Cinta Pada Istri Urakan - Bab 158 Setelah Mendapatkan Nomorku Terus Kamu Mau Apa?

Bisa duduk di mobil Rendra membuat Manda merasa kalau dirinya sudah membuat sebuah langkah besar ke arah tujuannya, mobilnya sama persis dengan dirinya, terkendali, tenang serta mengesankan.

Dia duduk di kursi samping kemudi, begitu dia duduk, dia membuat rok yang memang dari awalnya sudah pendek itu menjadi semakin pendek, ditambah dengan sepatu hak tinggi yang dipakainya membuat lututnya lebih tinggi dari tempat duduknya, jadi jika dia tidak duduk dengan hati-hati, maka semuanya akan terlihat.

Manda duduk diam disana lalu bertanya : "Kak Rendra biasanya sangat sibuk bukan? Aku sering melihatmu di berita TV, sering sekali melakukan survei dan rapat di sana sini."

"Emm." Rendra mengendarai mobilnya sambil menjawabnya dengan datar.

Manda sebentar sebentar menoleh untuk memandangnya, dia mempunyai gaya rambut biasa sesuai dengan para pria kebanyakan, namun sulit untuk menyembunyikan ketampanan dan juga wibawanya, dari dahi yang penuh sampai ke hidungnya yang mancung, terus ke bibirnya yang tipis, semua hal itu membuat garis wajah samping Rendra benar-benar sangat menggoda, Manda benar-benar ditaklukkan oleh sisi wajahnya ini.

Semenjak menyukai Rendra, dia yang merupakan seseorang yang suka menonton infotainment mengenai berita-berita artis, sekarang setiap hari pasti menonton berita di TV tepat waktu, semua itu hanya demi melihat kemunculan Rendra selama beberapa detik.

Jika dia sudah melihat Rendra, dia bisa merasa senang semalaman, jika dia tidak melihatnya, dia akan mencari fotonya di google sepanjang malam.

Tidak pernah ada seorang pria pun yang bisa membuatnya terpesona sampai seperti ini, membuatnya sampai melupakan dirinya sendiri dan sudah tidak bisa melepaskan dirinya lagi.

"Kak Rendra, bagaimana kalau kita makan siang bersama, lagipula kamu tetap harus makan bukan."

"Aku makan di kantin kantor saja."

Manda berusaha memutar otaknya dan berkata : "Aduh, aku lupa membawa uang, kak Rendra mentraktirku makan ya?"

Rendra mengendarai mobilnya dengan stabil, matanya dari awal sampai akhir hanya melihat ke depan saja, bahkan ekor matanya saja tidak melirik ke arah Manda sedikitpun, "Aku akan mentransfer uang lewat ponselku, karena saat ini aku juga tidak membawa uang tunai."

"Aku bahkan tidak membawa ponsel."

"Kamu bahkan tidak membawa ponsel? Kalau begitu bagaimana caranya kamu membayar uang taksi saat ke rumah Gavin?"

"Emm...itu....tadi aku menggunakan ponselku untuk memesan taksi online, tapi aku malah lupa membawanya, aku mengatakan kepada supirnya kalau nanti malam setelah aku sudah pulang ke rumah dan mengambil ponselku, baru aku membayarnya dan juga memberikannya uang lebih, dia bersedia." bahkan dirinya saja percaya akan alasan yang dibuatnya ini.

Rendra menggeleng dan menghela nafas, namun dia tidak mengatakan apapun sampai mobilnya hampir tiba di depan perpustakaan, setelah itu dia baru berkata : "Kalau begitu aku akan mengajakmu makan terlebih dahulu."

Setelah itu dia mengendarai mobilnya dan berbelok ke sebuah gang kecil kemudian memakirkan mobilnya di tempat parkir di dalam gang dengan stabil.

Manda diam-diam merasa gembira, bibirnya berkata dengan manisnya : "Terima kasih kak Rendra, kalau begitu aku akan menerimanya dengan senang hati."

Kencan berdua saja untuk pertama kalinya, yay yay yay!

Setelah turun dari mobil, jalanan di dalam gang itu agak sedikit tidak rata, Manda yang memakai sepatu hak tinggi setinggi 10 cm berjalan dengan susah payah, angin di dalam gang itu juga cukup besar, sepasang kaki kecilnya yang terekspos terlihat gemetar.

Rendra menghela nafasnya berkali-kali, akhirnya dia merasa tidak tega, dia dengan gentlenya menghampiri Manda dan memegang pergelangan tangannya, "Hati-hati."

Jantung Manda melompat dengan tidak beraturan, dia merasakan kalau nafasnya bertambah cepat, rusa kecil yang ada di dadanya berusaha sekuat tenaga untuk menabrak kesana kemari.

Itu adalah sebuah restoran fast food, mungkin karena hari ini adalah weekend, orang yang makan di sana tidak begitu banyak, hanya ada beberapa orang yang duduk di restoran yang begitu luas itu, sehingga membuatnya terlihat sedikit sepi.

"Kamu mau makan apa? Aku akan pergi mengambilnya."

"Aku makan apa yang kamu makan, aku tidak pilih-pilih makanan."

Saat Rendra melihat tatapan matanya yang hidup dan juga bercahaya, dia merasa sedikit kesulitan dan juga canggung, akhirnya dia mengangguk lalu berbalik untuk pergi membeli makanan.

Manda duduk di tempatnya, tatapan matanya terus tertuju kepada Rendra, mimpi pun dia tidak berani membayangkan hal yang seperti ini bisa terjadi, tanpa diduga dia bisa makan berdua saja dengan dirinya.

Lihatlah betapa mempesonanya dirinya, bahkan punggungnya saja begitu bersinar, tubuhnya yang tinggi, bahunya yang lebar dan juga punggungnya yang tegap terlihat 10.000 kali lebih tampan dibandingkan di dalam televisi.

Tidak lama kemudian Rendra kembali dengan membawa 2 buah nampan, setiap nampannya berisi 1 nasi 3 macam sayuran dan satu mangkuk sup.

"Terima kasih Kak Rendra." Manda mengambil nampannya dan berkata, "Kak Rendra, kamu add Wechat aku ya, nanti setelah aku sampai di rumah, aku akan mengembalikan uangmu."

Rendra duduk di hadapannya dan berkata dengan datar : "Tidak perlu, ini tidak seberapa."

"Mana bisa begitu, tetap harus dibayar." yang penting adalah nomor Wechatmu itu loh kak, "085XXXXXX777, kamu add aku." cepat add, cepat add, cepat add akuuuuuuu!

"Benar-benar tidak perlu."

"Harus, pasti harus dibayar, aku paling tidak suka berhutang kepada orang lain, jika tidak aku saja yang add kamu, berikan nomor ponselmu kepadaku."

Saat Rendra melihat tatapannya yang sangat bernafsu, akhirnya dia tidak bisa menahan dirinya lagi, dia langsung membongkar kedoknya dengan bertanya : "Apakah ini cara yang lagi populer untuk meminta nomor ponsel orang lain?"

"........" Manda terdiam, dia hanya bisa tertawa kering.

"Ayo cepat makan."

Manda tidak tahu harus berbuat apa lagi, dia mengerutkan keningnya dalam-dalam, kasih nomornya ke aku dong Kak!

Saat sedang makan, jaket yang disampirkan di bahunya tiba-tiba jatuh ke bawah, karena jaket kulit agak sedikit berat, suara jatuhnya terdengar cukup nyaring.

Rendra tidak mungkin mengabaikan hal ini, bahkan tamu-tamu yang berada di meja dekat mereka juga sedang melihat kemari, pemandangan kulit putih mulus dan indah ini terpampang di depan mereka, bagaimana mungkin mereka akan melewatkannya?!

Manda meletakkan sendoknya lalu membungkuk untuk mengambilnya, namun begitu dia membungkuk, belahan dadanya langsung terlihat, dia juga sedang memakai heels setinggi 10 cm, jadi setelah dia mencobanya berulang kali, dia tetap tidak bisa mengambilnya.

Rendra kembali hanya bisa menggeleng dan menghela nafas, dia bangkit berdiri dan berjalan ke sana, kemudian dia membungkuk dan mengambil jaketnya dan menyampirkannya kembali di bahu Manda, dia bahkan mengingatkannya, "Jika kamu memakainya maka tidak akan jatuh."

"........." Jika aku memakainya bagaimana aku bisa menggodamu?! "Tidak perlu, jaket ini memang untuk disampirkan saja."

Rendra kembali ke tempat duduknya dan melanjutkan makannya yang tertunda, dia tidak pilih-pilih makanan dan juga makannya sangat cepat, dalam waktu sebentar saja, dia sudah menghabiskan makanannya, setelah itu dia mengelap mulutnya dan bangkit berdiri serta berkata : "Kamu makan pelan-pelan saja, aku masih ada urusan, aku pergi dulu."

"Hah? Hei.....aku.....aku juga sudah kenyang, kita pergi bareng."

"Aku mau kembali ke kantor."

"Aku mau pergi ke perpustakaan."

"Perpustakaan ada di sebelah, kamu habiskan dulu makananmu, setelah itu baru kesana."

Saat Manda melihat dia bersikeras mau pergi, akhirnya dia berkata, "Kalau begitu kamu add Wechatku dulu, jika tidak aku akan ikut denganmu ke kantor."

"........" Rendra tertegun, awalnya dia hanya ingin berbasa-basi sebentar terus pergi dari sana, namun tidak seperti bayangannya, sepertinya tidak mudah untuk lepas dari gadis kecil ini.

Dia duduk kembali di kursinya, kedua tangannya dengan alami diletakkan di kedua sisi meja, dia sedang memikirkan bagaimana cara terbaik untuk menyampaikan maksudnya, kemudian dia berkata dengan terus terang.

Dia berkata : "Nona Atmaja, sekarang ini aku mempunyai banyak urusan yang harus aku kerjakan, aku benar-benar tidak ada waktu untuk bermain dengan gadis kecil yang sedang bermain kejar-kejaran sepertimu, aku kira-kira sudah mengerti apa maksudmu, aku juga berharap kamu dapat menghormati keputusanku, biar bagaimanapun kita bisa dibilang sudah menjadi saudara jauh. agar di kemudian hari kita tidak canggung saat bertemu, maka sampai di sini saja, ok?"

Manda tertegun lalu mengedipkan matanya, lalu dia berkata dengan tidak terima : "Aku kan hanya meminta nomor teleponmu saja."

"Setelah mendapatkan nomorku terus kamu mau apa?"

"Kejar......" Manda segera merapatkan bibirnya dan menyangkalnya dengan sekuat tenaga, "Jadi.....jadi teman memangnya tidak boleh?"

Rendra langsung berkata dengan terus terang : "Orang yang memiliki minat yang sama baru bisa menjadi teman, sepertinya kita tidak mempunyai topik pembicaraan yang sama."

"......." apakah harus seperti ini? Tidak, tidak, tidak, pasti cara aku memulainya yang tidak benar.

"Sudahlah, kamu makan pelan-pelan saja, setelah selesai makan segera pulang ke rumah, semakin sore suhunya akan semakin dingin." Rendra melihat arlojinya dan berkata, "Aku benar-benar harus pergi, sampai jumpa."

Manda tidak bisa berkata apa-apa lagi, dia hanya bisa melihat punggungnya yang menjauh dengan tergesa-gesa.

Kenapa bisa begini? Kenapa berbeda sekali dengan apa yang aku bayangkan? bukankah ada pepatah yang mengatakan kalau pria mengejar wanita dibatasi oleh sebuah gunung yang tinggi, sedangkan kalau wanita mengejar pria hanya dibatasi oleh selapis kain?

Jadi kenapa bisa begini?

Novel Terkait

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
5 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
5 tahun yang lalu