Cinta Pada Istri Urakan - Bab 899 Lalu Aku Harus Bagaimana?

Tangga sangat sempit, juga sangat curam, Jerome sambil menghitung tangga selangkah demi selangkah maju ke depan.

Ketika menghitung hingga seratus anak tangga, dia melihat ke bawah, cahaya dari api unggun hanya ada sedikit dan samar, diperkirakan ketinggian di sini mencapai lima lantai.

Namun, di atas masih belum sampai ke puncak.

Dia mengangkat obor menerangi ke atas, tinggi tidak terlihat puncak, apalagi gelap sekali sangat menakutkan.

Dia menjongkok lalu menggunakan tangan untuk meraba-raba tangga, tangga yang ada di sini tidak ditutupi lumut hijau berbeda dengan yang di bawah.

Di atas tidak selembab di bawah, juga tidak terlalu banyak lumut.

Sebelumnya saat melihat dari bawah ke atas, sepertinya tidak setinggi ini, mana tahu begitu naik, lebih tinggi dari apa yang dibayangkan, jauh lebih tinggi banyak sekali.

Dia berpikir, jika bersembunyi di atas, tempat yang begitu tinggi, Yuka Ona seorang gadis mungkin juga tidak berani naik.

Ketika sedang berencana turun ke bawah, dia seolah-olah melihat secercah cahaya redup di atas, untuk itu, dia bertahan naik beberapa langkah lagi.

Kali ini, sungguh sudah sampai ke puncak, dia melihat lubang di atas sana.

Pada ketinggian 100 meter dari bawah, benar saja ada sebuah ruang terpisah, dia sambil memegang dinding batu untuk ke atas, di sini memiliki pemandangan indah dan menarik, memiliki sebuah mulut gua.

Rasa penasaran yang kuat mendorong Jerome perlahan-lahan maju ke depan, sampai di mulut gua, dia baru menemukan, di luar bukanlah tebing, melainkan hutan belantara lainnya, tidak tahu terhubung ke tempat mana.

Berdiri di depan mulut gua, angin gunung sangat dingin, di sebelah timur langit menunjukkan warna putih, tidak menyangka begitu dia naik, ternyata sudah naik begitu lama.

Dia berjalan keluar beberapa langkah untuk melihat-lihat, ini adalah bagian timur, arah yang berlawanan dengan kolam air gua vertikal, juga merupakan bagian belakang gunung.

Ini adalah sebuah tempat yang baik untuk berlindung.

Saat ini, dari bawah terdengar suara teriakan bergema, “Jerome, Jerome? Kamu di mana? Jerome?”

“Aku tidak apa-apa, aku segera turun. ”

“Kamu ada di atas?” Yuka Ona penasaran sambil melihat ke atas, hanya melihat sebuah kegelapan, “Sebenarnya kamu ada di mana?”

“Kamu tidak bisa melihatku, aku akan turun menjelaskannya padamu. ”

“Oh, kamu cepatan, aku sendirian di sini takut. ”

Jerome sambil berjalan ke bawah, sambil mengejeknya berkata, “Kamu berada di sini sendirian selama setengah bulan masih merasa takut?”

Jarak terlalu jauh, Yuka Ona tidak terlalu jelas mendengarnya, “Apa yang kamu katakan?”

“Tidak apa-apa, tunggu aku turun baru bicarakan lagi. ”

Saat turun jauh lebih cepat daripada saat naik, jalan yang sudah pernah dilewati, juga sudah tahu di bawah ada apa, tentu saja langkah kaki akan lebih cepat.

Jika bukan lihat dengan mata sendiri dia turun dari atas, Yuka Ona sungguh tidak berani percaya di atas masih ada tempat lain, dia sudah begitu lama berada di sini, juga tidak menemukan apa-apa.

Tapi, walau dia menemukan sesuatu, dia juga tidak berani naik ke atas seorang diri.

“Kenapa kamu bisa naik ke atas?” Begitu Yuka Ona melihatnya, langsung bertanya.

jerome menjelaskan bagaimana dia menemukan tangga ini, mengenai keadaan di atas, “Di bawah sudah tidak aman lagi, kita naik ke atas saja, mungkin masih bisa menemukan jalan keluar. ”

Yuka Ona mendongak, menghadap ke arah yang dia katakan dan melihatnya dengan teliti, “Benarkah? Di mana? Kenapa aku tidak bisa lihat sedikit pun?”

Kayu yang ada di tangan Jerome dari tadi sudah padam, api unggun juga sudah habis terbakar, dia berkata: “Tidak masalah tidak bisa melihatnya, jika bisa lihat malah akan merasa takut, asalkan kamu mengikutiku sudah cukup. ”

“Lukamu……. apakah bisa?”

“Bisa, tidak masalah. ”

“Kamu jangan memaksakan diri ya, jika sampai terjadi sesuatu padamu, lalu aku harus bagaimana?” Selesai bicara, Yuka Ona tersipu malu, kemudian agak ragu menjelaskan, “Aku……maksudku……maksudku jika sampai terjadi masalah padamu, aku tidak bisa menyelamatkanmu lagi, aku masih mengharapkanmu membawaku keluar. ”

Sudut bibir Jerome melengkung, mulai tersenyum, dia juga pertama kalinya mengulurkan tangan, membelai kepalanya sejenak, “Tenang saja, aku pasti akan membawa kamu keluar. ”

Tindakkan ini, bahkan dirinya sendiri juga terkejut, gerakannya berhenti sejenak, kemudian baru perlahan menurunkan tangannya.

Wajah Yuka Ona semakin memerah, terasa panas, untung saja cahaya dalam gua sangat redup, seharusnya dia tidak melihat wajahnya yang memerah, jika tidak betapa malunya.

Dia menundukkan kepala, dengan suara rendah bertanya: “Lalu……sekarang juga kita pergi?”

“Kita keluar petik beberapa buah liar dulu, bisa buat makan dalam perjalanan, di atas belum tentu ada. ”

“Eng, baik. ”

Sebenarnya yang dikhawatirkan Jerome adalah stamina tubuhnya, pertama dia diculik selama beberapa hari, kemudian secara tidak sengaja melarikan diri ke dasar gua vertikal, tinggal selama setengah bulan di sini, setiap hari hanya makan buah liar untuk menghilangkan rasa lapar.

Tidak makan makanan pokok dalam waktu yang begitu lama, hanya mengandalkan buah liar, pasti akan kekurangan nutrisi dalam tubuh, juga akan berdampak besar pada stamina tubuh.

Dan, dampak seperti ini bersifat lambat, tidak begitu jelas terlihat, dia sendiri tidak bisa merasakannya.

Ketika Yuka Ona sedang memetik buah liar, dari kejauhan, dia melihat semak hutan di hilir sedang bergoyang, sedang mendekat ke atas.

Celaka, mereka sudah kembali.

“Jerome, Jerome, ” Yuka Ona bergegas lari ke dalam gua, “Mereka datang. ”

Jerome sudah menendang api unggun hingga terpisah, daun-daun besar juga sudah dirapikan dan diletakkan di sudut celah batu yang lebih dalam dan lebih gelap, dengan begini lebih tidak mudah ketahuan.

Dia langsung berkata dengan tegas: "Ikuti aku. "

Untuk itu, Jerome langsung menarik tangan Yuka Ona, membawa dia berlari ke arah tangga.

"Aku tidak bisa lihat jalan. " Semakin ke dalam semakin gelap, begitu gelap hingga mengulurkan tangan juga tidak bisa melihat jari-jari sendiri.

"Pegang aku erat-erat, ikuti aku. "

Saat ini, terdengar suara nyaring dari luar mulut gua, "Sepertinya di sana ada gua, aku ke sana melihatnya. "

Serentak mereka berdua terkejut, sangat kompak langsung menambah kecepatan langkah kaki.

Sepanjang jalan Jerome meraba-raba maju ke depan, berdasarkan ingatannya yang sangat tajam, akhirnya berhasil meraba tangga.

"Cepat, di sini, punggung nempel di dinding batu, selangkah demi selangkah berjalan di tangga, sangat licin, harus injak dengan stabil.

Tangan Yuka Ona memegang erat Jerome, tangan satu lagi memegang dinding batu untuk menjaga keseimbangan tubuh, di depanya gelap sekali, apa pun tidak kelihatan, malah di depan mulut gua mendadak ada cahaya, terlihat sangat jelas.

Ralph Keben sudah membawa orang masuk ke dalam gua, sudah menyalakan obor bersiap-siap masuk mencari di dalam gua.

"Cepat sedikit, " Jerome mengingatkan dengan suara rendah, "Naik sampai atas sudah aman. "

"Eng. "

Yuka Ona seperti mendapatkan penyelamat hidup, mengikuti Jeremo naik ke atas.

Jeremo adalah orang yang terluka parah dan belum pulih, sudah bolak balik naik sekali, sudah menghabiskan banyak tenaga.

Tiba-tiba, kaki Yuka Ona tergelincir, langsung terjatuh ke lantai.

"Hati-hati. " Jerome memegangnya erat-erat, menjongkok untuk menunggunya.

Yuka Ona menggigit bibir, hanya mendesis pelan sekali, dia melihat ke bawah, obor yang terpencar sedang bolak-balik di bawah sana, saat ini dia merasa terkejut dan menyadari, ternyata dirinya sudah naik sampai begitu tinggi.

Tanpa sadar tubuhnya mulai gemetar, “Ini……ini sungguh terlalu tinggi….. ”

Jeremo menyemangatinya, "Jangan lihat ke bawah, masih ada jarak sepertiga, setelah sampai di atas sudah baik. "

Tapi, kedua kaki Yuka Ona sudah lunglai, "Di sini..... Di sini..... Seharusnya sudah aman bukan? Seharusnya mereka tidak bisa menemukannya. ”

"Sekarang memang tidak bisa menemukannya, tapi tunggu pas siang hari, begitu sinar matahari di luar terpancar ke dalam, lebih terang banyak dibandingkan cahaya obor ini, pada saat itu di dinding batu ada apa pasti terlihat jelas, kita akan segera ditemukan. "

Novel Terkait

Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
5 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu