Cinta Pada Istri Urakan - Bab 613 Aku Suka Duduk di Dekatmu

Tasya sangat menikmati penghormatan kerajaan seperti ini, ini adalah restoran yang di buka bibinya, juga restoran yang diinvestasi oleh papanya, memang sudah seharusnya diperlakukan seperti ini.

Tapi, ini semua membuat 3 orang lainnya sangat tidak nyaman.

Laras dan Vero, di rumah selalu ada yang melayani, terutama Vero, dari kecil adalah 'nona besar muda' di rumah, dimanjakan oleh setiap orang di keluarga sampai besar.

Tapi, mereka tidak ada membeda-bedakan, semua orang sama, meskipun pelayan, supir, dan bibi penjaga, itu juga pekerjaan mereka, bukan dilahirkan untuk lebih rendah.

Tasya dengan puas berkata kepada pelayan: "Ehn, sikapmu bagus, kemarin yang dua itu sudah dipecat kan?"

"Sudah nona muda besar, orang yang membuatmu tidak senang tidak boleh sudah tidak dipekerjakan di restoran."

"Benar kalau begini, mereka berdua terlalu tidak menghargai, aturan adalah benda mati, orang adalah makhluk hidup, orang yang tidak pintar berubah untuk menghadapi situasi seperti mereka, tidak berhak bekerja disini."

"Benar, benar, tenang saja nona muda besar, lain kali tidak akan terjadi lagi hal seperti kemarin."

Mandor ini juga menggunakan kata-kata yang sangat terpuji, selalu membungkuk 45 derajat.

Tidak lama setelah selesai memesan makaan, Laras tiba-tiba sadar, restoran yang awalnya selalu penuh tiba-tiba menjadi kosong melompong, hanya tersisa meja mereka.

Sungguh sangat aneh, pada saat mereka masuk, meja di sebelah jelas-jelas baru mengantarkan makanan.

Dan juga, para tamu yang awalnya mengantri menunggu masuk ke dalam restoran, juga semuanya menghilang.

Vero dan Suli juga menyadari perubahan ini.

Tidak lama, segerombolan pelayan berbaris untuk mengantarkan makanan, sambil mengantarkan makanan, mandor sambil memperkenalkan, pelayanan itu, sungguh lebih baik dibandingkan dengan hotel bintang lima.

"Nona muda besar, makanan kalian berempat sudah lengkap semua, silahkan menikmati, kalau ada masalah, panggil aku saja."

"Baik."

"Kalau begitu aku turun dulu, tidak mengganggu kalian berempat menyantap makanan, selamat menikmati."

Mandor mundur ke belakang, juga sambil membungkuk.

Sikap pelayanan tinggi seperti ini, membuat Laras dan dua orang lainnya sangat tidak nyaman.

Mereka bertiga, Vero adalah anak orang kaya yang berkuasa, Laras adalah istri orang kaya, bagaimana juga Suli juga pernah seorang artis kelas satu, mereka adalah orang yang pernah menghadiri acara besar, tapi tidak pernah menemui restoran biasa yang mempunyai sikap seperti ini.

Tasya mengira kalau dia memikirkan semuanya dengan bijaksana, dengan memuji diri sendiri, "Suli, kamu tidak perlu khawatir, disini tidak ada orang yang akan memotretmu."

Suli sungguh tersanjung, lalu tertawa kaku, "Hehe, kamu berpikir terlalu banyak, sekarang tidak ada lagi yang memotretku."

"Kalau begitu juga harus diperhatikan, kalau orang mesum memotretmu dan menyebarnya ke internet, tidak tahu nanti bagaimana media menulis tentangmu, daripada bertambah satu masalah, lebih baik berkurang satu masalah......kakak ipar kedua, benar bukan?"

Laras tersedak, "Iya......" Kenapa ada semacam perasaan duduk tidak tenang? Masih lebih baik makan barbeque atau hotpot self service yang 45 dolar.

Vero mempunyai perasaan tidak bagus yang samar, dia kenapa merasa kalau hari ini Tasya terus pamer?! Apa Tasya benar-benar tidak tahu dulu Suli pernah berpacaran dengan Aaron?

"Kakak, kamu makan banyak sedikit, sekarang kamu paling membutuhkan nutrisi."

"Terimakasih, aku ambil sendiri."

"Kakak ipar kedua, kamu juga makan banyak sedikit, kamu sudah sekurus ini, tidak perlu diet lagi."

"Ehehehehe, aku tidak ada diet, memang sudah kurus dari lahir."

Saat Vero dan Laras merasa ada yang aneh, dari pintu terdengar suara sambutan, "Selamat datang, presdir Pradipta, silahkan masuk ke dalam, nona muda besar dan teman-temannya sudah sedang menikmati hidangan."

Presdir Pradipta? Aaron!

Ketiga orang itu terkejut, tangan Suli yang memegang pisau dan garpu tanpa terasa langsung gemetaran, pisau dan garpunya langsung terjatuh ke atas piring, membuat suara hantaman yang jelas.

"Aaron, kemari, kemari," Tasya langsung berdiri, dengan cari perhatian melambaikan tangan kearahnya, "Cepat kemari, aku saat jalan-jalan bertemu kakak dan kakak ipar kedua, juga bertemu dengan Suli."

Kaki Aaron yang sedang melangkah terhenti, dia berdiri disana.

Matanya berkedip, tenggorokannya tercekat, membutuhkan tenaga sangat besar untuk menahannya, baru napasnya tidak tampak begitu panik.

Orang yang duduk di hadapan Tasya itu, punggung yang sedang membelakangi dia itu, itu adalah Suli.

Orang itu, adalah Suli......

Tidak sempat membiarkan mereka masing-masing untuk sedih, Tasya dengan senang berlari kesana.

Dia berlari ke hadapan Aaron, menjinjitkan jari kakinya, seperti tidak ada orang disana, Tasya melingkari lehernya, dengan cepat mengecup bibirnya, lalu dengan manja berkata: "Aku kira kamu akan terlambat datang, takut kakak dan teman-temannya lapar, jadi kami makan duluan, kamu tidak keberatan kan?"

Aaron dengan kaku berkata: "Tidak......."

"Aku tahu kalau kamu tidak akan keberatan, sini, cepat, tadi waktu aku berbelanja melihat merek kemeja yang biasa kamu pakai, model terbaru, aku merasa kalau kamu pakai pasti akan sangat bagus."

Sambil berkata, Tasya mengeluarkan kemeja dari kantong belanja hitam itu, sambil berbicara sambil membandingkannya ke tubuh Aaron.

"Aku membeli sesuai dengan ukuranmu, aku merasa kemeja ini kalau kamu yang pakai baru bisa dinamakan kemeja, kalau orang lain yang pakai hanya sehelai kain saja."

Aaron: "......"

Laras: "......"

Dan juga Suli yang belum mempunyai persiapan baik untuk membalikkan kepalanya: "......"

Vero langsung berdehem, "Ekhem, ekhem......Jangan pamer kemesraan lagi, kami sedang makan." Maksudnya adalah, jangan membuatku muntah!

Aaron canggung sekali, "Simpan saja, nanti aku bawa pulang."

"Apa kamu tidak suka?" Tasya mendekat ke dadanya dengan pelan bertanya, posisi seperti itu, pemandangan itu, dan ekspresi itu, hanya pasangan yang sedang dalam tahap jatuh cinta baru ada.

Aaron dengan pelan berkata: "Suka, terimakasih."

"Xixi, bagus kalau kamu suka, kamu canggung kenapa padaku?"

Vero sungguh tidak sanggup melihatnya lagi, kalau diteruskan lagi, dia sungguh akan muntah.

Dia menutupi matanya, melambaikan tangan berkata: "Aaron, kamu duduk makan, kalau tidak mau makan cepat pergi." Poin pentingnya adalah kalimat paling terakhir.

Tapi tidak menunggu Aaron menjawab, Tasya menarik tangannya berjalan ke depan meja makan, "Pelayan, bawakan satu kursi lagi......Kamu duduk di sebelahku ya, aku suka duduk di dekatmu."

Aaron: "......"

Laras: "......."

Otak Suli sudah berhenti berpikir, tidak ada waktu untuk memberikan ekspresi.

Ini pasti jamuan makanan yang ingin mencoba melukai orang, di bandingkan dengan mengambil nyawa, yang paling hebat adalah siksaan terhadap mental.

Vero, Laras, dan Suli, semuanya mengerti maksud Tasya.

Sayangnya, Aaron tidak mengerti.

Perasaan Aaron sangat berantakan, ada beberapa perasaan yang sedang terpikirkan di otaknya, yang terakhir adalah emosional untuk "balas dendam" yang duluan mendapatkan posisi teratas, melampaui perasaan yang lainnya dan menduduki nomor satu, menempati seluruh otak besarnya.

Tasya hanya menariknya pelan, dia langsung dengan menurut duduk, langsung duduk di hadapan Suli.

Meskipun Suli sangat ingin pergi juga tidak bisa, walaupun tidak melihat ke depan, tidak sengaja melihatnya, garis matanya tetap akan melihatnya.

Dia duduk disini, seketika makanan jadi tidak berasa, jantungnya seperti dihantam oleh tongkat besi berat, sangat sakit sampai indranya kehilangan fungsi.

Dia juga pernah berkali-kali membayangkan seperti apa pemandangan ketika bertemu dengannya lagi, ataupun tidak sengaja bertemu di jalanan, atau tidak sengaja berpapasan di pesta, atau setelah beberapa tahun berjumpa dengannya di sebuah taman, mereka membawa anak masing-masing, saling melihat dan tersenyum.

Tapi dia tidak memikirkan, kalau pertemuan mereka akan secepat ini, cepat sekali sampai lukanya masih berdarah.

Novel Terkait

My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
3 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
4 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
3 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Star Angel
Romantis
4 tahun yang lalu