Cinta Pada Istri Urakan - Bab 61 Seseorang Dalam Situasi Yang Baik Tidak Mengerti Penderitaan Orang Lain (2)

Sonny: “Iya.”

Weiner tiba-tiba mencemberutkan bibir, “Atasan, identitas kakak ipar terungkap, pernculikan kali ini ditujukan pada kakak ipar, setelah itu keselamatan kakak ipar……”

Gavin terdiam sesaat dan berkata, “Aku punya rencana sendiri.”

Setelah beberapa saat, pintu kamar pasien terbuka, polisi sudah selesai mencatat pengakuan, “Jenderal, pengakuan Nyonya tidak ada yang beda pada dasarnya sama dengan yang kita tahu.”

Gavin menganggukkan kepala, “Sudah menyusahkan kalian.”

Matahari musim dingin menyinari ke dalam ruangan, Laras yang duduk di tempat tidur tersenyum, dikelilingi oleh sinar matahari, yang membuat senyumannya lebih indah.

Ini adalah pertama kalinya kalian bertemu dengan Laras, seorang gadis yang mempunyai senyum manis, ini adalah kesan pertama semua orang bertemu dengannya.

“Apa kabar kakak ipar, aku Sonny Tulung, semuanya memanggilku Sonny.”

“Apa kabar kakak ipar, namaku Weiner.”

“Apa kabar kakak ipar, aku Jordan.”

Laras menatap mereka, tidak berpikir banyak, langsung bertanya, “Kakak-kakak prajurit sekalian apa kalian masih single?”

Sekumpulan orang ini merasa canggung, dan menoleh melihat atasan.

Wajah Gavin datar, sama sekali tidak bisa membaca jalan pikiran Laras, dia memarahinya, “Buat onar apa lagi?”

“Hahahah, kalian jangan gugup, hanya saja pupuk dan air lebih baik tidak mengalir ke ladang lain, kebetulan aku punya beberapa teman single, kenalkan ke kalian mau tidak?”

****(pupuk dan air tidak mengalir ke lading lain artinya lebih baik memberi keuntungan pada orang dekat)************

Gavin memalingkan matanya, punya istri seperti ini, sungguh memalukan.

Tapi, mereka langsung berterima kasih pada Laras, dan memanggilnya kakak ipar dengan sangat akrab.

Laras tersenyum lebar di tempat tidurnya dan berkata, “Sini sini, ku jelaskan satu per satu, aku sudah mencatat semuanya untuk kalian, hobi, usia, asal-usul, anak muda memang tertarik menjalin persahabatan.”

Dalam situasi ini, Laras sama seperti mak comblang yang ada dalam cerita kuno, karena ketemu dengan beberapa orang yang latar belakangnya lumayan hatinya senang bukan main.

“Semakin detail semakin bagus, anggota keluarga ada siapa saja?”

Gavin yang melihatnya, merasa lucu, ingin marah, tidak bisa berkata apa-apa, “Kalian.......malu tidak?”

Sonny: “Atasan, Kamu dalam situasi baik, tidak mengerti perasaan kami.”

Weiner: “Iya benar, kami setiap saat melihatmu bermesraan, kamu sudah ada kakak ipar, nah kami pacar saja tidak ada......kakak ipar, aku suka yang karakternya lembut.”

Laras menganggukkan kepala, dan berkata: “Tidak masalah, tidak masalah, begini saja, cari satu hari dimana kalian semua ada waktu, buat janji makan nyanyi bersama, siapa yang suka dengan siapa silahkan buat janji, kalau tidak enak mengatakannya cari aku, bagaimana?”

“Iya iya, begini baru benar, kakak ipar, kamu punya berapa teman? Jangan tiba waktunya tidak cukup untuk dikenalkan.”Sonny yang mengatakan ini tidak tahan untuk tidak tertawa, lalu melihat wajah Gavin yang serius, langsung menahannya kembali.

“Aku yah, kakak sepupu ada dua, teman asrama ada tiga, teman sekolah tak terhitung, kalian mau yang bagaimana, pokoknya ada.”

“Yeah, kakak ipar panjang umur.”

Gavin yang berada di samping dengan wajah kusamnya, ini tidak seperti yang dia bayangkan, sama sekali tidak!

“Pekerjaan di tim setumpuk, semua tidak usah kerja lagi ya?” masih tidak bubar, akhirnya dia menunjukkan sikap kepemimpinannya.

Laras duduk bersila, orang lain tidak berani melawannya, dia berani, dan berkata: “Sesibuk apapun pekerjaan juga tidak bisa menunda orang mencari pasangan, bukankah ini hal bagus, merangsang pasar domestik.”

“……” Gavin ingin berterika, namun tersangkut di tenggerokan “Kamu tidak perlu istirahat?”

“Demi kebahagiaan semua orang, aku bisa mengorbankan waktu istirahatku.”

“……”

Kerumunan berteriak, “Kakak ipar hebat!”