Cinta Pada Istri Urakan - Bagian 245 Mertua Yang Galak

Hari itu, Laras membeli beberapa buah segar dan pergi ke rumah lama Pradipta.

Karena kegiatan mengajar dan cidera, dia belum mengunjungi mertuanya lebih dari sebulan.

Meskipun dengan mereka ada sedikit perselisihan, dan terlebih ibu mertua karena terakhir kali terkait masalah bersikeras memberinya tes DNA serta menampar wajahnya.

Akan tetapi, bagaimapun juga mereka adalah orang tua Gavin, mereka dan dia adalah orang yang sama-sama berharap Gavin bisa pulang dengan selamat.

Selain itu, pembantu rumah mengatakan padanya, ibu mertua juga pernah menjenguknya ke rumah sakit sewaktu dia koma.

Sekarang sakitnya sudah sembuh, sudah seharusnya mengunjungi mertuanya.

“ Nyonya muda datang,” pelayan rumah lama sangat menyambutnya, dan menyodorkan ibu jari untuk menyanjungnya, “ Nyonya muda, anda sangat hebat, tetapi jika terjadi kejadian seperti ini lagi, anda harus lebih bisa menjaga diri.”

Laras tersenyum dan berkata. “ Siapa dalam hidup ini yang bisa beruntung mengalami malapetaka semacam ini dua kali ? Aku tidak mau mengalaminya lagi.”

“ Benar benar benar, nyonya muda tidak meninggal sudah sangat bersyukur, semoga selanjutnya urusan lancar dan diberkati.”

“ Haha, aku setuju denganmu.”

Pelayan membawa buah yang ada di tangan Laras ke dapur dan berkata, “ Hei, semangka besar ini sangat tebal, pasti sangat manis, ” Dia berbisik, “Tuan sangat suka makan semangka.”

Anna melihat majikan dan pelayan keduanya bercengkrama dan tertawa, hatinya tidak senang, dengan teliti memperhatikan dan berkata: “ Kak Chen, kadar gula semangka tinggi, Tuan tidak boleh makan.”

Kak Chen berdiam diri dengan memegang semangka, “ ini…….”

Siapa sangka, Allan berdehem dua kali dan berkata : “ Makan sekali di musim panas tidak masalah.”

Anna: “……….”

Laras: “…….”

Kak Chen berkata: “ Baiklah, aku akan memotongnya, semuanya makan bersama.”

Suasana sedikit agak aneh.

Laras diam-diam berjalan ke sofa, mengangguk berkata: “Pa, Ma.”

Allan melambaikan tangannya membersilahkan dia duduk, nada bicaranya tenang dan bertanya: “Badanmu sudah pulih?”

“Sudah diperiksa, sudah tidak ada masalah.”

“Baguslah, ” Allan sangat senang, dengan ragu bertanya, “Sebelumnya aku hanya tahu kamu terjebak dan terluka, Gavin juga tidak menceritakan masalah yang sebenarnya, sekarang baru tahu bahwa kamu terluka demi menyelamatkan anak-anak, kamu melakukan pekerjaan yang baik.”

Laras terlalu bersemangat hingga tidak bisa berbicara.

Bisa mendapatkan perhatian dari ayah mertua, baginya adalah sebuah dorongan yang sangat besar.

Dia menahan bibirnya untuk tidak tersenyum berlebihan, memperhatikan ayah mertuanya, dan dengan rasa takut melihat ibu mertuanya.

Anna masih dengan wajah serius berkata: “Kerabatku akan datang menjengukmu, aku sudah menyuruhnya kembali, ketika datang pasti memberi hadiah, dan akan mempengaruhi waktu istirahatmu. Nenek juga bilang akan datang menjengukmu, beliau sekarang ada dirumah, datang dengan cuaca panas seperti ini akan sangat lelah, jadi aku juga tidak mengijinkan dia kemari.”

Dia sedang menjelaskan, tapi dia tidak ingin Laras mendengarnya seperti sedang menjelaskan.

Setidaknya masih gengsi.

“ Gavin sudah ada kabar atau belum? Kapan dia kembali?” Anna dengan segera mengalihkan pembicaraan.

Laras menggelengkan kepala, “Dia belum menghubungiku.”

Anna dalam hatinya masih ada rasa senang, tidak mengubungiku dan juga tidak mengubunginya, itu adil.

Tetapi, kesenangan ini segera berganti dengan rasa cemas, “Gunung besar ini ditemukan mayat, ini artinya kemungkinan ada rahasia besar dibaliknya, Gavin kali ini tidak menyembunyikan identitasnya, bagaimana jika diketahui oleh penjahat…….”

Peringatan dari Anna membuat Laras juga cemas, Laras berkata,“Lalu bagaimana? Atau menyuruhnya berhenti?”

Begitu kata-kata ini keluar, Anna hatinya bergetar dengan ekspresi “Kata-kata ini tidak boleh dikatakan”

Dia bermimpi pun tidak ingin putranya melakukannya lagi, namun setiap melihat kemarahan suaminya, dia tidak berani berbicara.

Pada akhinya, anak sapi yang baru lahir tidak takut harimau, perkataan ini membuat Laras berani berbicara.

Ya, gadis kecil yang tidak takut mati, bahkan tidak takut mencari mati.

Anna secara mendalam merasakan penyesalan Laras, menatapnya dengan perasaan sedih.

Laras bertanya-tanya, “Aku….apakah aku salah mengatakan sesuatu?”

“Negara telah melatihnya selama bertahun-tahun, ini adalah bagian terbaiknya, usia terbaiknya untuk mengabdi pada Negara, bagaimana bisa melarang tidak melakukannya kemudian dia tidak melakukannya begitu saja ?” Allan dengan tegas berbicara.

Laras pura-pura tidak paham, “Tetapi pekerjaan ini sangat berbahaya, bisakah menyuruhnya pindah ke bagian yang lebih aman ?”

“Pekerjaan yang berbahaya sekalipun juga harus ada orang yang melakukan, orang lain tidak sekuat dia, jika bukan dia yang melakukan, lalu siapa yang melakukan?”

“Tapi, tapi……”

“Seperti ini kita tidak perlu cemas lagi, Gavin punya porsinya sendiri.”

Laras menggaruk kepalanya, tidak bisa menjawab mertuanya, hanya bisa berbicara lirih, “oh.”

Pemandangan yang harmonis ini terlihat oleh Anna, berdasarkan pemahaman tentang suaminya, mendengar perkataan ini pasti akan sangat marah, bagaimana bisa tergoda dengan Laras ? bagaimana masih bisa seramah ini? Tidak adil !

Wajah Anna tidak senang lagi.

Laras tidak tahu apa dari dirinya yang membuat ibu mertuanya kesal, matanya tidak berani menatap, bahkan tidak berani untuk bebas meletakkan tangan, hanya diletakkan diatas lutut.

Allan melihat Laras seperti terkekang, pandangannya mengarah ke istrinya, tatapan matanya seolah berkata-----“ Sudah cukup, marah apa dengannya?”

Anna semakin kesal, melirik ke belakang dan mengancam----“Kamu jangan lihat aku!!”

Laras memandang mertuanya sedang dalam pertarungan mata, cemas setengah mati, juga tidak tahu apa yang sedang mereka bicarakan.

Kak Chen yang sudah selesai mengiris semangka sudah muncul, tidak berani mengiris banyak, hanya mengiris seperempat potong semangka.

Kak Chen melihat sekeliling tersenyum dan berbicara: “Semangka ini sekali diiris langsung hancur, cukup matang, tapi sangat segar, pasti manis, silahkan Tuan mencicipi.”

Allan makan satu iris, menganggukkan kepala, kemudian makan satu iris lagi.

Baiklah, Anna semakin tidak senang, wajah yang suram menempel diwajahnya, “Makan makan makan, hati-hati diabetes!”

Allan: “……”

Laras: “……” ibu mertua, apakah menjadi provokator seperti itu baik bagimu? Jangan membuatku mengira bahwa kamu sedang cemburu!

Pada saat yang sangat canggung, orang-orang diluar tiba-tiba masuk dan melapor, “Tuan dan Nyonya, Tuan muda sudah kembali.”

“ah?” tidak ada orang yang percaya.

Selama pembicaraan, kendaraan off road yang dinaiki Gavin sudah memasuki halaman, dibawah sinar matahari, mobil off road berwarna hijau militer mengkilap dan bersinar seperti mobil baru.

Laras melangkah keluar pintu, mobil off road tepat berhenti.

Gavin melangkah dari mobil dan menuju kesana dengan gagah , dia mengenakan kacamata hitam, tubuhnya mengenakan pakaian tempur, boot tentara dan boot yang masih penuh dengan lumpur.

Dia bergegas kembali dengan menggunakan helicopter, bahkan belum sempat mengganti pakaian.

Dia melepas kacamata hitamnya, berdiri dibawah sinar mentari dengan senyum yang cerah, kedua tangannya secara otomatis terbuka.

Posisi Laras berdiri satu meter darinya. Kulitnya kecoklatan karena berjemur, dua baris giginya sangat putih, pakaian perangnya basah kuyup, dan keringat menggantung di dahi dan pipinya.

“ Kenapa kamu tidak memberiku kabar ketika kamu kembali?”

“ Kamu juga katakan, handphone cuma buat pajangan bukan? Menghubungimu beberapa kali tapi tidak menjawab.”

Laras baru teringat, “ Ya, aku lupa membawa handphone.”

“ Aku bertanya paman Dewa sebelum tahu kamu disini.” Gavin merentangkan kedua tangannya berkata, “Sini, ayo peluk.”

Laras tersenyum menggelengkan kepala, “Tidak mau, tubuhmu penuh keringat.”

“Tidak mau? Kamu cukup berani ya, coba katakan satu kali lagi tidak mau ?”

Novel Terkait

My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
3 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
4 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu