Cinta Pada Istri Urakan - Bab 439 Apa Hati Nuranimu Sudah Dimakan Anjing?

Aaron sengaja menaikkan wajahnya, dengan tidak senang bertanya: "Kamu ketawa apa, aku berbicara serius denganmu, bisa tidak menghargaiku sedikit?"

Suli menarik tawanya, tapi masih menikmatinya, lalu mengejeknya, "Presdir Pradipta, perusahaanmu begitu membutuhkan aku?"

Aaron: "Suli, kamu jangan dikasih hadiah tidak mau malah meminta hukuman."

Suli tiba-tiba mengeluarkan handphonenya, sengaja mau menelepon, "Oh, begitu ya, kalau begitu aku langsung menghubungi manager Bunga Modern saja, aku bilang kalau aku bersedia langsung tandatangan kontrak."

Aaron marah sampai merasa giginya geli, setelah begitu banyak yang dia katakan apakah semuanya adalah omong kosong? Wanita ini terlalu tidak tau diri, dia terlalu tidak ada kerjaan makanya datang sendiri kemari.

Aaron merasa kesal, juga merasa tidak mempunyai harga diri, kenyataannya, wanita galak ini tidak pernah menjaga harga dirinya.

Suli melihat ekspresinya yang dari marah lalu menjadi normal, hatinya diam-diam tidak bisa berhenti tertawa, dia menurunkan handphone, berkata: “Baiklah, tidak mengejekmu lagi, aku sebenarnya tidak ada menyimpan nomor Bunga Modern, aku hanya meninggalkan akun IG, mereka menghubungiku dari email, aku tidak membalasnya."

Aaron merasa kalau dirinya dipermainkan, tapi informasi ini juga secara tak beralasan membuatnya lega. Dia menemukan bahwa wanita ini mempunyai sifat yang sangat aneh, yang dengan mudahnya bisa mengendalikan emosinya.

Suli: "Presdir Pradipta, anda begitu mementingkanku adalah kehormatanku, tapi sekarang mamaku membutuhkanku, aku tidak bisa bebas. Aku juga tidak ingin menunda perusahaan anda."

Aaron menetralkan nada bicaranya, berkata: "Ini adalah masalah kecil, kamu bisa menjaga mama kamu sampai sembuh dulu baru bekerja, tandatangan kontrak dulu, agar tidak perlu kebanyakan mimpi di malam yang berkepanjangan, syaratnya adalah yang aku katakan tadi, kalau kamu mempunyai syarat lain boleh juga diberitahu."

Suli dengan serius berkata: "Terimakasih, aku tidak mempunyai syarat lain." Sejujurnya, syarat yang diberikan Aaron tadi semuanya adalah fasilitas artis papan atas, bagi seseorang yang baru, sungguh tidak berani berharap.

Aaron: "Baik, kalau begitu sudah tetap, senang bekerja sama denganmu, nona Fang."

Suli mengulurkan tangan untuk bersalaman, "Senang bekerja sama denganmu, presdir Pradipta."

---------

Di pemukiman kumuh, Rio de Janeiro, Brazil.

Di sebuah gang terpencil, suara tembakan yang kuat tidak berhenti berbunyi, Gavin dan Sonny sudah mengejar Darius sampai di ujung kematian.

Kaki kiri Sonny tertembak, darahnya mengalir di sepanjang jalan, akhirnya tidak bisa berdiri di atas tanah lagi.

Gavin mengerutkan keningnya, melihat lukanya yang tidak berhenti berdarah, memerintahkan: ”Kamu tunggu disini, Weiner akan segera datang."

Sonny meraih lengan Gavin, "Bos, tidak boleh, Darius terlalu licik, ini juga daerah otoritasnya, kamu tidak boleh masuk sendiri."

Gavin menepuk punggung tangan Sonny, "Aku tidak mungkin membiarkannya kabur dari depan mataku lagi, kamu duduk disini jangan bergerak."

"Bos, bos," Sonny tidak berhasil menegurnya, hanya bisa berteriak kepada punggungnya, "Hati-hati bos."

Gavin membawa harapan seluruh prajurit di pasukan, masuk ke dalam gang dengan pistol.

Perperangan sudah berlanjut sampai kesini, siapapun mengharapkan ada hasil.

Darius yang sekarang ini juga kehabisan peluru, dia bersembunyi disebuah gudang yang sudah lama ditinggalkan.

"Keluarlah, aku tau kamu didalam." Dari luar terdengar suara Gavin.

Suara familiar ini, membangkitkan begitu banyak ingatannya, dia pernah tidak menjaga nyawanya demi melindungi negaranya, tulus dan berdedikasi sampai mati, tapi ditukarkan oleh sebuah bencana membakar orang.

Terdengar sebuah tembakan, peluru itu mengenai pintu kontainer dimana dia bersembunyi, "Keluarlah, kamu sudah ketahuan."

Hari ini akhirnya datang, Darius tau, bagaimanapun dia bersembunyi, Gavin akan menemukannya, pertemuannya dia dengan Gavin tidak bisa dihindari.

"Mau aku katakan sekali lagi ya? Keluar!" Gavin dengan tidak sabar berteriak, suara pantulannya terdengar di seluruh sudut gudang, suara pantulannya ini, seperti suara geraman aura prajurit yang dikorbankan itu.

Gavin menangkat pistol menargetkan pintu kontainer, kali ini, dia tidak akan membiarkan iblis ini kabur lagi, dia mau menangkapnya dan menindaklanjutinya sendiri.

Darius menendang pintu kontainer, mengangkat tinggi tangannya, dengan pose menyerah pelan-pelan keluar dari dalam.

Kedua pria ini bertarung, kedua orang ini berdiri berhadapan disana dalam jarak dekat, kedua mata mereka bertukar pandnag, menimbulkan percikan api yang sangat kuat.

"Jangan mencari gara-gara, saudara."

Gavin sedikitpun tidak ragu menargetkan pistolnya ke arah kepalanya, kalau dia berani melawan, Gavin akan menghukumnya langsung di tempat.

"Peluru tidak mempunyai mata, jangan mencari masalah."

"Diam!" Gavin dengan kesal berteriak, "Darius, kamu membuatku sangat menderita mencarimu."

"Ha, sangat merindukanku?"

Berapa tahun tidak bertemu, Darius yang di hadapannya dengan Darius yang ada di ingatannya seperti dua orang yang berbeda, Darius yang dulu adalah prajurit yang baik, Darius yang sekarang adalah raja narkoba, wajahnya sangat banyak luka sayatan, badannya dipenuhi tato, bahkan cara berbicara saja sudah berubah, mulutnya sangat licik.

"Saudara, apa harus seperti ini? Kamu tau tidak ini dimana? Kalau hari ini kamu membunuhku, kujamin kamu tidak akan bisa keluar dari gudang ini."

“Oh? Yang benar? Mau dicoba?"

"Tidak perlu, aku hanya mengkhawatirkan keselamatanmu."

"Tidak perlu menjilatku, " Dari pinggangnya Gavin mengeluarkan sebuah borgol, "Pasang sendiri, atau aku yang pasangkan?"

Darius tersenyum, "Kamu sungguh mengira kamu sangat hebat? Lebih baik kamu mengerti, disini adalah rio, ini adalah daerah otorritasku, sekarang aku hanya perlu bersiul, kamu langsung dalam bahaya."

"Oh? Benarkah? Aku sungguh sangat ingin mencoba."

Darius menghela nafasnya kasar, "Tidak coba, bagaimana juga kita adalah suadara, kalau kamu mati, aku akan sedih."

"He." Gavin tersenyum dingin, wajahnya menampilkan kekejaman dewa neraka.

Dia selalu sangat ingin menanyakan Darius sebuah pertanyaan, oleh karena itu, dia bertanya: "Kenapa mengkhianati negara? Kenapa mau membantu musuhmu bekerja?"

"Apa? Hahaha, apa yang kamu katakan?" Darius seperti mendengar candaan yang sangat lucu, dengan tidak takut tertawa terbahak-bahak, "Kenapa aku mengkhianati negara hahahaha, kenapa aku mau membantu musuh bekerja hahaha, lucu sekali, sampai air mataku keluar."

Saat ini, dari sudut ruangan tiba-tiba terdengar suara tembaka pistol, telinga Gavin bergetar, lalu sadar disini masih ada orang lain, mungkin saja rekan Darius.

Hatinya berat, mungkinkah dia sudah masuk dalam jebakannya?

Gavin semakin waspada, tangannya masih menargetkan Darius, dalam waktu yang sama telinganya mendengar seluruh penjuru arah, memperhatikan sekelilingnya.

Darius dengan pelan menurunkan tangannya, sedikitpun tidak takut dengan senjata Gavin, berjalan santai, "Pertanyaan ini, harusnya kamu coba tanyakan kepadaa atasanmu, kalau kamu tidak mengerti, dia sangat mengerti."

"?" Gavin tidak mengerti, tapi yang pertama kali dia pikirkan adalah komandan Retno.

"Apakah kamu tidak tau, Tere Liye dengan komandan Retno adalah saudara dekat?"

Gavin mengerutkan keningnya, apa yang dikatakan Darius, itulah yang tidak berani dia pikirkan.

"Aku mengkhianati militer dan negara, bukankah itu adalah keputusan komandan Retno?"

"Kenyataan sudah di depan mata, tidak perlu diputuskan orang lain, Darius, apa hati nuranimu sudah dimakan anjing?"

Novel Terkait

Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
3 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
3 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
3 tahun yang lalu