Cinta Pada Istri Urakan - Bab 303 Apakah Kamu Masih Mencintaiku?

Vero benar-benar dengan penuh kekuatan untuk menggigit memakai mulutnya, memaksanya sampai gemetar.

Sonny menahan rasa sakit. Dia melihat air mata di wajah wanita setetes demi setetes di lengannya. Dia juga melihat cairan darah meluap dari bibirnya.

Tapi dia tetap membiarkannya, dan dia memang bersedia.

Untuk sesaat, Vero akhirnya mengendurkan giginya. Mulutnya penuh darah. Ada campuran darah dan air mata di mulutnya, yang asin dan amis.

Sonny tidak peduli dengan lukanya, tetapi menyeka air mata di mulutnya dengan ibu jarinya.

"Kamu jangan begini, kamu melakukan ini aku ..." Pria itu menarik napas dalam-dalam dan tidak tahu bagaimana mengatakannya.

Vero menangis, benar-benar mengabaikan imej nya, "bagaimana kamu bisa begitu tak berperasaan? Aku sangat membencimu."

Hati Sonny, menyusut seperti menjadi bola, terasa sakit sekali.

Dia berpikir selama waktunya cukup lama, mereka berdua bisa saling melupakan hubungan dan perasaan.

Tapi dia tidak tahu, Vero sudah seperti ini selama tiga tahun.

Dan dia sendiri, selain di permukaannya seolah-olah tidak ada yang terjadi, di dalamnya tidak jauh lebih baik.

Dia sendiri goyah karena desakan hatinya, dan bahkan ragu apakah dia telah membuat keputusan yang tepat.

Dia menyeka mulut wanita, dan wanita itu tiba-tiba meraih tangan si pria, menatap matanya, dan ragu-ragu untuk bertanya, "apakah kamu masih mencintaiku?"

"..." Untuk pertama kalinya dalam hidup Sonny, dua wanita dalam kurun waktu 5 menit menyatakan cinta padanya.

Namun, pada saat itu, perasaannya benar-benar berbeda dari perasaan perawat kecil itu.

Adalah naluri untuk menolak perawat itu, tetapi sekarang dia ingin memeluk Vero secara naluriah.

Naluri ini, cukup kuat untuk membuatnya takut.

Vero melihat bagian tangannya yang berdarah yang telah digigitnya. Ekspresinya penuh dengan permintaan maaf. Dia ingin menyentuhnya, tetapi dia takut menyakitinya. Dia hanya berjabat tangan dan menggambar garis di sana.

"Tidak masalah. Aku akan membantumu mencuci mulut di kamar mandi. Ayo," kata Sonny, menepuk pundaknya dengan tangan lain

Pada saat ini, tanpa melihat ke cermin, Vero tahu bahwa tampilan dia berantakan. Siapapun pasti ingin menunjukkan penampilan terbaiknya di depan pria kesayangannya.

Tapi dia kuyu, acak-acakan dan terlihat emosional. Seperti orang gila, yang menyakiti pria itu.

Dia berdiri diam, hatinya sangat sakit sehingga dia tidak bisa melakukan apa pun selain bernapas.

Sonny tidak kesal, dengan sabar mengusap handuk hangat, dengan hati-hati menyeka wajah dan mulutnya, dan menyisir rambutnya yang berantakan dengan sisir.

Di masa lalu, juga sering membantu menyisir rambutnya. Setiap kali dia menyisir rambutnya ke belakang sampai ke belakang punggungnya, wanita itu selalu menertawakan keeleganan yang dimiliki pria yang lurus itu.

Sekarang, dia dengan hati-hati membantunya menyisir rambutnya, dan menyisir membelahnya menjadi dua.

"Bagaimana, bolehlah ya?"

Vero melihat ke cermin. "Kenapa tidak ke belakang punggung?"

Sonny berkata sambil tersenyum, "dulu bukannya cuma bermain denganmu."

Vero menatapnya dengan gila, pada saat itu, wanita itu berpikir pria ini masih mencintainya.

Dia mengedipkan matanya dan air mata jatuh, dengan tanpa ragu, meraih pinggangnya dan menempelkan wajahnya ke dadanya.

Perasaan ini, lama tidak dirasakannya.

Sisir di tangan Sonny jatuh ke lantai. Dia tidak berani bergerak. Dia tidak mendorongnya atau memegangnya erat-erat, tetapi tangannya tidak bisa diletakkan di mana pun.

"Masih mencintaiku, benarkan?" Vero dengan rakus bersandar di dadanya yang kuat, takut itu adalah mimpi, dan ketika dia bangun, itu hilang.

Sonny menggodanya dengan nada seorang pria ‘bajingan’, "sudah begitu lama masih ingat denganku? Pesonaku benar-benar bagus..... Aku pikir aku harus melaporkan kepada pimpinan bahwa aku seharusnya tidak memiliki kontak fisik dengan pihak yang bersangkutan selama periode tugas, tidak sesuai dengan aturan. Jika aku tidak melakukannya dengan baik, aku harus dihukum. "

Vero mendorongnya menjauh, pria ini selalu bisa mengganggunya dengan kata-kata paling kejam dalam waktu singkat.

Sonny menghela nafas dan berkata, "Sudah begitu lama. Yang sudah berlalu, sudah berlalu, apalagi yang ingin kamu lakukan?"

Vero, menggigit bibirnya dan merasa sakit, berkata kepada pria itu sekaligus dengan dirinya sendiri, "ya, jadi apa yang aku lakukan sekarang tidak ada hubunga dengan siapapun.Aku tidak berhak untuk peduli dengan siapa kamu bersama, dan aku tidak berhak menghalangi kamu untuk memulai hubungan dengan cinta baru. Kamu melihatku pasti lucu kan. "

"... Itu adalah perawat kecil yang aku temui secara kebetulan. Aku tidak ada pikiran apapun."

"Tak perlu dikatakan, kalau aku adalah kamu, pasti akan memilih yang lebih muda, lebih cantik, dan lebih waras."

"... Kamu benar-benar tidak masuk akal. Kamu dulu tidak begini.”

Tiba-tiba, Vero sepertinya mengakui kegagalan hidupnya, dia tidak punya energi lagi untuk dipakai "Kamu pergi, pergi."

"Pimpinan memerintahkanku untuk datang. Ini tugasku."

Mendengarkan ini, perkataan ini, memang tidak bisa disangkal.

Vero berbalik diam-diam dan bergerak maju.

"hei,pergi kemana?“

Wanita pergi ke samping tempat tidur, ada ponselnya di meja samping tempat tidur. Pasti Gavin yang memberikannya untuk dirinya.

Wanita itu menghidupkan ponselnya dan memilih nomor menelepon keluar.

Segera, telepon masuk, dan dia berkata kepada orang di telepon dengan muram, "bawa orangmu pergi, aku tidak ingin melihatnya."

"Tidak butuh, suruh pergi."

"Kalian semua jangan pikir sendiri, jangan sok pintar."

"Ya, tidak perlu."

Dengan berat dia menutup telepon, dia dengan paksa melepaskan gelang rumah sakit di pergelangan tangannya, memakai sepatu sendiri, berbalik dan pergi.

"hei, kamu pergi kemana?" Sonny mengejarnya.

Vero tidak membalikkan kepala, hanya berkata: "Kamu tunggu disini urus prosedur check out ku, aku pergi duluan, kamu bisa kembali lapor setelah selesai mengurus prosedur."

"..." kalau begitu dia harus menunggu dua jam di rumah sakit.

berpikir, tidak benar, Sonny mengejarnya.

Mereka tidak berbicara lagi, hanya berjalan satu didepan satu dibelakang.

Tidak banyak orang di rumah sakit di pagi hari. Angin pagi yang sejuk berhembus dengan sedikit kesejukan.

Di gerbang rumah sakit, Vero memberi isyarat untuk taksi, mungkin karena dia masih mengenakan setelan baju rumah sakit, banyak mobil kosong melewatinya tanpa berhenti.

Sonny buru-buru melaju dan berhenti di depannya. "Jika sudah bawa kamu kembali dengan selamat sampai ke rumah, aku baru boleh kembali melaporkan tugas sudah selesai."

"Jika sudah antar sampai rumah, kamu bisa pergi?"

"Benar sekali."

"Baik!"

Sonny sangat tahu karakternya dengan baik sehingga wanita ini bisa patuh hanya ketika dirinya menggunakan metode ini.

Benar saja, wanita itu masuk ke mobilnya dan mengikat sabuk pengamannya. "Merepotkanmu, tolong ngebut sedikit."

Selama tiga tahun, wanita ini masih sangat keras kepala, tetapi dirinya masih bisa mengendalikannya dengan mudah.

Mengemudi mobil, Vero secara tidak sengaja melihat dompet pria itu.

Jantungnya bergetar. Dompet itu, dia yang memberikan padanya, dan pria itu masih menggunakannya.

Dompet itu ada dashboard supir, barusan dikeluarkan ketika dia membayar biaya parkir. Karena dia bergegas untuk keluar, jadi dia sembarang menaruh dompetnya disana.

Di dalam dompet, tampaknya ada sesuatu yang jatuh keluar, yang dapat dilihat oleh Vero dan membuat hatinya berantakan tidak karuan.

Sonny mengambil dompetnya saat mengemudi. Matanya terfokus pada bagian depan, tetapi dia tidak melihat ada sesuatu yang jatuh dari dompetnya.

Dan foto itu, kebetulan jatuh di kaki Vero.

Novel Terkait

Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
4 tahun yang lalu