hamil. Dia melahirkanku. Mungkin karena tidak sanggup merawatku. Dia meletakkan aku di rumah Atmaja. Meskipun aku belum pernah bertemu dengannya, tetapi aku memikirkan hal ini dan aku memahami perasaannya."

Rama membuka matanya dan berkedip dengan cepat, dia ingin menanyakan keadaan Ave.

Ayah dan putri memang sehati. Manda ternyata mengerti apa yang ayahnya maksud dan berkata, "Aku belum menemukannya. Dia pergi ke luar negeri lebih dari 20 tahun yang lalu. Tapi, jangan khawatir, aku bergegas kemari untuk memberitahumu berita ini. Ayah, aku benar-benar putrimu. Apakah Anda merasa bahagia sepertiku? "

Air mata Rama yang akhirnya sudah berhenti mengalir, tiba-tiba mengalir lagi. Benar, dia sangat bahagia dan pada saat yang sama, dia juga merasa bersalah.

Dulu, kerabat dan teman-teman semua mengatakan bahwa penampilan ataupun wajah tiga saudara perempuan dari keluarga Atmaja selalu bagus. Meskipun penampilan dari tiga saudara perempuan itu berbeda, tetapi dari alis matanya sudah dapat dilihat bahwa mereka adalah saudara kandung. Saudara kandung seperti satu keluarga.

Mata Manda penuh dengan air mata dan membujuk dengan lembut: "Ayah, kita jangan terlalu bahagia. Bahagia sedikit saja sudah cukup agar bisa bahagia lebih lama. Hari-hari berikutnya kita tetap harus bahagia. Putrimu akan selalu bersamamu, oke? "

Rama berkedip dan menggerakan jarinya dua kali secara tiba-tiba.

Novel Terkait

Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
3 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
4 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu