Cinta Pada Istri Urakan - Bab 440 Jino, Itu Kamu?!

Walapun diarahkan dengan sebuah pistol, tapi Darius sedikitpun tidak takut, semua hal yang Gavin upayakan untuk diperiksa, sebenarnya dia sudah tau.

Dia melihat Gavin, teman perangnya yang dulu pernah sehidup semati ini, tiba-tiba dia tersenyum mengejar sampai titik ini, dia benar-benar salut dengan kekukuhan Gavin.

Gavin semakin waspada, dengan pistol mengarahkan ke kepalanya, disaat yang sama juga memperhatikan sekelilingnya apakah ada penyergapan atau tidak.

"Darius, hari ini, kamu jangan berpikir untuk lari dari tanganku." Dia menarik pelatuknya, kalau Darius tidak menurut maka dia akan menembak, dia akan membalaskan dendam untuk kesedihan keluarga yang tidak bersalah, membalaskan dendam untuk Jino yang mati dengan buruk, lebih ingin membalaskan dendam untuk begitu banyak pahlawan yang gugur.

Pada saat ini, dari sebelah tiba-tiba muncul sebuah bayangan, "Bos."

"......" Gavin mengira kalau dirinya sendiri berhalusinasi, bagaimana bisa suara Jino?

"Gavin."

"......" Gavin tidak berani percaya dengan telinga sendiri, ini adalah suara Jenny.

Pistol Gavin masih mengarah pada Darius, dia pelan-pelan membalikkan badan, matanya melihat ke sebelah.

Itu Jino, rupanya dia tidak mati.

"Jino, itu kamu?!" Matanya terpancar kebahagiaan yang tak terhingga, "Benar itu kamu?"

Jino pelan-pelan maju, mengangguk, "Bos, benar ini aku," dia berdiri tegak, tangannya membuat salam prajurit, "Jendral, ketua tim penyerangan pasukan khusus serigala, Jino, melapor padamu."

Gelombang darah naik ke otaknya, Gavin tidak sempat untuk senang, langsung menarik akal sehatnya kembali, dia memaksa dirinya untuk tenang, melihat Jino, melihat Jenny, lalu melihat Darius, dengan serius bertanya: "Apa maksud ini semua?"

Darius tersenyum, tapi suaranya malah tidak seperti dulu yang begitu kemusuhan, "Bos, turunkan dulu pistolnya, hati-hati bermain api."

Gavin tidak bergerak.

Jino maju, langsung menahan pistolnya, "Bos, kak Darius yang menolongku, dia adalah orang kita sendiri.“

"Apa?" Terlalu banyak pertanyaan, terlalu banyak ketidakpahaman, Gavin kacau, "Video itu......bukan kamu?"

"Itu aku, saat itu aku tertembak, tapi belum mati, untuk mendapatkan kepercayaan Tere Liye, kak Darius sengaja merekam video itu, yang dia gores itu bukan wajahku, tapi bahuku." Selesai berbicara, Jino membuka kancingnya, menarik turun kerah bajunya, menampakkan luka yang mengerikan di bahunya, dan juga dibagian bawah baju ada sebuah bekas tembakan.

"Bos, setelahnya kak Darius menolongku dari kematian, bagian yang dia tembak bukan bagian fatalku, kalau bukan dia, aku sudah mati."

Gavin bertanya: "Kalau begitu bagaimana dengan polisi anti narkoba?"

Jino: "Itu adalah jebakan Tere Liye, hanya saja saat dia merencanakan untuk membakar mereka semua, juga mengikutkan nyawanya sendiri."

Membicarakan hal ini, ekspresi Darius sangat menderita, "Aku yang terlambat."

"Kalau begitu bagaimana denganmu?" Gavin berputar ke arah Jenny.

Jenny: "Aku pergi ke gunung Sumbing tidak lama langsung diculik oleh Tere Liye, Dariuslah yang menolongku, saat itu dia terluka parah, pura-pura pingsan untuk menahan Tere Liye, tapi kalian tidak cukup cepat, tidak berhasil menemukan posisiku. Dia menyuruhku pura-pura mencari perlindungan aku baru bisa hidup sampai hari ini, he, juga berterimakasih padamu yang adil, memberiku hukuman mengkhianati negara, membuat Tere Liye percaya padaku."

Nada bicara Jenny sangat datar, terkait penilaian Gavin kepadanya, dia juga sudah resah.

Gavin: "Begitu banyak penyerangan, setiap kalinya Tere Liye berhasil kabur, apa kamu yang membantunya dibelakang?"

Darius: "Bukan, kamu kira dia bisa sampai hari ini itu semuanya kemampuannya palsu? Kamu kira dia tidak mengerti strategi kalian? Kamu tau apa statusnya yang sebenarnya?"

Wajah Gavin menyuram: "Anggota penyamar pasukan khusus serigala yang dulu, Aston Martin."

Darius menggertakkan giginya: "Benar, dia orangnya."

Gavin: "Aku juga tau hubunganmu dengannya."

Tatapan Darius menyala, tapi masih tetap tegar, "Kenapa rupanya kalau dia adalah ayah kandungku, selain memberiku nyawa, dia tidak pernah membesarkanku dan mendidikku, perbuatannya jahat, kejam, membunuh begitu banyak saudaraku, aku tidak akan mengakuinya hanya karena dia ayah kandungku."

Gavin: "Keruntuhan gunung Sumbing juga kamu yang ledakkan?"

Darius: "Tere Liye mengetahui jebakan Parto, aku tidak bisa menghentikannya."

Gavin: "Kalau begitu kamu tidak bisa tidak mengakui kalau kamu yang menembak Parto bukan?"

Darius: "Benar, kejadian ini aku tidak bisa tidak mengakui, Tere Liye sangat curigaan, walaupun aku berada disisinya selama 6 tahun, dia sama sekali tidak mempercayaiku, untuk mendapatkan kepercayaannya, aku hanya bisa melakukannya, aku menyisakan Minah untuk memberikan petunjuk pada kalian, sudah cukup."

Gavin: "Jadi mengapa begitu lama tidak berkomunikasi dengan kantor pusat?"

Darius: "Disaat aku mengetahui rahasia Tere Liye, aku tau aku tidak boleh berhubungan dengan kantor pusat lagi, begitu berhubungan, dia akan langsung tau, karena dia memang orang dari pasukan serigala."

Gavin: "He, lagipula dia sudah mati, terserah kamu berkata apa. Sekarang aku bertanya lagi padamu, Tere Liye sudah mati, kamu masih mengirimkan video seperti itu memprovokasi militer, kenapa? Kamu masih melakukan pekerjaan ini, kenapa? Kamu tidak pulang tidak menghubungi kantor pusat, kenapa?"

Darius menghela nafas berat, dengan pelan berkata: "Tere Liye adalah Aston, Aston dan Reno adalah saudara satu marga, dari kecil sampai besar bersama, Aston mengubah wajahnya berubah menjadi Tere Liye, kamu kira dia mempunyai keberanian itu? Ini semua karena Reno! Kamu kira Tere Liye yang membuat ini semua? Salah, Renolah dalang di balik semua ini"!

"......" Gavin terkejut, walaupun dia curiga kepada Reno, tapi Darius mengatakan itu, masih saja membuatnya terkejut.

Darius: "Kalau begitu Tere Liye mati aku langsung menghubungi kalian, kalau begitu Reno akan tau tujuanku, lalu bagaimana aku mau memeriksa Reno?"

Saat ini, Jenny masuk kedalam percakapan mereka, "Gavin, aku dengan Tere Liye bersama beberapa waktu, Tere Liye adalah orang tua yang sangat licik, Darius beberapa kali hampir kehilangan nyawanya, aku bisa menjamin dengan diriku sendiri kalau semua perkataannya benar, tentu saja, aku tau di hatimu aku sudah tidak punya karakter lagi."

Jino maju selangkah, "Bos, kamu tidak percaya perkataan mereka, kalau aku? Perkataanku kamu bisa percaya kan? Aku bisa hidup dan berdiri dihadapanmu, kamu bisa percaya kan?"

Kejadian terlalu banyak terlalu rumit, Gavin membutuhkan waktu untuk mengurutkan peristiwa, dia tidak akan dengan mudahnya percaya dengan kata-kata Darius, dia ingin periksa dan buktikan sendiri.

Darius: "Gavin, aku tau ini semua membuatmu sulit untuk percaya, tapi ada satu hal, aku harus beritahu padamu, kalau kamu pulang, kamu akan mati.”

Gavin: "......"

Darius: "Setelah Tere Liye mati, untuk mengujiku, Reno menyuruhku melakukan 2 hal, yang pertama membunuh Laras, yang kedua membunuhmu."

Gavin: "......"

Darius: "Aku sangat minta maaf membuatmu dan adik ipar terluka, aku terpaksa melakukannya."

Gavin: "......."

Novel Terkait

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
4 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
4 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Baby, You are so cute

Baby, You are so cute

Callie Wang
Romantis
3 tahun yang lalu