Cinta Pada Istri Urakan - Bab 68 Pasangan Suami Istri Militer (2)

Tanpa menunggu semua orang untuk menjawab, Allan dengan marah menepuk genggaman kursi roda dan berteriak, "Selama aku mesih bernapas, hal yang aku tidak setujui maka dianggap tidak ada."

"Orang tua, kamu jangan begitu, jaga kesehatanmu."

"Jangan marah, papa angkat. Tekanan darahmu tinggi, kamu tidak boleh begitu."

"Komandan tua, marah akan menyakitkan tubuhmu, kamu harus mengendalikan emosimu."

Allan sangat marah. Semua orang mengelilinginya dan membujuknya. Meskipun Gavin tidak ingin berdamai, tetapi dia tidak akan membuat lebih panas situasi ini. Itu adalah ayahnya, dia lebih berharap orang tuanya bisa hidup seratus tahun.

Laras tahu situasi seperti ini, dia melepaskan tangannya, dan bergerak selangkah kecil ke belakangnya.

Anna menatap pada putranya dengan marah dan bertanya, "Ayahmu sudah memasuki rumah sakit. Apakah kamu masih ingin menggunakan cara ini untuk memaksa kami untuk menyetujuinya. Nak, apakah dalam hatimu dia lebih penting daripada kami?"

"..." Gavin terdiam, Laras yang bersembunyi di belakangnya juga terdiam.

Anna memiliki banyak keluhan di hatinya, tetapi ini adalah rumah sakit, di tempat umum, dan di depan umum, dia harus menjaga citra bangsawan dari istri pejabat yang baik.

Allan juga, penolakan di depan umum adalah sikapnya, setelah menunjukkan sikapnya, dia tidak ingin hal-hal yang lebih memalukan terjadi.

Suhu udara sangat dingin, dan suasana canggung sekarang ini lebih dingin.

Jenny meredakan suasana dan berkata: "Ayah angkat, ibu angkat, aku mengantar kalian pulang dulu, dokter Lu, atau kamu ingin bergabung dengan kami saja? apa yang ingin kamu laporkan bicarakan diperjalanan saja."

Semua orang berterima kasih kepada Jenny karena membuat suasana mereda.

Lu Youming berkata sambil menghela nafas lega, "Nah, Ketua Gavin, aku menemani kedua orang tua pulang, kamu yakin saja, ayahmu bukan masalah besar."

Semua orang ingin memisahkan ayah dan anaknya, melihat mereka diam dan tidak berbicara, semua orang melakukan apa yang seharusnya mereka lakukan, dan segera bubar.

Laras dibawa keluar oleh Gavin dengan posisi digendong seperti sang putri. Perlakuan yang istimewa ini tidak biasa Gavin lakukan setiap hari.

"Kamu turunkan aku, aku bisa jalan sendiri."

lengan Gavin yang seperti baja menggendongnya dengan kuat, dan tidak berhenti sama sekali.

Dia ingin memberitahu dia bahwa tidak peduli betapa memalukannya dia di sini, dia akan menjaganya dengan tindakan sigap, dan siapapun tidak diperbolehkan untuk memandang rendah wanitanya ini.

Siapapun tidak diperbolehkan!

Keluar dari ruang gawat darurat, suhunya turun drastis, angin bertiup kencang, Gavin menggendongnya lebih erat, dan sedikit menurunkan wajahnya, "Sabar sedikit, naik mobil akan baik kembali."

Mobil militernya terparkir di pintu ruang gawat darurat, dan dia berlari untuk membawanya ke dalam mobil.

Udara hangat di dalam mobil dibuka maksimal, satu tangan Gavin di setir, satu tangan memegang tangannya dengan kuat.

Laras tiba-tiba berpikir, "Dewa dan Lira juga datang. Kami tidak tahu di mana ayahmu, jadi berpisah untuk mencarinya."

"Apakah supir juga datang?"

"Yah, Pandu mengantar kami datang."

"Baik, Pandu akan menjemput mereka pulang, jangan khawatir."

Laras baru lega hatinya, "Oh."

Gavin memandangnya dengan sudut matanya. Dia sangat sakit hati sehingga dia tidak bisa menahan diri untuk berkata, "Aku harus mengatakan kamu tolol, atau bodoh?"

"Katakan baik saja."

Gavin tersenyum, dan menariknya ke dalam pelukannya. Dia mengusap kepalanya dengan tangan besarnya, "Hei, aku benar-benar tidak tahu apa yang harus aku lakukan kepadamu."