Cinta Pada Istri Urakan - Bab 99 Hari Demi Hari Semakin Merindukanmu (1)

Laras melihat dia yang seperti ini, ada perasaan sakit di hatinya.

Seorang putra bangsawan yang elegan seperti dia, tiba-tiba “diasingkan” ke Amerika Serikat, tidak terbiasa dengan kehidupan, tidak ada keluarga dan teman di sekelilingnya, juga pekerjaan yang berat, pasti sangat menderita.

Dan yang mengakibatkan hal ini terjadi, dan ada juga faktor dari dia sendiri.

Waktu berlalu per detik per menit, Christian tidak berniat membiarkannya pergi, tetapi memenuhi tempat itu dengan asap rokok, secara perlahan-lahan asap rokok memenuhi seluruh lorong.

“Christian, apa maksudmu sekarang?” Laras kehabisan kesabaran, yang dari awal suasana hatinya sudah buruk.

“Aku juga tidak tahu,” Christian berkata dengan tidak berdaya, suaranya tidak seperti suaranya yang biasa, “Aku tidak bisa melupakanmu, menurutmu apa yang harus aku lakukan?”

“……”

“Aku pikir bahwa bisa melupakanmu setelah pergi ke Amerika Serikat, tetapi, aku merindukanmu setiap hari, hari demi hari semakin merindukanmu.”

“……”

“Kamu pasti tidak merindukanku benar tidak? Kamu mengikut paman keduaku…sangat bahagia benar tidak?”

Laras menarik nafas dalam-dalam, bertekad dan berkata dengan tegas: “Christian, jika kamu mengatakan hal-hal aneh lagi kepadaku, kita tidak akan menjadi teman lagi, apa yang aku katakan pasti akan kulakukan!”

Hubungan persaudaraan tidak dapat berubah, hubungan pertemanan juga tetap berteman, namun, dia dapat memilih untuk tidak berteman dengannya, bahkan pertemuan ini hanya bertemu untuk mengatakan beberapa kata.

Christian mengisap sebatang rokok, asap rokok menyuluti seluruh ruangan, dengan hembusan yang terakhir, memancarkan asap yang mengumpal, kemudian dengan cepat menyebarnya.

Christian menatap Laras, membuang puntung rokok di depannya, “Piak” menghentakkan kakinya, menggulung membuat lingkaran.

Kemudian, dia perlahan-lahan menghembuskan asap dari dalam dadanya, seolah-olah menumpahkan asap terakhirnya.

Pada saat itu, tiba-tiba Aaron keluar, sekilas melihat dua orang, “Christian?” dengan heran berjalan mendekat, melihat kedua orang itu dengan bingung, “Kalian…kenapa?”

Laras gugup dan bingung, tapi Christian, dengan kedua tangan di saku, dengan menggunakan dagu menunjuk rokok di lantai, berkata dengan setengah mengeluh : “Paman ketiga, bibi kedua mengatakan akan melapor bahwa aku merokok.”

Aaron menatap Laras dengan aneh, “Mengapa adik ipar menjaga begitu ketat?” Dia sambil berkata, sambil mengeluarkan rokok dari sakunya, sambil merangkul keponakannya, berkata, “Pergi, paman membawa kamu pergi merokok.”

“…..” Laras menangis tanpa air mata, merasakan bahwa IQ Christian tidak terlalu tinggi.

Kedua pria itu menghindarinya dan pergi dari toilet pria, berbagi perasaan sesama pria.

Laras menghela nafas dan kembali ke ruangan, dia bukan tidak mengkhawatirkan Christian, tapi dia lebih khawatir dengan Gavin, dia tidak mempunyai pikiran yang lebih untuk mengurus orang lain.

Sejak bertemu dengan Gavin, mereka telah berpisah lama sekali, kerinduan Laras terhadapnya semakin lama semakin dalam.

Sebenarnya waktu mereka berkenalan tidak lama, dan lebih dari separuh waktu dihabiskan dalam pertengkaran, waktu yang benar-benar saling mengenal hanya beberapa hari.

Jika mengikuti kisah percintaan yang normal, mereka harus memiliki periode percintaan, banyak perbedaan dalam masa percintaan, merupakan ujian bagi keduanya, dan merasa seperti sebuah siksaan.

Semua wanita suka berpikiran yang aneh, jika tidak ketemu dengan pria, tidak ada masalah pun bisa membuat menjadi sebuah masalah, terutama seperti Laras yang bosan sendirian di rumah pada liburan musim dingin, akan lebih banyak yang dipikirkan.

Setelah lewat hari kelima tahun baru, kembali lagi pada hari-hari yang membosankan, Laras mengambil sebuah buku dan membacanya, bagaimanapun hanya ini satu-satunya hal yang dapat dilakukannya.