Cinta Pada Istri Urakan - Bab 25 Tertangkap basah

Bab 25 Tertangkap basah

"Christian, kau jangan terlalu dekat denganku, jika tidak Ibu Henny akan mencariku lagi lalu bilang aku membawa pengaruh buruk untukmu, bukankah itu sangat tidak adil bagiku?"

Laras berkata dengan sangat jujur, Ibu Henny pernah lebih dari sekali memperingatkannya untuk tidak boleh membawa pengaruh buruk bagi murid yang lain, selain itu statusnya saat ini adalah sudah menikah, segala ketertarikan dengan lawan jenis dan pengakuan cinta sudah tidak diperbolehkan lagi.

Berani berselingkuh di belakang Gavin, dia masih mau hidup tidak?!

"Ka ka karena itu, Christian, kau jauhan dikit dariku, sungguh, aku mohon padamu, kita berdua berhubungan seperti dulu saja bisa tidak?"

Semakin Laras mundur, Christian semakin maju mendekatinya, bagaimanapun juga dia bertekad harus membuat hal ini menjadi jelas.

"Laras, sebenarnya aku sudah menyukaimu semenjak SMA kelas 2."

"......" pasti pendengaranku bermasalah.

Angin bertiup, daun kering berguguran, ketika daun-daun yang gugur itu beterbangan, kedua orang itu berdiri di bawah bayangan pohon, Laras menundukkan kepalanya, sedangkan Christian dengan sungguh-sungguh menceritakan masa-masa cinta bertepuk sebelah tangannya yang suram kepada Laras.

"Waktu itu kau setiap hari dihukum oleh guru, pada awalnya aku merasa sudah seharusnya kau dihukum, tetapi tidak tahu sejak kapan, begitu melihat guru menghukummu, aku akan merasa sakit."

"Orang lain hanya melihat sisi gilamu saja, sedangkan yang aku lihat adalah air matamu saat sebelum pertemuan orang tua murid, keberanian dan rasa setia kawanmu pada saat teman kita ditindas, juga keuletanmu pada saat bertanding untuk kemenangan kelas kita pada saat pertandingan olahraga."

"Di mata orang lain itu adalah kekuranganmu, tapi di mataku itu semua adalah kelebihanmu, di saat itu aku menyadari kalau aku sudah menyukaimu."

"Tetapi waktu itu aku tidak berani mengakuinya, tidak berani mengungkapkan perasaanku sedikitpun, bahkan aku tidak tahu bagaimana cara menyukai seseorang, jadi aku sengaja bersikap begitu dingin terhadapmu."

"Sebenarnya, pada saat mengisi formulir mengenai universitas yang ingin dituju aku sudah tahu kau ingin masuk ke kampus ini dan mengambil jurusan ini, maka dari itu, aku mendaftar ke kampus dan jurusan yang sama denganmu, aku mengikutimu kemari Laras."

Laras saat ini benar-benar terpana.

"Waktu itu setelah kau menolakku, aku juga pulang ke rumah dan menenangkan diriku selama beberapa hari, mungkin keangkuhanku yang membuatmu merasa aku tidak tulus, benar sekali, selama ini aku sangat angkuh, tetapi Laras, untukmu aku bisa membuang segala keangkuhanku, hanya karenamu saja."

"Demi kau, aku bisa tidak peduli walaupun semua orang menentang kita, aku tidak percaya semua rumor yang beredar mengenaimu, aku hanya percaya apa yang kau katakan."

"Laras, bisakah beri aku satu kesempatan? aku sudah berpikir dengan sangat jelas, aku suka padamu, sangat suka, sangat suka padamu....."

Di mata orang lain, Laras adalah seekor rubah tua, dia juga merasa seperti itu, kulit mukanya sangat tebal, perangainya sangat jelek, tetapi menghadapi pernyataan cinta Christian yang tulus, Laras tidak hanya tidak dapat berpikir apapun, pipinya juga sedikit memerah.

Di mata Christian, semua itu menunjukkan bahwa Laras juga menyukainya.

Saat menyukai seseorang, bahkan saat orang yang disukai tidak sengaja melihatmu, kau akan merasa kalau dia juga menyukaimu.

Tanpa menunggu balasan dari Laras, Christian maju selangkah dan berinisiatif untuk menggenggam tangannya.

Bagaikan tersengat listrik, saat tangan Christian baru saja menyentuh tangannya, dia langsung sekuat tenaga menepisnya.

Reaksi yang ekstrim setelah terdiam beberapa saat sangat mudah membuat orang lain salah paham.

"Kenapa, apa kau masih meragukan ketulusanku?" sambil berbicara, Christian mengambil raket tenis yang ada di punggungnya, dia bertanya, "Apakah kau masih ingat raket ini?"

Saat itu barulah Laras mengamati raket ini dengan serius, tentu saja dia ingat, ini adalah raket yang dia gunakan saat SMA kelas 2, saat dia mengikuti pertandingan tenis untuk mewakili sekolah, karena saat itu hadiah yang diberikan adalah satu buah raket, jadi dia memberikan raketnya yang lama kepada Christian yang saat itu adalah teman semejanya.

Dia ingat raket ini beberapa senarnya sudah putus, jika tidak, dia tidak akan semurah hati itu memberikannya kepada orang lain, saat itu dia memberikannya kepada Christian sebenarnya dia bermaksud untuk pamer.

Tidak diduga Christian bukan saja menyimpannya sampai sekarang, bahkan dia sudah memperbaiki senarnya yang putus, kelihatannya seperti raket baru, dapat dilihat betapa dia menghargainya.

"Kau....." tidak dapat disangkal, Laras sangat terharu, surat cinta sebanyak apapun tidak dapat menandingi pernyataan cinta langsung.

Terlebih lagi, Christian adalah pria idaman incaran para perempuan di kampus, dapat ditembak olehnya sangat memuaskan kesombongannya.

"Aku sangat serius, sama sekali tidak bercanda."

Wajah Christian dihiasi dengan senyum tipis, terlihat sedikit malu, dia datang membawa ketulusan yang besar, juga penuh dengan percaya diri, "Mulai sekarang ada aku yang akan melindungimu, tidak ada orang yang bisa menindasmu lagi."

Ini adalah janji Christian yang paling besar kepada Laras.

Jantung Laras berdebar semakin cepat, dia sangat gugup sampai bisa mendengar debaran jantungnya yang tidak teratur, tetapi dia masih menolak dengan tegas, "Maaf, aku tidak dapat menerimamu."

Hal yang dulu tidak pernah terpikirkan olehnya, sekarang tidak boleh dipikirkan, kelak semakin tidak berani dipikirkan olehnya.

"Kenapa?" suasana hati Christian berubah sedikit cepat, senyumannya yang hangat sudah menghilang, dia tidak dapat menyembunyikan kekecewaannya.

"Tidak kenapa-napa, aku tidak menyukaimu."

"Kau bohong!"

"Kenapa aku harus bohong? Kau kira kau siapa?" Laras agak sedikit tidak tega, hatinya juga merasa sedikit sakit, tetapi dia tidak punya cara lain, "Aku dari dulu tidak pernah menyukaimu, mengenai dirimu yang menyukaiku.....apa itu salahku?"

"Aku tidak percaya!"

Christian berkata dengan sangat percaya diri, hal ini membuat jantung Laras yang berdebar sangat cepat merasakan rasa sakit, apa dia menyukainya, laki-laki yang luar biasa seperti ini, dia tentu saja suka, tetapi....sekarang sudah terlambat untuk berkata apapun....

"Aku mau pergi, minggir kau." dia agak sedikit tidak sabar, dia ingin kabur.

Tidak diduga, Christian langsung menghadang jalannya, Laras ke kiri, dia juga ke kiri, Laras ke kanan, dia juga ke kanan.

"Hei, tuan muda Christian, aku punya hak untuk menolak bukan? Memangnya aku suka dengan Brad Pitt terus Brad Pitt bisa jadi suamiku?"

Jika tidak bisa dengan kata-kata, maka langsung dengan tindakan, Christian memegang lengan Laras lalu menariknya dengan paksa, tidak membiarkannya untuk pergi.

"Hei, lepaskan aku, di siang hari bolong, di depan umum, tidak baik tarik-tarikan seperti ini!"

"Aku mau seluruh orang di kampus ini tahu, kalau kau, Laras adalah orang yang aku, Christian sukai, mulai hari ini, jangan ada yang berani menyentuhmu, bahkan sehelai rambutmu sekalipun!"

"......."

Keluarga Christian juga adalah keluarga yang terkenal dan mempunyai pengaruh yang cukup besar di Jakarta, keluarganya memiliki properti di setiap tempat di seluruh Jakarta.

Sebelum masuk universitas, dulu Christian pergi dan pulang sekolah selalu diantar jemput dengan menggunakan mobil mewah, ada orang yang mengikuti di belakangnya untuk membantunya membawa tas dan sepatunya, lalu dengan hormat memanggilnya tuan muda.

Benar, dia adalah orang yang seperti ini, orang yang bisa menggunakan kekuasaannya untuk melindungi seorang perempuan dengan sangat baik.

Tetapi perlindungan yang seperti ini, Laras sama sekali tidak membutuhkannya, juga tidak menginginkannya.

Tepat pada saat mereka berdua saling tarik-menarik karena tidak ada yang mau mengalah, di jalan kecil di bawah pepohonan datang sebuah mobil Land Rover yang besar, jalan yang memang tidak lebar itu, dikarenakan dikuasai oleh mobil yang besar itu, membuat jalannya terlihat semakin sempit. Pemandangan itu sedikit tidak terduga.

Kaca mobil diturunkan, Laras hanya melirik untuk melihat siapa yang datang, tetapi seketika punggungnya bagaikan tertusuk sesuatu, tulang punggungnya terasa dingin.

"Naik ke mobil." Gavin berkata dengan kesal, wajahnya datar, matanya memelototi Laras, pandangannya bagaikan obor, dia sangat marah.

Laras reflek melepaskan cekalan tangan Christian, dia jelas-jelas tidak membuat kesalahan apapun, tetapi tetap merasa seperti sudah membuat kesalahan saja, tertangkap basah sedang berselingkuh.

Novel Terkait

Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
4 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
4 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu