Cinta Pada Istri Urakan - Bab 823 Kekerasan Dalam Rumah Tangga

Di ruang pemantauan Pasukan Khusus Serigala, rekan-rekan kerja yang sedang bertugas mengawasi pekerjaan menyaksikan langsung kekerasan rumah tangga yang terjadi secara tiba-tiba.

Rekan-rekan kerja tim khusus ini telah bekerja dengan Morales selama setahun, mereka hanya bisa menyaksikannya di apartemen. Tetapi setiap kali mereka sedang bertugas diluar, mereka semua melihat kepedulian dan kasih sayang Morales terhadap istrinya.

Di dalam kelompok mereka, Morales terkenal dengan cintanya terhadap sang istri.

Siapapun tidak akan terpikir bahwa seorang pria yang begitu mencintai istrinya melakukan kekerasan dalam rumah tangga.

Gavin sangat terkejut saat menerima berita ini.

Jika hal-hal yang lain dikarenakan kode etik perusahaan, kemudian disembunyikan dari Laras, maka apabila kejadian kekerasan rumah tangga yang di alami Eli ini disembunyikan juga, hati nuraninya akan merasa tidak tenang.

Di kediamannya, Gavin tiba dirumah dan terus berpikir. Dia masih ragu untuk memberi tahu kepada Laras.

Nana dan Bobi juga baru saja pulang. Nana baru saja menyelesaikan kelas tariannya dan Bobi baru saja menyelesaikan latihan Taekwondo. Mereka bersemangat ingin saling bertanding siapa yang lebih hebat dalam gerakan split.

Nana : "kakak, kakimu belum terlalu lurus."

Dapat dilihat, Bobi sedang berjuang sekuat tenaga untuk melakukan gerakan split, dan kedua kakinya telah mencapai batasnya, tetapi, masih selisih sedikit.

Nana jauh lebih santai. Dia mengenakan stoking putih, kedua kakinya terpisah menjadi satu garis lurus, jari-jari kakinya juga kelihatan sangat lurus, wajahnya dipenuhi dengan senyuman bahagia, dia sangat bangga dan percaya diri.

"kakak, kamu begini tidak memenuhi standar, kamu harus turun lagi, turun lagi sedikit."

Sambil berbicara, Nana berdiri dan menekan bahu Bobi dan menekan kuat kebawah.

Bobi kesakitan hingga berkeringat di dahinya, tetapi dia menahannya.

"Kamu harus bertahan, kalau tidak bisa, perbanyaklah latihan, jika kamu terlatih dengan baik maka tidak akan sakit lagi."

Bobi ingin sekali bertahan, tetapi dia sangat kesakitan. Kemudian dia mulai menangis dan berteriak, "Adik, jangan tekan aku lagi... kakiku... sudah mau lumpuh..."

"Tidak akan lumpuh. Ini adalah sebuah proses. Jika kamu tidak bisa melakukannya, kamu perlu lebih banyak berlatih. Buatlah pelatih melihat kemajuanmu."

Laras keluar dari dapur sambil menghidangkan sayuran dan melihat putra dan putrinya berlatih di sana, merasa kasihan dan juga terhibur, "Sudah, sudah, mari kita makan."

Nana melepaskan tangannya, dan Bobi jatuh di atas karpet, mengusap air matanya dan berkata dengan sedih, "ma, mama, aku merasa... gerakan split adalah hal yang paling sulit di dunia..."

Laras tersenyum, kemudian mendekati dan membantunya berdiri, sambil menyeka keringat dan air matanya, dan berkata, "Ya, gerakan split mungkin sulit bagi kamu saat ini, tetapi percayalah pada mama, kedepannya kamu akan menemukan hal yang jauh lebih sulit dari gerakan split. "

Bobi tampak bingung, "Ah? Jadinya aku akan terus menangis seperti seekor anjing setiap kali? Itu akan sangat jelek."

Mendengar kata-kata perumpaan putranya, Laras tidak bisa menahan tertawa, "Ya benar, setiap kali menghadapi kesulitan langsung menangis, itu bukanlah gaya seorang lelaki."

Bobi menyeka air matanya, tetapi masih ingin menangis lagi, "ma, gerakan split benar-benar terlalu sulit."

"Sudah, sudah. Hari ini mama yang memasak sendiri makanannya, ini adalah masakan andalan nenek, daging asam manis, mama juga menaburkan biji wijen. Makan yang banyak ya untuk tambah energi."

"Kalau gitu... Baiklah..."

Seketika teringat rasa hidangan asam manis yang dimasak oleh nenek, perhatian Bobi langsung teralihkan, dan matanya menatap ke arah meja makan.

"Pergi cuci tangan, setelah itu baru boleh makan."

"Oke."

Gavin tiba di rumah dan kebetulan baru saja mau mulai makan. Dia mencuci tangannya dan duduk di sebelah Laras.

Ini adalah pertama kalinya Laras mmemasak saus asam manis sesuai dengan metode yang diajarkan oleh mamanya. Dia dulu selalu masak berdasarkan metodenya sendiri. kalau tidak terlalu manis berarti terlalu asam. Kali ini, tampaknya dia berhasil.

"Cobalah makan, apakah rasanya sama dengan masakan nenek?"

Laras menatap anak-anak sambil mengambil satu potongan daging untuk Gavin, "Nah, jangan bilang aku hanya peduli dengan anak-anak dan tidak peduli padamu, ini potongan daging pertama untukmu."

Gavin mencicipi rasa asam manis pada masakannya, dengan perasaan campur aduk di dalam hatinya. Dia masih belum menemukan cara untuk membuka mulut tentang masalah tadi. Pada saat yang sama, dia khawatir Laras akan melarikan diri setelah mengetahuinya.

"Apakah enak?"

"Enak sekali."

Pada saat itu, Laras sangat puas dengan masakannya. Itu adalah rasa favoritnya ketika dia masih kecil. Dia berharap itu juga akan menjadi rasa favorit bagi anak-anaknya.

"Terima kasih atas dukungan kalian. Aku mulai memiliki rasa percaya diri dalam memasak."

Laras kembali menatap Gavin, dan merasa sedikit aneh hari ini. Dia menyentuhnya dengan lutut di bawah meja, dan bertanya dengan tatapan mata— "Ada apa?"

Gavin menggelengkan kepalanya dengan ringan dan berbisik, "Makanlah dulu."

Makan dulu? Laras menyadari ada sesuatu yang ingin dia katakan padanya.

Setelah makan malam, Liaras Atmaja mengikuti Gavin masuk ke dalam kamar. Dia melihat ekspresinya yang serius dan tahu bahwa ada sesuatu yang terjadi.

"Ada apa? Kamu terlihat sangat serius, aku jadi takut."

Gavin merasa ragu-ragu untuk waktu yang lama, beberapa kali membuka mulutnya tetapi tidak berbicara. Dia benar-benar tidak tahu bagaimana untuk memulai.

"Apakah ada sesuatu yang sulit untuk dikatakan di antara kita?"

"..."

"Jika kamu masih tidak ingin berbicara, aku akan mengganggap ini adalah masalah yang sangat serius."

"..."

"Apakah orang tuamu memiliki penilaian yang tidak baik tentang diriku?"

"Tidak."

"Kalau tidak berarti bagus. Aku telah menjadi mama rumah tangga di rumah setiap hari, menghormati kedua orang tua, merawat dua anak, dan juga melayani kamu dengan baik. Aku tidak berpikir mereka memiliki penilaian yang tidak baik tentang diriku. Apakah itu... kamu diturunkan pangkat?"

"Tidak mungkin."

"Apakah kamu memiliki misi daan perlu berangkat? Sekali berangkat berapa tahun?"

"ma,kan."

Laras merentangkan tangannya dan berkata, "Kalau begitu, tidak ada lagi masalah yang bisa membuatku merasa tertekan, katakanlah."

Gavin berkata dengan pelan, "Aku bekerja dengan Morales, kamu tahu itu."

"Um."

"Morales sudah keluar dari rumah sakit dan kamu juga sudah tahu itu."

"Bisakah kamu mengatakan sesuatu yang aku tidak tahu?"

Gavin mulai merasa ragu-ragu lagi dan akhirnya dia menyampaikan juga permasalahannya, "Mungkin, Morales tidak terlalu peduli terhadap istrinya seperti yang dikatakan oleh dunia luar. Baru-baru ini kami menemukan bahwa dia... melakukan kekerasan dalam rumah tangga."

“Apa?” Laras benar-benar tidak mendengar dengan jelas, suaranya mengecil saat mengatakan kata terakhir.

Gavin berkata dengan serius: "Morales melakukan kekerasan dalam rumah tangga."

"Apa? !!!" Laras terkejut dan berdiri, dia meyakinkan sekali lagi, "Kamu bilang barusan adalah kekerasan rumah tangga? jadi yang kamu bilang adalah Morales memukul mamaku?"

"Um."

"Kapan itu terjadi? !!!"

"Hari ini, setelah itu, Morales memanggil dokter swasta ke kediamannya dengan alasan pemeriksaan ulang, tetapi hari ini bukanlah hari pemeriksaan ulangnya, jadi kami memiliki alasan untuk mencurigai dokter itu pergi untuk merawat Eli."

Laras seketika panik, "Bagaimana dengan kondisi mamaku?"

"Kornea mata kanannya terlepas, dua tulang rusuk patah, banyak memar, dan perlu dilakukan operasi darurat, tetapi Morales tidak setuju dengan perawatan medis."

"..." Tanpa peringatan, air mata Laras seketika seperti banjir yang memjebol tanggul. "Ini sangat tidak tahu malu, mengapa Morales begitu tidak tahu malu!"

"Jadi, sekarang kita harus memikirkan cara, bagaimana menyelamatkannya, tetapi kita tidak boleh membuat keributan."

"Apa maksudmu?"

"Pekerjaan kita bersifat rahasia. Jika Morales menyadarinya, maka penyelidikan kita terhadap Perusahaan Jin selama dua tahun akan berkahir sia-sia. Laras, sekarang kamu tenang dulu dan berpikirlah, siapa saja yang bisa masuk ke apartemen mereka dan tidak menimbulkan kecurigaannya. "

" Bibi Rihana ," Laras Atmaja berkata, "ataupun Alvin!"

Novel Terkait

Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
3 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
3 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
3 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu