Cinta Pada Istri Urakan - Bab 238 Kalau Putus ya Putus

Itu adalah album lama yang berdebu, kenangan Rendra ketika pendidikan tengah semua tersimpan di album ini.

Begitu dibuka, tampaklah sebuah foto tampan yang berukuran 2 inchi.

"Woah, kamu dulu sangat teladan."

Manda melihat foto, lalu melihat Rendra lagi, dia yang waktu itu lebih kurus sedikit dibandingkan sekarang, rambut lebih pendek sedikit, senyumnya juga sedikit malu.

Pria seperti ini walaupun diletakkan di generasi manapun, pastinya murid populer.

"Apakah dulu banyak wanita yang mengejarmu?"

Rendra memainkan alisnya, lalu tersenyum mempesona, "Tentu saja."

Lalu dia membalikkan sampai ke lembaran pertengahan album: "Lihat, ini adalah medali emas perlombaan pemuda kota Jakarta, ini waktu aku SMP kelas 1."

Lalu membalikkannya lagi, berkata: "Lihat, ini juga aku, ini dapat emas yang paling banyak, medali emas nasional, sepertinya waktu aku SMP kelas 3."

"Lihat ini, ini, juga ini...... Ini semua waktu sudah SMA, aku sering pergi ke stasiun televisi untuk menjadi tamu MC, aku sering muncul di banyak video saluran televisi. Ketika aku SMA kelas 3, direktur saluran televisi anak-anak ingin mengontrakku sebagai MC, aku bilang kalau aku harus menanyakan kepada papa mamaku dulu, ternyata begitu aku bertanya, hanya bisa melepaskannya, juga dihentikan mengisi kolom jurusan yang diinginkan ketika ujian masuk Universitas."

Manda mendengar dengan tenang, semakin mengaguminya, dari awal sampai akhir matanya terus berbinar-binar.

"Ayahku memaksaku untuk masuk ke dunia politik, aku sudah menentang begitu lama tapi akhirnya juga tidak berhasil, dia membuang semua sertifikat dan pialaku yang berhubungan dengan penyiar, lalu bilang aku menelantarkan tugas dan mengerjakan tugas yang tidak berhubungan."

"Ketika sudah kuliah, dia tidak mengizinkanku untuk berhubungan dengan dunia penyiaran, pelan-pelan, aku juga melupakan dunia penyiaran."

Selesai menceritakannya, Rendra dengan penyesalan mendesah.

Dia yang saat itu baru disebut bintang, dia hampir hidup dibawah sinar cahaya, semua orang mengenalnya, dia juga mendapatkan pengakuan dari semua orang.

Manda bertanya: "Jadi apakah kamu sekarang menyesal?"

Rendra menoleh kepalanya melihat Manda, matanya begitu lembut, berkata: "Tidak bisa dikatakan penyesalan juga, tapi selalu ada rasa sedih."

Manda menolak wajahnya, tidak tahan dengan pandangannya yang seperti itu, "Lanjut lihat foto, aku ingin mengenalmu lebih banyak."

Album berpindah ke tangan Manda, dia buka dari awal selembar demi selembar.

Latar belakang foto itu semuanya di sekolah Rendra, ataupun dia sedang bermain sepak bola, jogging, lompat tinggi di lapangan, atau dia sedang belajar, menulis, membaca di kelas.

Beberapa foto mendapatkan penghargaan MC itu, selain foto bersama diatas pentas, juga ada juga ada foto sendiri di belakang panggung.

Dia benar-benar sudah tampan dari kecil, diantara mata dan alisnya sangat menawan.

Setelah dia melihat, tiba-tiba dia bertanya: Ini semua siapa yang memfotomu?"

Rendra terdiam, sengaja menggosok matanya, berbicara dengan terbata-bata: "Itu......, kamu lihat yang ini, ini siapa harusnya tidak perlu aku beritahu, ini adalah kedua adik laki-lakiku, Gavin dan Aaron, Gavin dari kecil sudah di sekolah militer, sangat susah untuk bertemu dengannya, foto ini sangat langka, ini adalah foto bersama terakhir kami setelah masuk sekolah."

Manda melihat dengan teliti, Gavin benar-benar luar biasa, berambut cepak saja tetap begitu tampan, Aaron juga tidak buruk, senyumannya begitu cerah, 3 kakak adik di keluarga Pradipta benar saja bukan hanya reputasi.

Tapi, dia kenapa merasa kalau Rendra sedang menghindari pertanyaan?

Di sekolah ada yang memfotokan, orang tuanya tidak mungkin ikut dia pergi kesekolah bukan?

Saat lomba ada yang memfotokan, orang tuanya tidak setuju dia menjadi MC.

Jadi......

Manda menatapnya dengan lekat, dari pandangannya memberi peringatan.

Rendra dengan tersenyum mengelus kepalanya, menggulung rambutnya seperti bulu anjing.

Manda masih menatap Rendra, bahkan tatapannya sekarang lebih tajam lagi.

Rendra pun menyerah, berkata: "Baik, baik, aku katakan, tapi kamu jangan marah."

"Aku memaksamu dulu baru kamu memberitahuku, jadi kalau aku marah itu wajar, tapi kalau aku memaksamu tapi kamu tetap tidak memberitahuku, ataupun membohongiku, aku akan lebih marah lagi."

Rendra mengangguk, berkata: "Tampaknya lebih baik aku jujur padamu terlebih dahulu."

"Kalau masalah yang dulu tidak mempengaruhi sekarang, maka tidak perlu katakan, aku juga tidak begitu peduli, begitu juga sebaliknya, lebih baik kamu beritahu aku dulu, jadi aku tidak berpikir yang tidak-tidak."

"Oke, aku mengerti maksudmu." Rendra dengan jujur berkata, "Foto itu semua Ariel yang memfotokan."

Benar saja!

"Karena hubungan Sandra, kami sudah saling mengenal dari kecil, sekolah juga bersama, dia lebih kecil satu tahun dariku......"

Rendra menceritakan hal tentang Ariel, kalau bukan karena Manda, dia tidak pernah merasa kalau dia akan menceritakan semuanya.

Hubungan itu, dia begitu menyayanginya, tapi akhirnya dia malah ditinggalkan, itu adalah kegagalannya.

Dia tidak pernah berpikir untuk memberitahu kepada seorang pun, bahkan kedua adik laki-lakinya juga tidak tau.

Sekarang dia mengatakannya.

Dia seperti membuat laporan tentang masa lalu antaranya dengan Ariel, menyelesaikan tugas ini, membuat laporan kesimpulan, sepenuhnya selesai.

"Ulang tahunku 2 tahun yang lalu, sebelumnya setiap ulang tahunku aku selalu merayakan dengannya, termasuk beberapa tahun pertama dia sudah masuk ke dunia hiburan, tidak peduli seberapa sibuk, dia selalu akan pulang untuk merayakan ulang tahunku, tapi 2 tahun yang lalu, dia melupakannya, bahkan ucapan selamat ulang tahun pun tidak ada, aku sangat kecewa jadi tidak menghubunginya, dia juga tidak menghubungiu."

"Aku melewati hari-hari yang sangat suram, sampai suatu hari, aku melihat berita dia mendapatkan penghargaan artis paling populer, dia memegang piala dan tersenyum puas, aku pikir, itulah yang dia kejar, biarkanlah dia mengejar itu."

"Aku pelan-pelan mencoba melepaskannya, tidak memikirkan kalau dia akan kembali atau tidak, tidak menghubunginya lagi, dia juga tidak menghubungiku lagi, kami pun berpisah seperti ini."

"Di gunung Sumbing, aku juga sangat terkejut dia akan muncul, sebelumnya dia juga tidak menghubungiku, setelah itu kamu tau semua ceritanya."

Manda sangat sedih melihatnya seperti ini, tapi dia sangat memperdulikan satu hal, "Jadi terakhir kalian juga tidak ada mengucapkan kata putus secara langsung?"

"Tapi bukankah kami juga tidak mengatakan kalau kami berpacaran secara langsung? Jangan memikirkan kata-kata itu lagi, kalau bersama ya bersama, kalau putus ya putus."

"Jadi sekarang ini kita adalah....."

"Kamu sudah setuju menjadi pacarku," Rendra langsung mengambil alih percakapan, "Kamu sudah setuju, kita sudah membicarakannya dari awal."

Manda tersenyum lalu menggigit bibirnya sendiri, terdiam dan juga senang lalu mengangguk kepalanya.

"Album ini aku juga sudah sangat lama tidak melihatnya, kalau bukan karena hari ini mengungkitnya, aku tidak akan melihatnya. Ini hanya foto, hanya sebuah kenangan yang sangat berharga, tidak mengartikan apa-apa."

"Kenapa, kamu takut aku menyuruhmu untuk membuangnya?"

Rendra dengan pandangan kasihan melihatnya, "Apa kamu akan melakukan hal itu?"

Manda tersenyum, berkata: "Mau simpan boleh, tapi cium aku dulu."

Rendra tanpa berpikir langsung menciumnya, permintaan seperti ini, kenapa tidak?

Langit menggelap, hari ini akan segera berakhir.

Rendra memeluk Manda yang duduk dikakinya, seperti ketagihan obat terlarang, dengan ganas melumat bibirnya.

Manda tidak berani bergerak, Rendra memeluk pinggangnya, semakin mendekat, Manda bahkan bisa merasakan bendanya.

Eh, apa ini bagus? Kalau tidak dia beri, Rendra pasti sangat menderita, tapi kalau dia beri, apakah dia bisa bergerak?

Eh, gambaran yang sangat memalukan......

Novel Terkait

Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
4 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
5 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu