Cinta Pada Istri Urakan - Bab 773 Aku Hanya Mau Bintang di Langit

“Suka?” Hendro sangat menantikan pengakuan dari mereka.

Nana dan Bobi tidak pernah berbohong, tetapi ibu mereka pernah berkata bahwa ketika berbicara, tidak boleh tidak memedulikan perasaan orang lain, tidak boleh egois.

Nana, si kecil yang pintar, bergegas ke pelukan ayah, menyerahkan tugas yang sulit ini kepada kakak.

Bobi menggaruk-garuk kepala, berkata dengan perasaan sulit, "Paman Hendro, ini terlalu sulit, kami tidak bisa mengerjakannya."

Hendro tertawa terbahak-bahak, yang dia inginkan memang adalah hasil seperti ini, kalau tidak, bagaimana dia bisa mempertontonkan kemampuannya sebagai orang pintar, "Kalau begitu, Paman Hendro ajar kalian, sangat mudah."

Wajah Bobi berubah muram, kemarin dia jelas sudah mengerjakan semua soal untuk hari ini demi bisa bersenang-senang, tetapi, mengapa masih saja harus mengerjakan soal pada Hari Minggu?!

Nana memeluk ayahnya lebih erat lagi dan tidak mau turun ke lantai, dia diam-diam menempel di telinga ayahnya dan berbisik, "Ayah, bolehkah kita pergi jalan-jalan? Kamu sudah lama tidak membawaku keluar untuk bermain."

Gavin merasa lucu, tidak tahu harus tertawa atau menangis, berkata pada Nana dengan suara rendah, "Bagaimana dengan kakakmu? Kita tidak bisa meninggalkan kakakmu sendirian."

Nana: “Tidak apa-apa, kakak suka belajar.”

Gavin terus menahan tawa, Bobi hampir menangis, berbalik dan berkata: "Ayah, kalian jangan pergi bermain dan meninggalkan aku di rumah, jika tidak…... jika tidak aku akan menangis!"

Satu tangan Gavin menggendong putri, satu tangannya lagi membelai kepala putra, menenangkannya sambil tersenyum: "Masukkan soal latihan ke dalam, biarkan Paman Hendro membuatkan manusia salju untuk kalian, oke?"

Wajah muram Bobi berubah ceria, “Yay.”

Nana merangkul leher ayahnya, menciumnya sambil senyum, "Hidup ayah, ayah terbaik, muach."

Hendro tertawa setelah menyadari semuanya, selain merasa agak sedih, juga merasa sangat menghangatkan hati.

"Nana, Bobi, coba kalian beri tahu aku apa yang kalian sukai, lain kali Paman Hendro akan membelikannya untuk kalian."

Nana mulai berceramah, "Ibu bilang, tidak boleh meminta hadiah kepada orang tua, itu tidak sopan."

"Paman Hendro yang bersedia membelikan kalian hadiah, jadi tidak masalah. Nana katakan dengan berani, selama itu bukan bulan di langit, Paman Hendro akan berusaha memenuhimu sebisa mungkin.”

Mata besar Nana yang hitam pekat berputar, lalu berkata sambil tersenyum: "Aku tidak ingin bulan di langit, aku hanya ingin bintang-bintang di langit."

Erh, hanya, bintang-bintang di langit… …

“Mau bintang ya? Oke, Paman Hendro sudah tahu, bagaimana denganmu, Bobi?”

Karena adik sudah mengatakannya, maka Bobi juga dengan murah hati menyatakan barang yang selalu ingin didapatkannya, "Aku mau pakaian yang sama dengan Iron Man, aku tidak mau yang palsu, aku mau pakaian Iron Man yang asli."

“… …” Anak-anak, kenapa permintaan-permintaan kalian begitu sulit?!

“Oke, Paman Hendro pasti akan memenuhi permintaanmu.”

Gavin mengangkat alis, tatapannya itu seperti sedang berkata – apakah kamu yakin?

Hendro secara diam-diam membuat gerakan "OK" padanya.

"Oh, ayo buat manusia salju, buat manusia salju." Nana menunggangi bahu ayahnya, mengarahkan tunggangan barunya. "jalan, jalan, jalan, cepat ayah, ada banyak salju di sana."

Jika bukan karena melihatnya dengan mata sendiri, Hendro tidak akan percaya, Bos Gavin yang begitu menakutkan di medan perang, ternyata di rumah merupakan budak anak. Tampaknya lawan yang mengalahkan pahlawan tidak harus musuh yang kuat, mungkin juga anak kecil.

Di depan putrinya, sisi tajam "membunuh" di medan perang tidak terlihat dari Gavin, sebaliknya seluruh tubuhnya memancarkan temperamen yang lembut, dia menggunakan semua kesabaran, perhatian, dan kepeduliannya pada putri kecilnya ini.

Hendro melihat dari belakang, semacam emosi iri muncul di dalam hatinya.

Hujan salju lebat baru saja berhenti, ditambah bertepatan dengan Hari Minggu, Tuan Tua sengaja meminta pengurus rumah tangga untuk tidak membersihkan salju di halaman, sekarang, orang yang paling senang tidak lain adalah dua anak kecil ini.

Hendro juga pertama kali menemani anak kecil membuat manusia salju, awalnya dia penasaran, apa yang bisa dimainkan oleh dua bocah kecil ini, tetapi kemudian, dia merasa dirinya salah.

Dia tidak habis pikir, kenapa dua anak kecil ini bisa begitu semangat?!

Mereka memiliki kekuatan fisik yang lebih baik daripada orang biasa, mereka pernah lari selama tiga hari tiga malam di hutan-hutan, bahkan ketika praktik lapangan, bersembunyi di hutan tua di pegunungan selama setengah bulan terhitung waktu yang singkat, intinya adalah, pelatihan dasar yang dilalui mereka setiap harinya lebih sulit daripada membuat manusia salju dan pertarungan bola salju ini.

Namun, dia benar-benar kelelahan pada akhirnya, dia menyadari bahwa tidak ada kata "istirahat" di dunia anak-anak, bahkan hanya beristirahat selama dua menit, dua anak kecil terus berlari tanpa henti.

Selesai membuat manusia salju, mulai bertarung bola salju, setelah bertarung bola salju, mulai lagi menyapu salju.

Pada akhirnya, dia dan bos kelelahan, duduk untuk beristirahat, sambil melihat dua anak kecil yang sedang menyapu salju.

“Menemani anak kecil main sangat capek kan?”

“Capek, lebih capek daripada latihan.”

Gavin memandangi anak, menunjukkan senyuman sang ayah yang penyayang, "Tapi, ketika melihat senyuman di wajah mereka, kelelahan ini tidak ada apa-apanya."

Hendro berpikir dalam hati, lalu berkata kepada bos dengan jujur dan terus-terang: "Bos, aku mengerti apa yang kamu maksud, tetapi hal semacam ini, tidak ada gunanya dipikirkan oleh satu pihak. Tidak ketemu ya tidak ketemu. Jika aku asal mencari seseorang dan menikah secara paksa, kemudian tidak bahagia setelah menikah, lebih baik aku tidak menikah, hidupku yang sendirian cukup baik, kenapa harus repot-repot dan cari masalah?”

Gavin menepuk pundak Hendro, bertanya, "Aku dengar, Yuni menyatakan cinta padamu, tetapi kamu menolaknya?"

Hendro tampak malu dan tergagap, "Siapa yang bilang? Ti…... tidak ada."

"Lihat dirimu, nada bicaramu berubah. Sepertinya hal ini benar."

“……”

“Kamu bahkan tidak sebanding dengan seorang gadis kecil.”

“… … Bos, Yuni baru umuran berapa, aku umuran berapa, kami tidak cocok.”

“Kalau begitu, menurutmu aku dan Laras tidak cocok?”

“……”

"Bukankah hanya lebih tua beberapa tahun darinya, umur tidak jadi masalah."

"Bos, sejak kapan kamu beralih menjadi mak comblang?......" Semakin dipikir, Hendro semakin merasa aneh, "Apakah dia yang memberitahumu?"

Gavin segera menggelengkan kepala, berbicara untuk Yuni, "Tidak ada, bagaimana mungkin dia gadis kecil mencurhatkan urusan cintanya denganku, dia bercerita dengan Laras, ceritanya dilatarbelakangi ingus dan air mata, tampak kasihan, aku mendengarnya secara tidak sengaja. "

Tatapan Hendro sedikit bingung, tidak salah, wanita memang repot.

"Sebenarnya, Yuni juga tidak muda lagi, sudah 28 tahun kan, begitu 30 sudah termasuk gadis tua. Gadis seperti dia, tidak perlu dikatakan lagi betapa lakunya dia jika diketahui tentara-tentara kita, selama dia bersedia, entah berapa banyak antrian yang ingin menikahinya, tetapi dia malah hanya memperlakukan kamu dengan spesial, gadis yang cukup nekat. "

Hendro merasa sangat tidak nyaman, ini bukan bos yang dia kenal, bukankah selalu para bibi-bibi yang memperhatikan hal-hal semacam ini?

“Buka topengmu, tunjukkanlah tampang aslimu.”

Wajah Gavin berubah, menampakkan ekspresi tegas yang biasa dipasangnya.

Hendro merangkapkan kedua tangannya, meminta ampun, "Bos, ampunilah aku."

Gavin juga merangkapkan tangan, memohon balik padanya, "Berikanlah gadis itu satu kesempatan, jika tidak, hari ini aku bakal jadi pengaman ruang tamu."

Hendro: “… …”

Gavin tersenyum canggung dan mengangguk, "Kalau kamu tidak setuju, aku tidak bisa memberi penjelasan ke Laras."

Hendro: “… …” Tidak, tidak, tidak, pastinya ada yang salah dengan pembukaan hal ini.

Novel Terkait

After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
3 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
4 tahun yang lalu
Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
3 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu