Cinta Pada Istri Urakan - Bab 720 Sebenarnya Kamu Mau Menyetujuinya Atau Tidak?

Setelah setengah jam, Laras dengan badan remuknya, dengan bertahan datang ke studio kerja.

Kejadian terlalu tiba-tiba, Suli juga datang membantu.

Diperjalanan datang, Laras sudah melihat berita, jelas sekali, beritanya disebar dari pihak Sandra sana, sedangkan di tempat Sandra ada seorang pemain di balik layar yang sangat pintar mempermainkan menciptkan topik bahan pembicaraan panas----Ariel.

Laras baru saja memanggil semua karyawan untuk membicarakan perkembangan kejadian ini, baru saja semua orang terkumpul, orang dengan panik masuk ke dalam kantor, berkata: "Presdir, mereka menyebarkan berita lagi, tapi targetnya kali ini sepertinya bukan kamu, tapi Ariel."

Laras tersenyum dingin, sudah diduga, Ariel sedang mencarikan jalan untuk dirinya sendiri untuk kembali.

Semua orang dengan cepat membuka laptop, melihat daftar pencarian panas nomor satu sudah berubah topik #Ariel benar-benar dewi, #Dewi yang baik hati #Kembalilah dewi Tatum #dan lain-lainnya, semuanya sedang membicarakan Ariel, menyuruhnya kembali ke industri hiburan.

Mungkin ini adalah hari termegah bagi Ariel selama beberapa tahun ini, daftar pencarian panas semuanya sedang melayaninya.

Suli tidak percaya kalau Laras akan mencuri, tapi, dia sangat penasaran dengan kejadian semalam, "Ada apa semalam?"

Laras menceritakan seluruh kejadian dengan utuh kepada semua orang, "Tapi kalian tenang saja, aku sudah ada bukti untuk membuktikan kalau aku tidak bersalah, hanya saja melihat mereka begitu senang, aku ingin membuat mereka lebih senang sebentar."

Mimi, juga orang yang sangat pintar membuat topik panas di studio, dia langsung berpikir ke arah pikir Laras, "Melihat cara mereka membuat topik panas, tujuannya mungkin ingin mempromosi Ariel, perbuatan ini 100 persen pasti Ariel sendiri yang melakukannya. Satu sisi dia ingin membuat dirinya terkenal, satu sisi juga ingin menginjak Suli dan presdir Laras, benar-benar sekali dayung, dua tiga pulau terlewati."

Semua orang dengan semangat membahas, akhirnya, Laras memberi perintah, "Semuanya, dengarkan, kita tidak membutuhkan penyerangan balik apapun, diam-diam sebarkan rumor, bilang studio kerja kita berantakan, sedang kesana kemari mencari koneksi tapi tidak dapat pertolongan."

Semua orang bersama-sama menjawab: "Mengerti!"

Siangnya, Laras sedang merapikan meja kantor, bersiap-siap pergi makan, handphonenya tiba-tiba berdering, itu adalah nomor telefon Bibi Rihana, semalam malam mereka saling meninggalkan nomor telepon.

"Halo, Bibi Rihana ."

" Laras, aku dengar kamu mencari pertolongan tapi tidak dapat, kamu mau bagaimana melakukannya? Aku disini masih ada beberapa pertolongan, apakah bisa membantumu atau tidak?"

Laras senang diam-diam, tampaknya beritanya sudah berhasil tersebar, dan juga tersebar dengan sangat cepat, bahkan Bibi Rihana yang bukan orang di industri hiburan pun tau.

Laras dengan tenang tersenyum, menghibur dan berkata: "Bibi Rihana jangan khawatir, ini hanyalah granat yang aku lepaskan."

"Maksudnya?"

"Aku sudah ada bukti untuk membuktikan kalau aku tidak bersalah, hanya saja aku tidak menyangka mereka begitu terburu-buru, dan juga begitu kejam, ingin membunuhku di tempat. Mereka begitu jahat padaku, jangan salahkan kalau aku jahat juga pada mereka, aku menunggu sandiwara mereka selesai, aku baru menyerang balik."

"Sungguh?"

"Benar, Gavin yang memberikan buktinya kepadaku."

Begitu mendengar seperti itu, Rihana juga tenang, dia mengira Gavin tidak akan mengurusi urusan ini, "Baguslah kalau begitu, mamamu sudah mengkhawatirkanmu satu harian, sudah menelepon padaku beberapa kali."

Laras tidak mengerti, "bibi Rihana, kenapa mama tidak langsung mencariku, nomor teleponnya saja tidak diberikan, semalam begitu terburu-buru pergi, juga tidak mengatakan dengan jelas."

Rihana : " Laras, hal ini aku juga tidak bisa mengatakannya dengan jelas dalam waktu singkat, intinya, mamamu tidak langsung menghubungimu, juga demi kebaikanmu."

"Kenapa?"

"Anak baik, jangan bertanya begitu banyak, kalau kembali padamu lagi bisa mempengaruhi kehidupan sehari-harimu, kalau begitu bagaimanapun mamamu tidak akan mau kembali padamu."

"......" Laras semakin bingung, juga lebih khawatir.

"Kesehatan mamamu tidak begitu baik, tuan Jin juga mengaturnya lebih ketat, tanpa persetujuan tuan Jin, mamamu tidak akan kembali padamu, yang bisa bibi Rihana katakan hanya bisa sebanyak ini, semoga kamu bisa mengerti perbuatan mamamu."

Laras membuang nafas kasar, "Baiklah, aku juga tidak berharap keberadaanku mempengaruhi kehidupan sehari-harinya, bibi Rihana, tolong anda beritahu kepada mamaku, aku sangat baik, suruh dia jangan khawatir."

"Baik."

Setelah menutup telepon, Laras tenggelam dalam pemikirannya lagi, awalanya semalam malam ingin memberitahu kepada Gavin, tapi Gavin terus menariknya untuk berolahraga, lalu sungguh terlalu malam, terlalu leha, terlalu capek, dia tidak mengatakannya.

Gavin pernah bilang kalau Alvin adalah orang yang sangat berbahaya, kalau begitu bagaimana dengan paman kelima Alvin, Morales?

Pengusaha terkenal ini sering muncul di daftar orang kaya, yang orang lihat adalah sisa yang baik dan membanggakan, tapi siapa yang tau dibaliknya mereka melakukan hal-hal yang memalukan?

Mantan orang kaya Wildhan Hirawan, pada saat muda juga pernah berkecimpung di dunia mafia, lalu melakukan bisnis legal, dari hitam menjadi putih, begitu naik langsung menjadi orang kaya, di baliknya ini pasti penuh dengan kekotoran.

Kalau begitu, orang kaya yang sekarang ini, bisa seberapa suci apa?

Laras semakin pikir, semakin khawatir, sejauh ini hanya bisa mengetahui keadaan mama dari bibi Rihana, bibi Rihana tidak mau mengatakannya, dia juga tidak bisa memaksa bibi Rihana.

Pada saat ini, Suli mengetuk pintu masuk, "Makanan sudah sampai, mau makan?"

"Ehn."

Suli membawa dua kotak nasi masuk, pandangannya aneh, seperti ingin mencari tau sesuatu.

Laras sedang memikirkan yang lain, tidak menyadari keanehannya.

Sambil makan, Suli akhirnya tidak sanggup tidak bertanya: "Aaron ada mengatakan sesuatu padamu tidak?"

Laras hampir saja melupakan si bajingan itu, "Howl! Anak itu semalam pergi ke pelelangan TINA Jewelry bersamaku, akhirnya tidak mengatakan apa-apa langsung pergi, kalau dia mengatakannya, aku pasti akan pergi dengannya, maka tidak akan ada masalah sebanyak ini, aku masih dengan bodoh menunggunya."

Suli menggigit sumpit dan berkata: "Benar, kenapa dia jahat sekali?"

Laras merasa aneh, dengan curiga melihat Suli dan bertanya: "Ada apa?"

"Hehehehe, semalam dia datang mencariku, aku tidak membukakan pintu untuknya."

"Bagus sekali, jangan bukakan pintu untuknya."

"Dia tidur semalaman di mobil, pada saat aku keluar, aku ada melihat mobilnya, dia tidak menyadariku, aku langsung lari."

"Bagus, siksa saja dia."

Suli juga tidak senang, biasanya saat Laras terus mendesak mereka untuk balikan, dia selalu menolak, sekarang begitu Laras mengatakan seperti itu, dia malah tidak terbiasa, "Hehe, Laras, kamu merasa aku seperti itu keterlaluan sekali tidak?"

"......" Laras mengerti maksudnya, sengaja berkata, "Tidak kok, kamu jangan balikan dengannya, paling baik lupakan dia, aku percaya pangeran berkudamu akan sangat cepat datang ke sisimu, dengan begitu tidak akan ada masalah orang tua tidak setuju, kehambatan karir, masalah yang berantakan itu."

"Kamu berkata seperti itu, kenapa aku mendengarnya begitu sedih?"

"Uhuk!"

Saat ini, pintu kantor terbuka, Aaron dengan kesal masuk ke dalam, Yuni mengikut dari belakang.

"Maaf, aku tidak bisa menghentikannya."

Laras dengan asal melambaikan tangan, "Tidak apa-apa, kamu pergi makan."

Yuni keluar, sekalian menutup pintu.

Suli tidak berani membalikkan kepalanya, hanya menunduk dan makan.

Kondisi Aaron tidak terlalu bagus, rambutnya berantakan, dasinya mereng, bahkan ada jenggot di dagunya, tampaknya sangat hancur, dibandingkan dengan pangeran orang kaya yang hadir di pelelangan semalam, seperti dua orang yang berbeda.

Laras berdehem ringan, bertanya: "Apa aku butuh pergi?"

Suli menariknya, melihatnya dan menggeleng, dengan tatapan memohonnya untuk tidak pergi.

Aaron juga tidak keberatan Laras ada disini, langsung bertanya: "Suli, kutanyakan padamu, sebenarnya kamu mau menyetujuinya atau tidak?"

Novel Terkait

Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
4 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
5 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu