Cinta Pada Istri Urakan - Bab 192 Aku Masih Berharap Ada Sesuatu diantara Kita

“aku sudah menemukan dia, semuanya ada disebelahku.”

Suara ini sangat tidak asing bagi Ariel.

Meskipun suara dari walkie talkie agak terdistorsi, dia bisa mendengarnya dengan jelas ini suara Rendra.

Dia juga mendengar dengan nada bersemangat, kegembiraan yang hilang telah kembali.

Laras terlalu bahagia, jadi dia tidak memperhatikan raut wajah Ariel.

“Bagus sekali, akhirnya bertemu.”

Ariel tersenyum dan berkata : “Kalau begitu cepat tunggu didalam, nanti mereka akan kembali.”

“ya.”

Di kelas, beberapa guru wanita yang ditempatkan di base camp mengelilingi Laras.

Mendengarkan setiap kabar baik dari walkie talkie, perasaan khawatir orang-orang mulai reda.

Kira-kira satu jam kemudian, pasukan penyelamat akhirnya kembali, Laras tidak henti-hentinya mengucapkan terimakasih, sangat terharu.

Sampai dibawah lampu, semuanya baru melihat dengan jelas, dia tidak hanya terluka dibagian kaki, tapi wajah dan badannya juga ada luka yang tidak sedikit.

Semuanya pun beristirahat, Laras juga mengandeng Manda untuk kembali ke kamar tidur.

“Kamu benar-benar mengejutkanku, bukannya kamu bilang akan cepat kembali?”

Memikirkan kejadian ini, Manda sedikit takut, dia merasa sangat sulit menaikkan bahunya dan berkata: “maaf aku salah.”

Laras menatapnya putih pucat, dan dengan menyakitkan menggaruk lecet di wajahnya yang cantik dan berkata, "Lupakan, demi cacatmu, aku akan memaafkanmu."

“apaa?” mendengarnya Mandapun sangat terkejut, dengan panik mengambil kaca dibawah bantalnya.

Laras melihatnya sangat panik, tidak kuat untuk menahan tawa, “jadi wajah lebih penting dari pada nyawa?”

Manda melihat dirinya dicermin, ada beberapa luka kecil dimukanya, selain sedikit kotor tidak ada yang lebih parah, dia berkata dengan pelan : “pastilah, di jaman ini, wajah sangat penting.”

Waktu ini, ada orang yang mengetuk pintu.

“Silahkan masuk.”

Yang datang adalah Rendra, tubuhnya yang tinggi berdiri di pintu, kepalanya hampir mengenai kusen pintu atas

Cahaya bulan bersinar terang di luar, dan pantulan miringnya melesat ke dalam ruangan, membuat ruangan itu tiba-tiba gelap selama beberapa menit.

“kak? Ada apa malam-malam datang?”

Rendra mengkat tangan yang berisi air obat, dan berkata : “ini adalah obat pencuci, menghilangkan cairan racun dalam tubuh, berikan kepadanya.”

“ohh..” Laras mengambilnya, “kamu mau duduk?”

“Sudah larut malam, kalian cepat istirahat.”

“Baik, terimakasih kak.”

“tidak masalah.” Rendra menatap Manda dan pergi.

Laras menutus pintu menghampiri Manda dan duduk disampingnya, menatap Manda dengan tajam, “Kalian berdua… ada hubungan apa?”

Manda mengangkat bahunya memberikan tanda tidak, dan berkata sendiri : “aku masih berharap ada sesuatu diantara kita.”

“Sini naikkan kakimu, aku berikan sedikit kompresan.”

“Adikku!”

“Aku memang adikmu.”

Laras mengambil obat tadi, mengunakan kain mulai mengompres beberapa luka, “tahan ya, harus ditahan kalo kamu teriak dan terdengar oleh Rendra dia pasti akan datang lagi.”

Manda mengertakkan giginya : “Laras, diem!”

——

Pagi harinya orang-orang kerja seperti biasa, mMnda karena terluka, jadi dia istirahat.

Para pendaki juga pergi dengan tas mereka. Hanya Ariel yang tetap di sini, dan dia secara sukarela mengajukan petisi untuk bergabung dengan kelompok pekerja sosial.

Harus diketahui, dirinya adalah seorang artis, sempat berpikir artis yang sangat dingin dan susah untuk didekati, sekarang dia menjadi setingkat dengan mereka, beberapa guru sangat bahagia.

Walaupun di atas gunung sangat minim informasi, anak-anak tidak tau siapa Ariel, tapi beberapa guru yang datang dari kota besar mengenalnya.

“Aku mau mendapatkan tanda tangannya Ariel, dia masih menuliskan beberapa kata-kata, siapa yang bilang dia tidak ramah, terlihat jelas dia seorang yang ramah.”

“Berarti dia akan tinggal dan makan Bersama kita? Waoo, menjadi satu team dengan artis, sangat cukup untuk satu tahun ini.”

“Dulu, aku membaca berita bahwa dia sangat egois, jelas-jelas sengaja mendiskreditkan. Dia adalah orang yang nyata dengan niat baik.”

Bukan hanya kebahagiaan untuk guru tapi murid juga.

Karena kedatangannya, merekapun menambahkan satu kelas seni.

Murid-murid, apalagi anak perempuan sangat menyukai dia.

Pekerjaan mengajar di sisi ini teratur, dan pekerjaan eksplorasi di sisi lain juga telah membuat terobosan.

Dimas: "Administrasi Geologi tidak mendeteksi gempa di Gunung Sumbing kemarin. Aku secara khusus bertanya, Komisioner Administrasi Geologi mengatakan bahwa kotaku sekarang sangat akurat dalam mendeteksi gempa. Bahkan gempa kecil sekalipun pasti bisa terdeteksi.”

Rendra : “tapi Manda berkata dengan sangat pasti, dia berkata seperti bom yang meledak.”

Gavin yang ada didalam video itu berkata : “bisa jadi itu suara bom, bom juga bisa memicu gempa.”

Dimas : “Kalo memang bom, dapat memicu gempa kekuatannya pasti tidak kecil, tidak ada alasan kita disini tidak mendengarnya.”

Renda : “lebih baik kamu memastikan semua ini dengan pasti.”

Dimas : “Pasti boss..”

Gavin berkata : “Satu masalah dapat dengan tidak sengaja berkatian, tapi ada beberapa masalah yang sulit dikaitkan. Disana itu kampung halamannya Parto Dwi, polisi sudah mencarinya selama 2 tahun tapi tidak menemukannya, dia pasti sedang bersembunyi, bisa jadi dia bersembunyi di Gunung Sumbing. Dia ingin bertahan hidup diatas gunung, tidak mungkin dia tidak pernah keluar, pasti dia akan meninggalkan jejak.”

Dimas sangat kagum dengan cari pikir bosnya, selalu menghubungkan setiap kejadian dengan jelas, “Aku paham.”

——

Manda beristirahat seharian, tengah hari pergi mengerjakan tugas.

Dia tidak bisa diam, lagipula mengajar itu menggunakan mulut bukan kaki.

Mendengarkan pujian rekan setimnya kepada Ariel, dia juga setuju.

Tapi masih ada masalah yang susah dijelaskan, seringkali mengganggu perasaan hatinya yang sedang baik.

-----“Orangnya sekarang belum setuju untuk kembali bersama, bukan berarti nantinya juga tidak setuju untuk kembali bersama, kamu waktu itu tiba tidak akan bisa masuk”

——”Sekarang mumpung belum disatukan kamu tidak cepat-cepat mengejarnya? Jadi mau menunggu mereka menemukan jalannya dulu? Itu berarti kamu pelakor!”

——“Jelas mereka berdua suka satu sama lain, cepat atau lambat mereka akan menjadi satu, kamu terlalu sombong untuk menilai diri sendiri, itu akan membuat dia lebih merendahkanmu.”

——“Tidak, dia sudah berkata dengan jelas malam itu, dia bilang masalah mereka itu sudah masa lalu, Manda kamu harus lebih berusaha lagi, dia sudah menyukaimu, kalo tidak dia tidak akan meresikokan nyawanya memanjat gunung untuk datang menolongmu.”

——“dia memang baik, jangankan orang, kucing atau anjing saja akan ditolong olehnya. Kamu tidak merasa mereka sudah ditakdirkan bersatu?”

——“Kebahagiaan berasal dari diri sendiri, berusahalah masih ada setengah lagi menuju sukses, kalo tidak berusaha berarti kamu akan 100% gagal.”

2 jenis masalah ini sangat menganggunya, membuatnya, membuatnya tidak tenang.

Novel Terkait

Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Awesome Husband

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
3 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
3 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
3 tahun yang lalu