Cinta Pada Istri Urakan - Bab 358 Penemuan Penting

Pernikahan sudah dekat, Gavin malah semakin sibuk, beberapa hari tidak pulang kerumah, kalaupun pulang juga tengah malam.

Foto prewedding juga ditunda lagi dan lagi, hari pernikahan sudah didepan mata, dia masih saja tidak bisa meluangkan waktu untuk foto prewedding.

Kantor pusat pasukan khusus, Gavin yang di dalam kantornya sedang mengerutkan kening, Jino sudah masuk ke dalam jangkauan musuh, tapi dari semalam malam sampai hari ini, dia sudah hilang kontak dengan kantor pusat selama 12 jam.

Perasaan ini, membuatnya teringat 6 tahun lalu ketika Darius hilang kontak.

Darius sudah hilang kontak selama 6 tahun, semua orang mengira dia meninggal karena pekerjaan, tidak disangka melepaskan militer dan menghianati negara.

Sekarang malah Jino.

Tugas kali ini menyuruh Jino pergi karena Jino belum pernah bertugas sendirian, wajahnya masih asing, lebih mudah masuk kesana.

Tapi karena ini adalah pertama kalinya dia bertugas, Gavin lebih khawatir.

Sekarang ini juga hilang kontak dengan kantor pusat.

Sonny mendengar berita Jino langsung datang, "Bos, Jino masih belum ada kabar?"

Gavin menggeleng, "Hendro sudah memantau sendiri semalaman, tidak mendapatkan kabarnya, juga tidak ada tanda permintaan tolong."

Ekspresi Weiner tenang, meminta sendiri, "Bos, aku pergi kesana cari."

Sonny juga perkata: "Aku mau pergi, bagaimana juga pengalaman Jino masih sedikit, siapatau disana ada masalah."

Gavin menggeleng, "Kalau mau pergi juga aku yang pergi, aku sangat familier dengan tempat itu......Tapi sekarang jangan gegabah, jangan sampai menakuti musuh."

Sonny bertanya: "Apa kata atasan?"

Gavin: "Tidak ada arahan, menyuruh kita mengurus sendiri."

Weiner adalah orang yang blak-blakan, dengan marah berkata: "Apa ini? Hal berbahaya semua kita yang kerjakan, mereka hanya duduk didalam kantor meginterogasi tersangka, sekarang orang kita menghadapi bahaya, mereka malah duduk diam, ini jelas-jelas menyuruh kita pergi mati."

Sonny yang berpikir lebih teliti, menasehati: "Weiner, diam, hal yang kamu pikirkan sudah bos pikirkan dari awal, jangan buat keributan mengganggu pikiran orang lain, dengarkan perintah dia."

Weiner menjambak rambutnya, dengan panik mondar-mandir didalam kantor.

Sonny juga tidak punya cara, "Bos, selanjutnya apa yang harus kita lakukan? Tidak mungkin hanya duduk diam menunggu mati kan?"

Gavin dengan serius menganalisis, "Tere Liye adalah Aston Martin, dulu Aston juga tentara teladan, dia kenal dengan beberapa perwira senior militer yang sekarang, sekarang penyelidikan kita ada masalah, menurut kalian, apakah ada hubungannya dengan ini?"

Sonny dengan cepat bereaksi, merasakan hawa dingin di punggungnya, "Bos, maksudmu, orang dalam yang awalnya kita curigai adalah atasan kita?"

Weiner menghentikan langkahnya, wajahnya sangat tidak percaya, "Kalau memang orang dalamnya adalah atasan kita, bukankah kita dipermainkan? Sampai matipun tidak akan bisa menangkap Tere Liye."

Warna mata Gavin semakin gelap, dia mengangkat tangannya melihat waktu, sekarang setiap menit setiap detik bagi mereka hanyalah siksaan.

Jelas-jelas tau teman sendiri dalam bahaya, tapi malah tidak bisa melakukan apa-apa, dia tidak bisa menunggu lagi.

"Begini, aku langsung terbang kesana mencari tau kebenaran, kalian siap-siap, datang membantu kapan saja."

"Bos......." Weiner dan Sonny sama-sama menolak.

"Tidak perlu mengatakan apa-apa, aku pernah berlatih di Miami selama 3 bulan, semua jenis kejahatan disana aku tau semua, aku pergi jauh lebih efektif daripada kalian pergi."

Weiner: "Tapi bos, 3 hari lagi kamu akan menikah."

Gavin malah tidak peduli, "Masih ada 3 hari, buru-buru apa, ayo cepat bergerak."

Di saat ini, Hendro buru-buru masuk, tidak sempat mengetuk pintu langsung masuk, dengan nafas tersengal melapor: "Bos, Jino sudah mengirimkan informasi."

Semua orang menjadi bersemangat, satu per satu hati yang menggantung, dengan pelan menjadi lega.

Walaupun Jino hilang kontak seharian membuat semua orang khawatir, tapi informasi yang dia kirimkan adalah kemajuan yang besar.

Rupanya, semalam dia dengan Tere Liye dan kelompoknya berhubungan dengan jarak dekat, karena tau kemampuan mengintai Darius sangat hebat, jadi dia melepaskan semua peralatan tersembunyi, dengan tangan kosong masuk ke dalam.

Walaupun ini sangat berbahaya, tapi hasilnya sangat bagus.

Dilihat dari informasi yang dikirimkan Jino, rupanya Tere Liye akan melakukan bisnis besar dengan geng ilegal lokal di Miami, waktunya adalah 3 hari lagi.

Yang paling penting, kepala geng itu adalah tersangka penting yang sedang dicari polisi kriminal internasional.

"Informasi ini sangat penting, Weiner, langsung hubungi polisi kriminal internasional, kalau butuh, boleh datang kesini ambil bekerja sama."

"Baik!"

"Lihatlah, jendral kecil kita juga bisa memutuskan dan mengerjakan dengan baik, kalau ini bisa menangkap Tere Liye dan Darius, Jino boleh dipromosi. Hendro, pantau terus pergerakan Jino, pastikan keselamatannya terlindungi."

"Baik!"

"Lakukan tugas masing-masing, Sonny tinggal."

Hendro dan Weiner keluar dari kantor, di kantor hanya tertinggal Gavin dan Sonny,

"bos, apa bos mau memeriksa orang atasan?"

Pandangan Gavin menerang, mungkin karena mereka adalah penembak jitu, membuat mereka mempunyai pikiran yang sama hampir setiap waktu, "Aku hanya curiga, jadi, diam-diam selidiki, fokus pada komandan Reno."

"Ko......" Sonny membelalakkan matanya, "Tidak mungkin kan."

"Setauku, Aston adalah saudara komandan Reno."

"......."

"Hanya dengan spekulasi menyelidiki atasan saja adalah hukuman berat, jadi harus sangat berhati-hati, mengerti?"

Sonny dengan serius memberi hormat militer, "Baik, bos."

Hari yang gelisah dan sibuk sudah berlalu, langit sudah menggelap, Gavin membawa mobilnya meninggalkan kantor pusat.

"Halo, aku sudah datang."

Dalam telepon, Laras sangat kesal sampai tidak mau berbicara.

"10 menit lagi sampai, 8 menit, 8 menit."

"Aku langsung foto sendirian saja, kalau tidak asal tarik satu laki-laki tampan, nanti baru edit wajahmu masuk saja, lebih unik."

"5 menit, segera sampai!"

Setelah menutup telepon, Gavin membawa mobilnya dengan kencang di jalanan yang gelap.

Suatu foto studio bridal, semua orang sedang menunggu pria utama hari ini, kalau bukan sudah tau orang itu adalah Gavin dari keluarga Pradipta di kota Jakarta, para pekerja pasti sudah sembarangan memarahi.

"Nyonya Pradipta, tuan Pradipta berapa lama lagi sampai?"

"5 menit, maaf ya, merepotkan kalian semua."

"Tidak, tujuan kami adalah melayani pelanggan, asalkan kalian puas, kami tidak apa-apa."

"Hehehehe, Terimakasih."

"Nyonya Pradipta, kalau begitu anda ganti baju pengantin dulu."

"Baik, baik."

Sudah bilang 5 menit, ya 5 menit, Gavin menginjak masuk ke foto studio.

Awalnya customer service yang kesal karena tidak bisa pulang kerja tepat waktu, melihat seorang prajurit tampan tiba-tiba masuk, langsung bersemangat.

"Ada yang bisa dibantu?"

Gavin melihat tatapan wanita itu melihat dirinya, berdehem, "Istriku menungguku disini."

"......" Ekspresi wanita itu sangat luar biasa, sekejap menjadi kecewa, "Oh, rupanya tuan Pradipta, nyonya Pradipta sudah menunggu diatas, mari saya antar."

"Terimakasih." Gavin diam-diam tersenyum,melangkah naik keatas.

Novel Terkait

Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
5 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
4 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
4 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu