Cinta Pada Istri Urakan - Bab 32 Hal Yang Paling Memalukan Dalam Hidup Ini (2)

Perbuatannya ini benar-benar bagaikan sedang memeluk anak kecil, ayah yang galak sedang memeluk putri bandelnya yang menangis karena dipukul, ayahnya merasa marah dan kasihan kepadanya, tetapi yang paling mendominasi adalah perasaan tidak berdaya.

"Sudah belum nangisnya?" Dia menangis sampai-sampai air mata dan ingusnya terus mengalir, akhirnya Gavin tidak tahan lagi.

Laras membersit hidungnya, suara tangisannya perlahan-lahan berhenti, dia tidak pernah semenyedihkan ini, "Tolong ambilkan tissue untukku....."

Gavin mencondongkan badannya ke depan dan meraih kotak tissue yang ada di depannya, selama prosesnya, dia memeluk Laras dengan erat, takut dia jatuh lagi.

Setelah perang selesai, maka itu saatnya untuk introspeksi, nada bicara Gavin sudah tidak segalak tadi, terdengar sedikit lebih sabar dan sedikit lebih lembut.

"Apakah kamu sudah tahu statusmu saat ini?"

"Emm...."

"Biar bagaimanapun, kelak kamu harus menjaga jarak dengannya, hal yang dulu pernah kamu bayangkan dengannya, mulai saat ini semuanya harus kamu lenyapkan, tidak boleh dipikirkan lagi."

Laras mengelap ingusnya, mengerucutkan bibirnya dan membantah, "Dulu aku tidak pernah membayangkan apapun dengannya, nanti....nanti semakin tidak mungkin."

"Mulai sekarang tidak boleh berkelahi lagi, tidak boleh mencari masalah lagi!"

"Kalau orang lain yang memukulku? Aku juga tidak boleh membalasnya?"

"Asalkan kamu tidak mencari masalah, siapa yang akan tiba-tiba memukulmu?"

"......."

"Belajar dengan baik lalu instrospeksi diri."

"......" my God, aku udah menoleransi kelakuanmu sejak lama, tetapi aku harus menahan lebih lama lagi.

"Apa kamu mendengar perkataanmu?"

"Emm."

Gavin mengelus bagian tubuhnya yang sakit dari luar celananya, dia terus berteriak karena sakit, "Akh akh, sakit, jangan di saat seperti ini sengaja mencari kesempatan bisa tidak?"

Demi menekankan statusnya kepadanya, Gavin mengingatkannya dengan sungguh-sungguh : "Aku adalah suamimu."

"......" Dasar tidak tahu malu, saat memukulku tadi kenapa tidak berpikir kalau kamu adalah suamiku, memangnya ada suami yang semesum ini? Laras diam-diam memaki Gavin di dalam hatinya, lalu dia bertanya dengan takut-takut : "Kalau begitu tadi termasuk KDRT tidak?"

Gavin mengerutkan keningnya, dia belum sempat bersuara, Laras sudah meminta ampun dan berkata : "Aku hanya bercanda denganmu, jangan anggap serius yah, jangan anggap serius."

"Jika kamu ada di pangkalan militer dan merupakan tentara bawahanku lalu berani mengatakan hal-hal yang seperti tadi serta berani bersikap membangkang seperti tadi, aku bisa mencambukmu 8 kali, 10 kali, sampai kamu tidak bisa turun dari ranjang.”

"Mencambukku?" Laras mengedipkan-ngedipkan matanya, bola matanya dengan diam-diam melihat ke bawah, pandangan matanya terpaku di bagian tertentu tubuh Gavin yang membengkak, yang ada di pikirannya saat ini semuanya tidak baik untuk anak-anak, terlalu kotor.

Gavin mengerti apa yang ada di pikirannya dari wajahnya yang memerah, dia merasa kesal tetapi juga ingin tertawa, dia sengaja menggodanya, "Kamu juga mau mencobanya?"

Wajah Laras semakin memerah, dia segera menundukkan kepalanya.

Kali ini begitu dia menundukkan kepalanya, dia langsung melihat plester yang ada di telapak tangannya, dia teringat Christian berkata kalau tangannya melepuh, dia memegang tangannya dan bertanya : "Tanganmu sedang terluka tetapi malah memukul orang, kamu masih menyalahkanku karena memukul orang lain, bukankah kamu juga sebentar-sebentar memukul orang?! Begitu kemarahan seseorang sudah menumpuk pada satu titik tertentu, maka akan sulit untuk tidak meledak keluar."

"Kamu masih mencari alasan?!"

"Tidak berani...." dia benar-benar tidak berani, tidak peduli dirinya merasa sangat tidak setuju, dia hanya berani mengucapkannya di dalam hati.

"Kemarin aku mengalami kecelakaan makanya aku tidak mempunyai kesempatan untuk menjelaskannya kepada Christian, jika tidak kamu mengira kalau aku akan membiarkannya begitu saja?"

Laras memberanikan dirinya untuk mendongak dan menatap matanya, jarak yang begitu dekat dan perlakuan yang begitu mesra, begitu melihatnya, wajahnya langsung memerah dan jantungnya berdebar kencang.

"Jika ada yang mau kamu katakan, cepat katakan sekarang!"

"......Aku kira kamu tidak akan mempedulikanku lagi." Menurutnya, dia pasti enggan meninggalkan kehidupan yang tidak harus mengkhawatirkan masalah materi dan dapat belajar dengan tenang seperti ini, sangat relaks dan nyaman.

Tenggorokan Gavin terasa kering, penampilan malu-malu gadis kecil itu terlihat jauh lebih manis dibandingkan dengan saat dia sedang memperlihatkan taringnya.

Novel Terkait

See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
4 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu