Cinta Pada Istri Urakan - Bab 499 Jangan Sampai Menakuti Anak

Gavin mengadahkan kepala menatap Laras, “Sudah cukup, jangan sampai menakuti anak.”

Saat itu, tiba-tiba Laras merasa dirinya telah memberikan hati dan jiwanya selama bertahun-tahun, semuanya hanya demi anak-anak itu.

Kalian merasa darah lebih kental daripada air, asuhannya selama bertahun-tahun tidak sebanding dengan kebersamaannya beberapa hari, di dalam darah kalian semuanya mengalir darah Keluarga Pradipta, karena itu kalian satu keluarga.

Semua emosi buruk tiba-tiba menusuk ke dadanya, menekannya hingga tidak bisa bernafas, “Baik, aku pergi.”

Dia meninggalkan kalimat ini, keras hati, menggertakan gigi, langsung pergi keluar ke arah pintu yang terbuka.

“Laras, apa yang kamu lakukan? Pergi kemana?” Gavin menggendong dua anak yang ketakutan, menoleh dan berteriak, “Laras, kamu jangan egois, kamu kembali ke sini.”

Berbunyi “Bang” , Laras membanting pintu dan pergi.

Gavin marah sampai matanya merah, sangat kesal, tetapi juga sangat khawatir, dia ingin mengejar Laras untuk membawanya kembali, tetapi tidak bisa membiarkan anak-anaknya sendirian di rumah.

Kenapa tiba-tiba marah, kenapa begitu egois, kenapa bertemperamen seperti anak kecil, kenapa?

Dia tidak memahaminya.

Dalam keputusasaan, dia hanya bisa minta tolong kepada Darius.

Tetapi menelepon ke sana, Darius malah memberitahunya, dia dan Jino sedang berpergian ke luar negeri.

Awalnya demi menghilangkan bantuan dari luar untuk Laras, dia memberi Jino liburan yang panjang, Jino menggunakan kesempatan libur panjang ini untuk membawa istrinya pergi bulan madu.

Apa yang harus aku lakukan sekarang?

Dia tidak mungkin membiarkan dua anak ini sendirian di rumah, tetapi juga mengkhawatirkan Laras, lukanya belum sembuh, terlalu berbahaya membiarkannya pergi keluar seperti ini.

Setelah melakukan banyak pertimbangan, dia langsung menelepon Anna.

“Ma, apa kamu sekarang ada waktu kosong?”

“Ada, kenapa?”

“Kamu keluar sebentar, tolong jagakan anak-anak.”

“Kenapa?”

“Aku sekarang tidak ada waktu untuk menjelaskannya padamu, aku kirimkan lokasinya padamu, kamu kemari tolong jagakan anak sebentar.”

Anna bertanya dengan tidak senang : “Apa anaknya Laras?”

“Iya.”

“Gavin, kenapa kamu masih berhubungan dengannya? Dengar-dengar kehidupannya di luar negeri beberapa tahun lalu sangar berantakan, ayah kandung anaknya saja siapa tidak ada yang tahu, kenapa kamu … …”

“Ayah kandungnya adalah aku, “ Gavin memotong kata-kata ibunya, “Mereka adalah cucu laki-laki dan perempuan kandungmu.”

Anna tidak mempercayainya, “Gavin, kamu jangan membohongiku, sebelum kamu pergi, Laras tidak hamil.”

“Aku tidak membohongimu, kedua anak itu adalah anak kandungku.”

“Mama tahu hatimu masih tidak bisa melepaskan Laras, sampai dia mempunyai dua orang anakpun kamu tidak keberatan, tetapi Gavin, jangan bercanda dengan masalah seperti ini. Jika kedua anak itu adalah anak kandungmu, sebelum dia meninggalkan kediaman Gavin, seharusnya perutnya sudah kelihatan, tetapi tidak ada, sampai Manda pun juga bilang, waktu itu Laras sebelum keluar negeri tidak hamil, kedua anak itu bagaimana mungkin anakmu!”

“Ma, apa aku mungkin bercanda dengan masalah ini?”

“Pokoknya pasti tidak mungkin, jangan kira dengan kamu berkata seperti ini aku akan setuju kalian tetap bersama, jangankan dia sudah mempunyai anak, bahkan jika dia tidak mempunyai anak, aku dan ayahmu tidak akan setuju. Gavin, background Keluarga Atmaja sangat berantakan, kita benar-benar tidak suka Laras, Mama tahu kamu suka tipe seperti dia, bukankan masih ada Momo ? kamu lihat Momo, bukankan mirip dengan Laras yang dulu?”

Gavin marah besar, “Ma, kamu pasti akan menyesal dengan perkataan yang kamu ucapkan tadi.”

Tidak menunggu respon Anna, dia langsung menutup telepon, dia tidak ingin membuang-buang air liur, membuang-buang waktu lagi.

“Halo, Pandu, kamu datang segera kemari.”

20 menit kemudian, Pandu bergegas datang, Gavin sudah mempersiapkan anak-anak, begitu Pandu tiba, dia langsung keluar mencari Laras.

Pandu adalah seorang pria muda yang belum menikah, sama sekali tidak paham cara menjaga anak, hanya duduk di atas meja melihat kedua anak itu makan.

Nana Bobi tidak berbicara, dia juga tidak berbicara, hanya mata besar menatap mata kecil.

Saat Gavin pergi keluar langit sudah mulai semakin gelap, dia pergi berkeliling mencari ke segala arah.

Tetapi, di kota yang besar mau mencari seseorang yang kabur dari rumah, seperti mencari jarum di tengah lautan.

Dia memegang erat kemudi mobil, memaksa dirinya untuk tenang, di kota Jakarta, Laras hanya mempunyai beberapa teman, dia tidak mungkin mencari Manda, juga tidak mungkin mencari Darius, lebih tidak mungkin pergi mencari Reni.

Jangan-jangan … …

Gavin langsung memutar balik setirnya, menyetir menuju ke arah rumah sakit.

Rumah sakit, bangsal pasien.

Romo sudah dipindahkan dari ruang perawatan intensif ke kamar tunggal biasa, setelah operasi kedua, seluruh fungsi tubuhnya berjalan normal, hanya saja masih belum sadarkan diri.

Laras tidak ada tempat lagi untuk dikunjungi, hanya bisa ke rumah sakit melihat-lihat Ayahnya.

Di dalam hatinya ada terlalu banyak kepahitan yang tidak bisa dilampiaskan, sampai menghadapi ayahnya, dia juga tidak berani mengatakannya, mengatakannya takut ayahnya mendengarnya, takut suasana hati yang buruk akan mempengaruhi kesehatannya.

Dia hanya menggenggam erat tangan ayahnya, menundukkan kepala, menggertakkan gigi, meneteskan air mata dalam diam.

Tidak bisa ditahan lagi, dia lalu mengadahkan kepala berkata satu kalimat, “Pa, kamu tolong sadarkan diri?”

“Pa, aku sekarang benar-benar membutuhkanmu, kamu cepat sadarkan diri, ya?”

Pada saat itu, tiba-tiba, dia merasakan Romo menggenggam erat tangannya sebentar.

Laras menahan nafas, tiba-tiba mengadahkan kepala, memanggilnya dengan lembut, “Pa?”

Kelopak mata Romo bergerak-gerak, bulu matanya bergetar, dia berusaha sekuat tenaga menahan kelopak matanya.

“Pa, papa … …” Laras meninggikan suaranya, memegang erat tangannya dan menyemangatinya.

Romo tiba-tiba membuka matanya, tetapi karena cahaya menusuk matanya, dia menutupkan lagi matanya.

Dia perlahan-lahan membuka celah segaris, perlahan-lahan beradaptasi dengan cahaya ini.

“Pa … …” Laras menangis bahagia, air mata yang sedikit lega mengalir lagi, “Pa, bagaimana keadaanmu? Apa kamu bisa mendengarku? Pa, aku adalah Laras, aku adalah Laras.”

Romo menggerakan sebentar bibirnya, mengeluarkan suara yang sangat rendah sekali, “Laras … …”

“Iya, aku disini.” Laras menganggukkan kepala, dan langsung memencet bel perawat di sebelah kasur.

Dengan cepat, dokter masuk ke dalam, melihat Romo sadarkan diri, dokter dan suster merasa lega.

“Tuan Atmaja, bagaimana keadaaanmu?”

Romo menggerak-gerakkan bibirnya, berkata : “Sangat lelah.”

“Lelah itu pasti, Anda tidak sadarkan diri selama 2 bulan, semuanya harus perlahan-lahan.”

“Baik, terima kasih dokter.”

“Anda istirahat baik-baik, beritahu kamu jika Anda merasa ada yang tidak nyaman.”

“Baik.”

Setelah dokter pergi, Laras menarik tangan Romo, tidak berbicara, hanya meneteskan air mata.

Romo meraba wajahnya yang basah, dengan lemah mengatakan:”Jangan menangis, jangan takut … … Anak … … Dimana anak-anak?”

Ketika membahas anak-anak, air mata Laras mengalir lebih banyak, tetapi dia hanya bisa berkata : “Mereka ada di rumah.”

Tetapi malah Romo, mendengar kata-kata ini semakin khawatir, “Reni apa ada menyulitkanmu?”

“……”

“Kamu cepat kembali melihat anak-anak, jangan biarkan Reni mendekati anak-anak, jangan biarkan dia sendirian bersama anak-anak.”

Melihat Romo terlihat begitu khawatir, Laras berkata : “Pa, kita sudah pindah dari Mansion Atmaja.”

Romo baru merasa sedikit tenang, memejamkan mata, merasa lega, “diusir oleh dia kan?”

Laras tidak membantah, ternyata, walaupun Ayah tidak sadarkan diri cukup lama, tetapi masih bisa mengamati dan memahami hal-hal yang ada didepannya.

Novel Terkait

Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
3 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu