Cinta Pada Istri Urakan - Bab 325 Kenapa Putus?

Dua anak muda yang belum matang, dibawah bantuan alkohol, saling berpelukan.

Wajah Fanny bersandar di dada Jino, dadanya yang keras itu ada suara detak jantung yang kuat, suara detakan jantung membuatnya lebih tersipu malu.

Tangan Jino juga memeluknya dengan benar, tidak berani memegang sembarangan, perasaan seperti ini sangat nyata, juga sangat berharga.

Diluar, setelah Sonny dan Weiner keluar dari kamar tamu, bukannya tergesa-gesa kembali ke kamar, tapi duduk di koridor luar beristirahat dan berbincang.

Kedua orang itu bersandar lesu kebelakang, seluruh tubuhnya rileks, sangat nyaman.

Weiner: "Hari ini sangat senang, tidak disangka Jino lebih duluan dapat pasangan daripada kita, dasar berandalan itu, sepertinya dia baru semalam bergabung dengan pasukan khusus, waktu berlalu dengan sangat cepat."

Sonny: "Ehn, tunggu kita pensiun, saatnya dia mengangkat bendera besar, ini namanya gelombang belakang mendorong gelombang depan, gelombang depan berakhir di atas pasir."

Weiner menjulurkan tangannya meletakkan di bahunya, bertanya dengan hati-hati: "Kamu dan Vero......Kenapa lagi? Aku lihat akhir-akhir ini sikapmu sedikit aneh."

Sonny menggeleng kepalanya, hanya menghembuskan nafas, tidak berbicara.

Weiner: "Aku bisa merasakan kalau Vero masih menyukaimu, kalau waktu itu kamu tidak putus dengannya, mungkin sekarang anak kalian sudah besar."

Sonny memejamkan matanya, "Untuk apa mengatakan itu."

Weiner: "Hanya sesekali menyayangkannya, katakan dengan jujur teman, kamu kenapa mau putus?"

Pertemanan diantara pria tidak seperti wanita, wanita kebanyakan akan memilih untuk menumpahkan segalanya, kalau pria, akan menyimpannya didalam hati.

Mereka adalah teman perang, juga partner paling dekat, setahun 365 hari selalu bersama, tapi mereka tidak pernah menanyakan Sonny tentang hal ini.

"Aku bisa melihat, waktu nenek bilang mau mengenalkannya pada kita, kamu saja tercengang, dan juga hari ini kamu minum tidak sedikit, katakan, kalau kamu katakan aku bisa membantumu."

"Tidak ada kenapa, putus ya putus, tidak ada alasan."

"Benar-benar tidak ada?" Weiner tidak percaya, "Di bidang pekerjaan kita, bisa menemukan pasangan tidak mudah, kamu sudah mendapatkan berlian mahal tidak menghargainya, pasti ada alasan tidak boleh tidak putus kan?"

Saat ini, Vero kebetulan turun dari lantai utama, dia mendengar mereka sedang mengobrol diluar.

Karena itu, tanpa sadar dia melambatkan langkah kakinya, berdiri di tempat gelap untuk mendengar.

Angin malam musim gugur, sangat dingin, bahkan dedaunan yang ditiup menimbulkan suara.

"Tidak ada alasan."

"Tidak ada? Masih tidak bilang juga?" Weiner mengerjainya, "Baiklah kalau begitu, lagipula nenek juga begitu ramah, aku dengan sukarela memberitahu nenek, aku menyukai cucu perempuannya, mau mengejarnya, boleh tidak?"

Sonny meninjunya, "Kamu jangan sembarangan!"

"Hei, apa urusannya dengamu, bukannya kalian sudah putus? Sudah putus 3 tahun kan, kalau begitu aku mau mengejarnya lagian harusnya bukan urusanmu kan? Lagipula aku juga tidak keberatan dia pernah bersamamu."

"Kamu serius?"

"Haruslah, di umurku ini, aku di keluargaku, si sendirian tua, setiap kali berteleponan dengan mamaku dia selalu mendesakku mencari istri, sekarang ada kandidat, syaratnya juga bagus, aku tentu saja mau berusaha."

Sonny memutar matanya, dengan nada memperingati berkata: "Weiner kamu benar-benar jangan sembarangan, kalau kamu sungguh melakukannya, kita tidak perlu berteman lagi!"

"Lihat kamu yang begitu serius, jelas-jelas belum melupakannya, katakanlah teman, aku bantu beri pendapat."

Dibawah paksaan pertanyaan Weiner, Sonny akhirnya menghembuskan nafas.

Sudah 3 tahun, rahasia ini dia simpan di hatinya selama 3 tahun, setiap kali memikirkannya sampai tidak bisa menahan diri untuk mencarinya, dia akan mengingat kembali perkataan itu, lalu memaksa dirinya untuk tidak mengganggunya.

"Weiner, kamu pernah berpikir tidak, pekerjaan kita, apa benar-benar cocok mencari pasangan?"

Ditengah malam, hanya bisa mendengar hembusan nafas yang berat.

"Bencana kakak Darius, kita semua sangat sedih, apa mau membiarkan bencana kakak Darius menimpa orang yang kita sayang?"

"Itu tidak sama, tidak mungkin karena kejadian keluarga Darius Maeli, orang seperti kita tidak menikah dan mempunyai anak kan?"

"Kalau begitu keluarga orang itu, juga tidak tenang menyerahkan anaknya pada kita."

"Maksudmu.....Keluarga Vero tidak setuju?" Weiner tidak mengerti, "Harusnya nenek tidak masalah."

Kepalanya pusing karena diterpa angin dingin, Sonny memejamkan matanya, memijit keningnya, "Keluarganya bukan hanya nenek, apalagi, nenek adalah orang keluarga Pradipta, dia adalah orang Keluarga Ridwansyah."

Weiner mengerti, "Maksudmu, orangtua Vero pernah mencarimu?"

"Tidak, kamu jangan sembarangan menebak."

Weiner berpikir dengan teliti, orang tua Vero sudah tua, juga sudah pensiun dari tingkat kedua, kepala keluarga Ridwansyah sekarang adalah Hatta Ridwansyah, kakak kandung Vero, "kakaknya yang pernah mencarimu?"

Sonny panik, langsung berdiri, "Tidak ada hal seperti itu, kepalaku pusing, aku tidur dulu."

"Wei, jangan kabur, katakan padaku apa hubungannya?"

"Malas berbicara yang tidak guna denganmu, lebih baik tidur."

"Aih, Aih......Cih, membosankan, tidur ya tidur," Sambil berkata, Weiner dengan oleng berjalan ke kamar tidur tamu.

Semua orang minum terlalu banyak.

Vero juga dengan oleng berdiri diposisi awal, awalnya hatinya sudah tenang, sekarang ini diungkit lagi.

Dia baru kepikiran, jangan-jangan.......kakakku mengatakan sesuatu padanya?

Sudah 3 tahun, Vero selama 3 tahun tidak bisa melupakannya, sekarang tiba-tiba mengetahui tentang ini, lalu teringat foto yang ada didompetnya, dia merasa dia harus menanyakan dengan jelas tentang ini.

Kembali ke kamar tamu, Dia menelepon kakaknya.

Panggilan tersambung, sepertinya kakaknya sedang ada kegiatan kerja, sekitarnya terdengar bising.

"kakak, kamu sekarang ada waktu? Ada yang ingin kutanyakan."

Hatta sangat menyayangi adik perempuannya ini, walaupun mereka tidak dekat, tapi dia selalu menganggapnya seperti anak perempuannya yang paling besar, memperlakukan adiknya lebih ketat daripada menghadapi anaknya Christian.

"Katakan, tidak ada hal yang lebih penting dari urusanmu."

"Terimakasih kakak, tapi aku harap kamu bisa mengatakan yang sejujurnya padaku, jangan memnbohongiku."

"Baik, sebenarnya ada apa?"

Vero bertanya terang-terangan: "kakak, apa kamu pernah mengatakan sesuatu pada Sonny?"

Hatta yang diujung telepon tidak bersuara, yang ada hanya suara mendesak minum dan tertawa sekitar.

"kakak, aku harap kamu mengatakan yang jujur padaku, 3 tahun yang lalu, sebenarnya apa yang kamu katakan pada Sonny?"

"Vero, kejadian masa lalu jangan diungkit lagi oke? Kamu sekarang dimana? Papa dan mama sangat merindukanmu, kamu kapan pulang?"

"Aku sedang di kediaman Gavin, nenek juga disini."

"Oh, nenek sehat kan?"

"kakak, kamu jangan mengalihkan pembicaraan, katakan padaku ya? Aku sudah sebesar ini, ada beberapa hal aku ingin memutuskan sendiri."

"Vero, pekerjaannya terlalu berbahaya, sudah berlalu berapa tahun ini, lepaskan apa yang harus dilepas, jangan cari masalah untuk diri sendiri lagi."

"kakak, kuberitahu padamu yang sebenarnya, beberapa tahun ini aku pergi keluar negeri untuk melupakannya, memulai dari awal, tapi aku tidak bisa......Kalau hari ini kamu tidak memberitahu padaku yang sebenarnya, besok aku langsung pergi."

"Pergi lagi? Kamu mau kemana lagi?"

"Yang penting tidak berada di tempat ini, kemanapun aku bisa, lamanya tidak tentu."

"......."

"kakak, beritahu padaku, kumohon."

"Aduh, kamu ini ya......"

Novel Terkait

Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Baby, You are so cute

Baby, You are so cute

Callie Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
5 tahun yang lalu