Cinta Pada Istri Urakan - Bab 1032 Malam Ini Tidak Perlu Kembali

Begitu mendengar suara itu, adrenalin Gavin langsung melonjak. Di luar masih ada orang, itu tidak terlalu baik untuk dilihat.

"Cuaca begitu dingin, kenapa kamu berdiri di luar? Cepat masuk ke dalam sana.”

“Menunggumu kembalilah.” Laras tersenyum dengan manisnya lalu menghampiri Gavin dan merangkul lengannya. Kenapa begitu cemerlang ya, “Hendro juga datang ya. Permasalahan kalian yang penting itu, kenapa masih saja belum selesai dibicarakan sih? Membuat Hendro terus lembur di kediaman Gavin saja, kan itu cukup merepotkan.”

Hendro tentu saja bisa mendengar suaranya serta melihat Yuni yang berdiri di belakang seolah ingin menyembunyikan wajah malunya. Hendro berpikir pasti kakak ipar baru saja menggoda Yuni.

Benar saja, Laras berkata dengan tersenyum sumringah, “Hendro, menurutku kalian sudah sangat bekerja keras. Bagaimana kalau hari ini tidak perlu lembur lagi, pekerjaan selamanya tidak akan selesai dikerjakan. Kebetulan sekali, aku juga baru saja menyuruh Yuni untuk selesai kerjanya. Lebih baik bagaimana kalau kamu membawa Yuni pergi bermesraan?”

Gavin, “Uhuk uhuk.”

Laras langsung memperbaiki ucapannya, “Pergi jalan-jalan maksudku, hehehehe.”

Beberapa hari ini, Hendro sering datang ke kediaman Gavin dengan menggunakan alasan pekerjaan, padahal sebenarnya ingin melihat pacarnya. Gavin dan Laras hanya tidak mengungkapkannya saja.

Lebih baik bagi mereka untuk pergi keluar dan menikmati dunia berdua daripada membiarkan mereka tidak bisa langsung bertatap muka dengan bebas padahal berada di bawah atap yang sama.

Tapi keduanya terlalu pemalu. Mereka terlalu malu untuk membicarakan hal sederhana seperti meminta cuti. Yang satu malah meminta lembur dan yang satunya diberi libur malah tidak mau. Aduh.

“Hendro, walaupun kamu tidak ingin berkencan, kamu juga harus memikirkan Yuni kan? Pertama kalinya pacaran tapi tidak pernah punya pengalaman apa-apa. Setidaknya buatlah dia merasakan dan punya pengalaman berpacarankan?”

Hendro jadi canggung dan tidak tahu harus menjawab apa. Yuni sudah sangat malu sekali, dia pun menoleh dan mau lari saja.

“Yuni, berhenti.” Laras memanggilnya tepat waktu. Dia pun menghampiri Yuni, lalu menarik pundaknya dan berkata, “Jangan lari, kamu kenapa lari. Sana cepat pergi dengan Hendro. Makan malam hari ini tidak ada bagian kalian loh.”

Hendro, “.....”

Yuni, “.....”

Suaminya tetap saja yang paling kooperatif. Gavin mulai membantu istrinya, “Benar sekali, Hendro, setiap hari lembur kamu tidak capek tapi aku yang capek. Hari ini tidak perlu lembur lagi, juga tidak ada hal yang mendesak kan.”

Hendro, “.....”

Laras tersenyum dan Gavin terus saja mendukung ucapan Laras, “Mana ada bekerja lebih menyenangkan daripada pacaran? Kami juga mau pacaran dulu. Kalian segera pergi sana. Jangan mengganggu kami.”

Di wajah Gavin dari tadi tampak sekali senyum yang samar. Laras adalah sumber kebahagiaannya. Selama bisa melihat Laras, selama mendengar dia bicara, dia akan bahagia begitu saja dari lubuk hatinya.

“Cepat sana pergi cepat sana, malam ini tidak perlu kembali.”

Yuni sangat malu, rasanya ingin sekali mengubur kepalanya ke tanah agar tidak bisa dilihat orang, “Kakak ipar, aku harus kembali.”

“Oh, heehhehhe, kembali juga tidak apa. Sana cepat pergi, bersenang-senanglah.”

“.....”

Laras menarik Gavin masuk. Gavin menoleh dan langsung melemparkan kunci mobilnya ke Hendro, “Bantu aku mengisi bensin ya, terima kasih.”

Hendro menangkap kuncinya. Melihat bosnya dan kakak ipar masuk ke dalam, dia pun berjalan ke samping Yuni.

“Kamu punya waktu kosong tidak, mau membawamu pergi jalan-jalan?”

Yuni menundukkan kepala lalu menggigit bibir malu, “Pergi kemana?”

“Nonton bioskop, makan, terserah kamu mau pergi kemana.”

“Aku tidak tahu harus pergi kemana.” Jantung Yuni sekarang berdegup kencang tidak karuan. Dia tidak tahu harus meletakkan tangannya dimana, begitu juga matanya tidak tahu harus melihat kemana.

Hendro pun maju lalu menggandeng tangannya, berkata dengan tenangnya, “Jangan gerogi, ikuti aku saja.”

“Aku aku....aku...”

Melihat Yuni yang bicara terbata-bata, Hendro pun langsung menarik tangannya dan langsung naik ke mobil.

....

Akhir bulan tiba lagi, tahun ini akan berlalu lagi, dan tahun baru akan segera tiba.

Yang membuat Laras bingung adalah, pertemuan penggemar Maira dan Leila tidak ada pergerakan sama sekali. Bahkan publisitas dasar saja tidak ada. Dia kira pertemuan itu akan dibatalkan.

Harusnya, sebagai seorang artis, apalagi artis yang baru muncul dan ingin untuk menjaga popularitasnya. Dia tidak hanya harus ada pergerakan tapi setiap harinya harus berusaha masuk ke dalam pencarian terpanas, menghadiri kegiatan apa, mengeluarkan hasil karya apa, yang terpenting harus selalu ada publisitas yang terus sengit dan terpanas.

Tapi, pertemuan fans sebesar ini, Maira malah tidak terlihat ada pergerakan sama sekali.

Tahun baru sudah di depan mata dan semakin dekat setiap harinya. Dia masih ingin menjual tiketnya atau tidak?

Laras sangat khawatir dan cemas dalam hatinya. Tapi dia juga tidak bisa langsug bertanya kepada Maira. Dia hanya bisa menelepon Fla untuk mengkonfirmasi.

“Kakak Fla, pertemuan fans Maira dan Leila masih mau diadakan atau tidak? Waktunya tersisa sepuluh hari lagi. publisitas pesta artis dan perusahaan lainnya begitu ramai. Walupun Maira tidak bisa dibandingkan dengan mereka, tapi juga tidak boleh tidak melakukan publisitas sama sekali kan? Pertemuan fans ini diadakan atau tidak sih sebenarnya?”

Fla, “Laras, sejujurnya aku juga tidak mengerti dengan mereka. Tapi, karena ada kontrak. Kita mengerjakannya sesuai dengan kontrak saja. Kontrak yang kamu tanda tangani bersama kami, malah tidak usah lebih khawatir lagi bagaimana pengerjaan mereka.”

Laras, “Bukannya ini pengerjaan yang sering dilakukan dalam dunia entertainment.”

Fla, “Aku tahu setidaknya kamu masih mengkhawatirkan kakak sepupumu. Laras, aku hanya mengatakan satu hal jujur kepadamu ya. Kakakmu bergantung dengan sesorang alias pendukung yang tidak kecil, dan lagi, tidak hanya satu pendukung. Kamu benar-benar tidak perlu khawatir dan mencemaskannya.”

Begitu mendengar ini, Laras malah semakin khawatir dan cemas. orang besar atau pendukung yang ada di dunia entertainment hanyalah sebuah sandaran sementara dan bukan apa-apa. Berapa banyak orang kuat atau pejabat tinggi yang naik dan turun, Apa tidak sedikit atasan atau orang besar bermain-main dengan artis wanita? Ada berapa memang yang akhirnya jadi pemenangnya? Ada berapa juga yang akhirnya sukses dan karirnya lama? Nanti kalau orang besar atau pendukungnya sudah punya peliharaan baru, lalu berapa artis wanita yang bisa melanjutkan karirnya?

Laras selalu mengira, yang ada di balik Maira adalah Ariel. Tanpa dia tahu, ternyata ada orang lain.

Fla berkata lagi, “Pokoknya Maira tidak mengatakan pertemuan ini dibatalkan. Kita melakukan bagian kita saja sesuai kontrak, itu sudah cukup.”

“Baiklah.”

Setelah menutup teleponnya, Laras masih saja tidak tenang. Dia pun menelepon Mei Mei.

Mei Mei dulu adalah asisten Suli. Dia juga adalah model dalam lingkaran dunia media digital.

Ketika Suli meninggalkan Rumah Layar dan jatuh ke dasar lembah yang paling bawah. Dia adalah satu-satunya di lingkaran ini yang masih bersedia membantu Suli. Sekarang Suli dan Aaron menikah dan menjadi istri pemilik Rumah Layar. Mei Mei jelas sekarang menduduki posisi penting.

Sekarang, Mei Mei telah menjadi direktur umum Rumah Layar hiburan. Aaron terutama terlibat dalam perusahaan dan bisnis keluarga Pradipta. Dia tidak bisa membagi dirinya mengurusi hal yang berbeda, Jadi perihal bisnis hiburan Rumah Layar ini, dia telah menyerahkan tanggung jawab sepenuhnya kepada Mei Mei. Dan Mei Mei pun juga tidak mengecewakan harapan dan kepercayaan Aaron dan Suli.

Jadi, kabar dalam lingkaran hiburan ini, Mei Mei adalah orang paling tahu dan bisa dipercaya. Jadi kabar yang keluar dari mulutnya jelas tingkat bisa dipercayanya sangat tinggi.

“Kakak Mei Mei, apa kamu punya kabar konfirmasi pertemuan fans dari Maira?”

Memei juga tidak menyembunyikan apapun kepada Laras, dia berkata dengan sejujurnya, “Aku terus saja membantumu untuk mencari tahu kabar itu. Aku dengar, tiket pertemuan fans ini sudah dari awal terjual habis oleh sekelompok fans.”

“Apa?”

“Iya, kamu tidak salah dengar. Ketika aku mendengarnya dulu, aku juga sama terkejutnya denganmu. Maira telah mengeluarkan kabarnya di bagian internalnya sendiri, dia berkata tiket pertemuan fans sangat sulit diperoleh karena sudah dari awal terjual habis.”

“......”

Novel Terkait

Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
4 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
3 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu