Cinta Pada Istri Urakan - Bab 863 Jarang Bertemu Orang Yang Dikenal

Apartemen No. 79 pada awalnya adalah properti yang dibeli oleh Romo Atmaja yang disiapkan untuk Laras, Ketika Laras pulang ke dalam negeri, dia pun menjual properti ini kepada sepasang profesor yang sudah pensiun.

Pasangan suami istri tua ini adalah profesor di sekolah terkenal di dalam negeri, karena putra mereka sudah menetap di sini dan mereka sudah tidak memiliki kerabat lain di dalam negeri, maka mereka pun beremigrasi ke sini mengikuti putra mereka.

Pasangan kakek dan nenek ini adalah orang yang baik hati, Rambutnya sudah memutih, wajahnya dipenuhi oleh kerutan namun pandangan mereka masih jernih dan masih bersemangat.

Putra dan pasangan kakek nenek ini tinggal di kota, mereka hanya datang menginap di rumah pinggir kota ini pada waktu liburan selama beberapa hari, sehingga waktu mereka dihabiskan dengan penuh santai.

Mereka sangat menyambut kedatangan Laras ke rumah mereka.

"Kakek dan Nenek, maaf mengganggu, ini adalah suamiku, Gavin. "

Nenek mengangkat kepalanya dan menatap Gavin. Dia berperawakan tinggi dan tampan. Seperti seorang yang keluar dari poster. Dia sambil tersenyum berkata, " Nak, apa yang sudah Aku katakan, kamu begitu baik, suamimu pasti akan kembali. "

Wajah Gavin tampak bingung, apa maksudnya?

"Kami datang ke sini untuk berlibur, dia ingin melihat di mana aku dulu tinggal, aku pun membawanya ke sini. "

Ketika melihat orang yang dia kenal di negara asing ini, Nenek merasa sangat senang, dengan hangat meraih tangan Laras dan menyetujui dengan bersemangat, "Kalian tinggal saja di sini, kamu bisa tinggal berapapun lamanya, selain itu kalian jangan pernah memberikanku uang. Jika kalian memberikannya aku akan marah. "

"Aduh, terima kasih Nenek, terima kasih Kakek. "

Nenek kemudian menatap Gavin lagi dan berkata dengan sungguh-sungguh: "Gavin, ada sebuah pepatah yang berkata berbuat baik selama seratus tahun baru bisa berada di perahu yang sama, seribu tahun berbuat baik baru bisa tidur bersama. Kalian bisa menjadi suami-istri dalam kehidupan ini, karena telah melakukan perbuatan baik selama seribu tahun, Kamu jangan dengan bodoh menyia nyiakan istri baik seperti Laras. "

Gavin merasa sepertinya terdapat kesalahpahaman di dalam.

"Hidup bukankah hanya berkaitan dengan kebutuhan hidup sehari-hari seperti bahan bakar, beras, minyak, garam, cuka, teh. Jangan karena ada hal yang baru dan menyenangkan dan melupakan rumah, Namun jika bisa tepat waktu berbalik juga belum terlambat, Di kemudian hari kamu harus memperlakukan Laras dengan baik, Dia seorang diri melahirkan kedua anak adalah hal yang sulit. Seorang wanita melahirkan anak itu seperti hampir menyerahkan dirinya pada kematian. Jika seorang wanita, demi kamu bisa tidak takut akan kematian, Kamu masih...... Hei, lihat, aku mengatakan hal-hal yang seharusnya tidak aku katakan ketika bertemu kalian, maafkan ya, Melihat kalian yang sekarang sudah baik-baik saja, Aku juga merasa senang untuk kalian. "

Laras menyeringai, "Tidak apa-apa, Nenek, apakah kalian menyukai tinggal disini bersama kakek?"

"Aduh, aku tidak kerasan. Aku selalu merindukan teman-teman di tempat kami yang lama, Kita bisa berlatih pedang dan menari bersama, sangat menyenangkan, Sementara sekarang, hanya bisa bermain di halaman sendirian. "

Kakek yang mendengarkan istrinya terus berbicara, segera datang dan menghentikannya, "Hei, biarkan mereka istirahat dahulu, kamu masih mengira sedang memberi kuliah?"

Nenek pun tersenyum malu, "Lihatlah aku, sudah sangat jarang dapat bertemu dengan orang yang dikenal, aku sangat gembira, sangat bahagia hingga aku pun tidak bisa menahan diri untuk segera berbicara... Ayo, Laras, Gavin, kalian tinggal di kamar tamu di lantai tiga, biar aku bersihkan dulu untuk kalian. "

"Tidak usah, Nek. Mana bisa menyuruh kamu untuk membersihkan kamar kami, Biar kami lakukan sendiri saja. "

"Baiklah, kebetulan pinggangku selama dua hari ini agak sakit, umur sudah tua, Selalu ada tempat yang tidak nyaman. "

Gavin sudah mulai naik ke atas dan Laras mengikuti di belakang. Ketika dia mendengar perkataan Nenek, Tiba-tiba dia terpikir, diapun berbalik dan bertanya, "Nenek, kenapa nenek tidak pergi mengecek ke rumah sakit? Sakit di pinggang memiliki banyak kemungkinan, Otot pinggang yang terluka atau ginjal yang lemah, Harus segera mengkonsumsi obat untuk menyembuhkan penyakit, tidak boleh ditunda. "

Nenek mengangguk, "Sudah membuat janji dengan dokter, Sore ini akan pergi kesana. "

"Kalau begitu biar aku pergi menemanimu. Kami punya mobil. Bagaimanapun sore ini kami belum mempunyai acara. " Laras memberi isyarat dengan matanya kepada Gavin.

Gavin segera mengerti, "Betul, kami tidak ada acara sore ini, Kami ingin berjalan-jalan di sekeliling, sekalian bisa mengantar nenek ke rumah sakit. "

Nenek tidak menolak lagi, "Kalau begitu terima kasih ya. "

"Tidak perlu sungkan nek, Kami ke atas merapikan barang terlebih dahulu, Sampai jumpa nanti ya. "

"Oke, sampai jumpa. "

Gavin dan Laras naik hingga sampai ke lantai tiga, lantai tiga adalah lantai teratas, memiliki teras yang luas, Ketika berdiri di teras mereka bisa segera memandang rumah sakit.

Namun, pohon-pohon di sana terlalu rapat, Jaraknya juga agak jauh, Sehingga hanya garis samar-samar yang terlihat.

"Sudah diubah. Dulu tidak ada tiga bangunan di belakang, hanya ada satu bangunan di dekat jalan raya... Lihat di belakang, tanah kosong itu terlihat seperti tempat parkir... Aku tahu, pintu gerbang sudah berpindah, Pintu Gerbang yang dulu menjadi pintu belakang sekarang. "

Gavin mengeluarkan teleskop mini dari kopernya dan melihatnya dengan cermat.

Laras mengeluarkan buku catatan dan pena tanda tangannya dari koper, dia dengan ingatannya mulai menggambar struktur rumah sakit pada waktu itu di halaman kosong.

Gavin sambil melihat sambil menganalisis, "Tiga bangunan baru adalah rumah sakit yang terbuka bagi orang luar. Bangunan aslinya digunakan untuk penelitian ilmiah. Jika aku menebak dengan benar, Disana adalah pusat penelitian ilmiah dari Profesor Michael, sehingga akan ada penjagaan yang berat. "

Jika merupakan bangunan asli, maka akan menjadi lebih mudah, Laras menggambar struktur internal bangunan di atas kertas dengan ingatannya.

Tentu saja, ini adalah struktur asli banguan itu.

"Ini, kamar, koridor, koridor tangga di dalam, termasuk pintu masuk dan keluar, ada di lokasi ini. Aku tidak tahu apakah ada perubahan sekarang. Kamar kemungkinan bisa berubah, tetapi koridor dan pintu masuk seharusnya tidak berubah. "

Gavin gembira dan terkejut, "Bagaimana kamu bisa ingat begitu jelas?"

"Jika memiliki dua anak kecil di rumah, Seorang ibu harus mengingat jelas rumahnya dan juga rumah sakit, Selain itu rumah sakit disini seperti klinik, Seperti rumah sakit komplek kita disana, tidak seperti rumah sakit besar, Yang harus terus melihat tanda penunjuk jalan, jika tidak memperhatikan bisa tersesat. "

Gavin tiba-tiba merasa bahwa dia mengenalnya lebih dalam, dia ternyata jauh lebih tangguh dari yang dia kenal saat ini.

"Apakah Nana dan Bobi sering sakit sebelumnya?

"Anak-anak, imun mereka rendah, Demam dan pilek biasa terjadi, ketika salah satu terkena pilek, yang lain pun akan terjangkit juga, Ketika satu sudah membaik, dia terkena penyakit lain, Paling parah adalah ketika kami bertiga terinfeksi, Sekaligus mendaftar untuk tiga pasien, Aku hampir gila olehnya. "

Gavin merasa kasihan dan lebih menyalahkan dirinya. Penderitaan yang dideritanya selama empat tahun jauh lebih besar daripada yang bisa dibayangkannya.

Dia mengulurkan tangan dan memeluknya, ketika melihat gambar struktur yang digambarnya, dia menjadi lebih terharu, "Gambar ini sangat berguna, terima kasih. "

"Kenapa berterima kasih, bukankah ini semua untukku?!"

Gavin tiba-tiba meraih tangannya, bukan menginterogasi namun karena kasihan, "Aku memiliki sebuah kebingungan yang perlu kamu jelaskan, Mengapa... Nenek mengucapkan kata-kata itu?"

Laras sudah menyangka bahwa dia akan menanyakan hal ini, matahari bersinar di atas kepalanya, dia merasa sedikit panas dan wajahnya memerah, "Pada saat itu, keluarga Nenek datang untuk melihat rumah, mereka melihatku dengan dua anak, mereka karena perhatian bertanya kepadaku. Pada waktu itu aku tidak percaya kamu sudah mati. Aku mengatakan bahwa aku akan percaya bahwa kamu benar-benar mati jika sudah melihat jasadnya secara langsung. Jadi aku memberitahu mereka bahwa ayah anak-anak sedang pergi jauh. "

Novel Terkait

Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
4 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu