Cinta Pada Istri Urakan - Bab 816 Harapan Kecil

Wajah Eli tersenyum dengan penuh kepuasan, hanya sedikit pujian saja, sudah bisa membuatnya sangat puas. Ia berinisiatif berkata : “Kalau begitu lain kali mama buatkan untuk mu.”

Laras : “Baiklah baiklah, Nana Bobi juga suka sekali makan, terlebih si Nana, kadang marah tidak mau makan, begitu buat sepiringikan tongkol asam manis, dicampur kuah bisa makan semangkuk besar. Aih, bicara ini aku jadi ingin makan lagi, makan dulu sedikit daging asam manis dan nanas untuk mengganjal rasa lapar.”

Romo juga sangat menantikan, beberapa kali mencari celah untuk mencela satu kalimat, yaitu “Apa aku bisa makan itu?”

Tapi, dia tidak berani, tidak membuka mulut.

Dalam hati Larastiba-tiba ada sebuah perasaan, semenjak kecil ia memiliki sebuah harapan, yaitu berharap papa dan mama nya bisa duduk bersama, mereka bertiga makan malam imlek keluarga bersama.

Ia selalu merasa harapan ini hanyalah sebuah harapan yang tidak mungkin.

Tetapi tidak disangka, hari ini harapannya tiba-tiba menjadi kenyataan.

Didalam hatinya yang paling dalam ada perasaan aneh, matanya terasa asam.

“Pa, ayo, kita habiskan sup ayam ini.”

Romo tertawa, terlihat bahagia seperti anak kecil.

Ia sudah tidak bisa mengingat jelas kapan terakhir kali bisa tertawa lepas seperti ini, kapan, sepertinya saat berkenalan dengan Laras, atau saat kembali ke Negara asal karena pekerjaannya berhasil, atau saat menjemput Laras dan kedua anaknya dari airport… …

Ternyata, ini adalah keinginannya yang sesungguhnya, bertahun-tahun lamanya, ia tidak bahagia, itu karena, ia kehilangan keinginannya yang sesungguhnya.

Setelah laki-laki berselingkuh, hati nuraninya juga akan hilang, ia mengabaikan dan membuang istri dan anaknya, sampai-sampai mengabaikan rumahnya sendiri dan orang tua, pergi jauh ke Negara lain.

Ia menjadi menantu keluarga Bakri, ia berjuang 15 tahun untuk keluarga Bakri, mendapatkan kekayaan yang sangat banyak untuk keluarga Bakri, juga mendidik banyak orang demi keluarga Bakri, bisa dibilang, keluarga Bakri sekarang bisa menjadi keluarga Chinese paling besar di Australia, tidak sampai 80% tetapi ada setengahnya adalah kerja kerasnya.

Tetapi hasilnya, hanya karena ia ingin pulang ke negaranya membuka usaha, keluarga Bakri berkata ia tidak setia, berkata berkhianat tetap berkhianat, anggota keluarga yang berhasil dikumpulkan oleh Reni Bakri untuk memusuhinya, semua ia yang mengajarkan, hasilnya, semua memusuhinya.

Sampai-sampai, Reni Bakri yang satu ranjang dan berbagi bantal dengannya selama 20 tahun lebih, tak diduga memiliki pemikiran untuk membunuhnya.

Memikirkan ini, membuatnya merasa sangat menyesal, ia sudah lupa banyak tanggung jawab yang seharusnya ia penuhi, lupa tanggung jawab sebagai papa, hari ini semua adalah balasannya.

……

Mereka makan dengan kenyang dan minum sampai puas, Eli bersih-bersih, membawa gelas tahan panas ke kamar mandi mencucinya bersih.

“Ma, aku yang cuci saja.”

“Kamu temani papa, aku yang cuci.”

Laras bersandar di pintu, tersenyum bodoh.

Eli bertanya dengan ragu: “Ekspresi macam apa ini?”

“Hehehehe, Ma, terima kasih hari ini sudah mengabulkan satu harapan ku.”

“Harapan apa?”

“kita ber-3 makan bersama.”

Jantung Eli tiba-tiba terpukul, gelas yang ditangannya tiba-tiba terjatuh, membuat suara “Buk” suara terbentur.

“Ma… …”

“Tidak apa-apa, tangannya licin, kamu pergi temani papamu saja.”

“Ok.”

Setelah selesai mencuci, Eli pamit, ia masih harus ke lantai atas ke kamar pasien melihat Morales.

Laras menatap papa nya dengan tatapan bingung, bertanya : “Pa, tadi papa lihat mama bagaimana?”

Respon Romo sangat jelas, dirinya sampai berdiri dari tempat duduknya, juga menggelengkan kepala, dan mengibaskan tangan, “Jangan bicara sembarangan, aku sudah melakukan kesalahan yang sangat besar, menyakitinya dengan sangat dalam, bagaimana bisa ia… …”

Tersadar dirinya terlalu bersemangat, Romo tiba-tiba tidak bersuara.

Laras tersenyum jahil, sengaja menggodanya, “Aku tidak bilang apa-apa, aku hanya ingin bertanya pendapatmu terhadap Mama bagaimana. Aiya Pa, kamu sedang takut apa?”

Romo berbaring, juga menarik selimut kearah atas, “Tidak takut.”

Laras menutup mulut dan tertawa, “Baiklah, aku juga tidak mau menertawaimu.”

Romo mulai menutup mata dan memperbaiki mental, “Sudah kenyang, sudah waktu nya tidur siang.”

“Kamu sudah tidur terus dari pagi, masih mau tidur lagi?”

“Bukannya dokter menyuruhku untuk banyak beristirahat dan tidur.”

“… …Ok, kalau begitu kamu istirahat dulu.”

Tidur siang jelas hanya sebuah alasan, semangat Romo sudah sangat baik, berbaring diatas kasur, menyilangkan kaki, terlihat sangat santai.

Laras berkata: “Anda sudah tua sekarang sudah nyaman, aku mohon setelah ini kamu harus memperbaiki jam kerja dan istirahat, waktunya makan ya makan, waktunya tidur ya tidur, jangan seperti anak kecil yang membuat orang khawatir, ok?”

“Ya.”

“Uang selama nya tidak akan ada habisnya untuk didapatkan, kamu lihat aku, sekarang hanya berjabat tangan dengan penjaga took, duduk dirumah dan mengumpulkan uang, enak sekali, kamu sudah umur segini, bagaimana bisa tidak mengerti? Terlalu bodoh?”

“Iya, aku bodoh.”

“… …Pa, kamu dengarkan aku, urusan yang harus dilepas ya lepaskanlah, Real Estate Podomoro begitu besar, semua kamu lakukan sendiri, bagaimana tidak kelelahan? Lagipula bawahanmu juga bisa jadi sangat tertekan.”

“Hm.. Hei, aku masih perlu kamu ajarkan untuk mengurus perusahaan?”

Laras tertawa, “Hijau berasal dari biru, tetapi lebih menang dari biru, tidak apa-apa, meminta nasihat dari anak bukan hal yang memalukan.”

“… … Kalau begitu, Bu Guru ceritakan pengalaman bisnismu?”

Laras membersihkan tenggorokan, “pelajaran” dimulai, “Merelakan, ada yang direlakan, baru ada yang didapatkan, kamu merelakan suatu barang, Tuhan baru akan membiarkan kamu mendapat suatu barang, urusan yang harus dilepaskan maka lepaskan, berikan pada bawahan untuk mengerjakan, begini bisa membuat kamu lebih rileks, juga bisa membuat mereka banyak latihan, lalu kamu, hanya duduk di dalam kantor saja memutuskan arah.”

Romo mengangguk setuju, “Baiklah, anak perempuanku sudah memiliki jabatan, memberi papanya banyak manfaat, perlu bayar uang kursus tidak?”

“Harus lah, mana ada guru besar yang mengajar secara gratis?”

Romo melihatnya dengan aneh, “Sudah lah, guru besar, kalau membual lagi, langit bisa runtuh.”

Laras tertawa terbahak, ia menghela nafas: “Pa, aku baru sadar kalau kamu hari ini suka bercanda.”

“Ya, kira-kira karena berbaring di rumah sakit menjadi lebih rileks, atau aku menginap disini saja.”

Laras meninju pelan, memutar matanya, “Bicara apa, mana bisa sembarangan menyinap di rumah sakit? Dokter bilang setelah kamu selesai di infus, setelah terbangun sudah boleh pulang, kamu sekarang sudah termasuk merebut sumber daya untuk umum.”

“Aiya, aku kadang-kadang juga tanpa sadar, sibuk sampai lupa waktu.”

“Bawa kesini hp nya, aku pasangkan alarm.” Sambil berkata, Laras mengambil hp papa nya, memasang beberapa alarm, mulai dari bangun tidur, jam kerja dan istirahat selama sehari semua diatur jam nya, untuk memperingatkannya.

Romo tersenyum sambil melihat anak perempuannya, menghela nafas berkata: “Laras, kamu benar-benar sudah besar ya.”

“Hmm..”

“Aku kemarin tidak tidur semalaman.”

“Sudah tau kalau salah kan?”

Wajah Romo yang tadinya tersenyum, ekspresinya berubah menjadi serius, “Tapi aku bukan sibuk bekerja, tetapi bertanya ke orang lain masalah mengenai Morales.”

“Apa?”

“Orang sekitar bilang, Morales tidak merokok tidak minum, tidak judi tidak ke tempat pelacur, ikut makan-makan juga pasti orang pertama yang pergi, ikut pesta pasti membawa istrinya, ia sangat mencintai istrinya, tapi… …”

“Tapi apa?” Laras juga berubah menjadi serius.

Novel Terkait

Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
5 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
5 tahun yang lalu