Cinta Pada Istri Urakan - Bab 1065 Aku Ingin Mengajukan Keluhan

Ruang konsultasi di departemen rawat inap, hanya merupakan sebuah ruangan cadangan yang kecil, rak di dinding semuanya dipenuhi dengan persediaan medis, selain terdapat bau alkohol di dalam ruangan ini, juga terdapat perasaan tertekan yang tidak terlihat.

Kapten Zhang membawa Nagita ke dalam ruangan ini, dan ruangan kecil yang sunyi ini seperti tiba-tiba terjadi ledakan.

“Kamu berani sekali, seorang polisi seperti kamu beraninya untuk menahan warga negara yang baik, percaya tidak aku akan mengajukan keluhan ke atasanmu?!”

“Hei, Kapten Zhang, coba kamu katakan peraturan apa yang dilanggar oleh diriku, jika kamu tidak dapat memberikan alasan yang jelas, aku akan pergi menggugatmu, lihat saja nanti?!”

“ Kapten Zhang, apakah saat ini kamu sudah tidak menaati peraturan yang berlaku? Dengan alasan apa kamu menahan aku di sini? Dengan apa?”

Nagita mencaci makinya, gema di dalam kamar kecil itu seperti sistem suara surround, yang mengelilingi gendang telinga setiap orang.

Suara di dalam begitu keras, tentunya orang yang berada di luar akan mendengarnya, banyak kerabat pasien yang menghentikan kaki mereka untuk melihat apa yang sedang terjadi, para perawat juga tidak berani untuk mendekati ruangan kecil itu, dan juga security rumah sakit, yang sudah dalam keadaan bersiaga.

Kapten Zhang sudah menangani kasus selama bertahun-tahun, terhadap situasi seperti ini dirinya sudah terbiasa, sebelumnya dia juga sudah pernah bertemu dengan Nagita beberapa kali, dirinya tidak ingin membuang waktu untuk berkata dengannya, tetapi saat ini, adalah waktu yang tepat.

Kapten Zhang berdiri di depan pintu, dengan postur tubuh yang kekar dia menghalangi pintu itu, dan tidak memperbolehkan Nagita untuk meninggalkan ruangan ini.

“Silakan, apakah kamu mempunyai nomor komisioner ? Atau perlu aku yang membantumu untuk menghubunginya? Nagita, aku memberi peringatan kepada kamu, kamu telah berulang kali membuat keributan di ICU, rumah sakit ini terdapat kamera pengawasan, orang yang bahaya seperti kamu, jangan katakan menahan, jika aku langsung menangkapmu juga tidak keterlaluan.”

“Dengan alasan apa kamu?”

“Dengan seragam polisi pada diriku, dan juga misi yang diberikan oleh negara, terdapat banyak pasien yang sedang mempertaruhkan nyawa mereka di sini, tetapi kamu membuat keributan di sini, jika aku menggugat kamu telah melakukan pembunuhan dengan sengaja juga tidak keterlaluan.”

“Kamu……hei, aku tidak percaya, dasar seorang polisi, aku pasti tidak akan menyudahi masalah hari ini dengan begitu saja.”

Pada saat itu juga, pengacara dan dua orang dari kantor notaris berjalan melewati ruangan itu, Maira telah membuat surat wasiatnya, ini adalah prosedur yang dilindungi oleh hukum, ke depannya harta milik Maira akan disumbangkan kepada PMI, Nagita tidak dapat mengambil alihnya, dan jika wanita itu menggugat, maka wanita itu juga akan kalah.

Kapten Zhang memberikan peringatan dengan suara yang keras, “Jika ingin keluar dari sini, apakah kamu boleh diam terlebih dahulu?!”

Nagita terdiam sejenak, tadi dirinya sudah melihat Laras, Gavin, dan banyak orang lagi yang berdiri di luar kamar rawat Maira, dirinya juga melihat terdapat orang yang berada di dalam kamar rawat Maira, sepertinya Manda juga berada di dalam.

Nagita tidak mengetahui Laras dan Manda sedang melakukan apa, dapat dipastikan bahwa itu bukan hal yang menguntungkan, jadi, dia ingin segera pergi ke sana untuk melihat apa yang sedang terjadi.

“Baiklah, aku tidak berkata, awas kamu!!” Nagita mendorong Kapten Zhang, dan akhirnya dia keluar dari ruangan kecil itu.

Nagita bergegas menuju kamar rawat Maira, “Awas, jangan menghalangi jalanku, awas, awas.”

Para perawat menghindarinya, Nagita, siapa yang berani mencari masalah dengannya, para security dengan cemas mengikuti wanita itu dari belakang, dan takut wanita itu akan tiba-tiba menggila, bahkan mereka pun sudah mengenggam tongkat.

Nagita tiba di luar kamar rawat Maira, Gavin dan Rendra menjaga di luar, Laras juga sudah masuk ke dalam, Nagita tidak berani untuk melawan dua pria itu yang bermarga Pradipta, dia berbalik dan memanggil perawat.

“Putriku bangun untuk apa kalian menyampaikannya kepada orang lain?”

Perawat menjelaskan: “Tante Nagita, kami sudah menelepon anda selama empat hari, apakah anda telah mengangkatnya? Dan juga, sudah dikatakan sejak kemarin, jika anda tidak dapat dihubungi, maka kami akan menghubungi Manda.”

“Aku merupakan wali dari Maira!” Nagita kembali bersikap sombong, untungnya Kapten Zhang dan beberapa rekannya, dan juga security rumah sakit, berada di belakang untuk mengawasinya, sehingga wanita itu tidak membuat keributan di sini.

“Aku ingin masuk untuk melihat putriku, kalian tidak berhak untuk melarangku.”

Perawat tidak berani berkata, dan hanya dapat membantu wanita itu mengenakan pakaian medis serta menyemprot disinfektan padanya.

Di dalam kamar, Laras dan Manda duduk di samping tempat tidur Maira, dan sedang membicarakan masa kecil mereka yang lucu, Maira dalam kondisi yang bangun, dia menatap kedua adiknya, dengan tatapan matanya yang berseri-seri.

Nagita tertegun, kenapa kali ini bukan sakit kritis?

Nagita berdiri di sana, akhirnya dia melihat tatapan Maira yang berseri-seri, sejak Maira mengalami kecelakaan, dia pertama kali melihat tatapan Maira yang memancarkan perasaan gembira.

Tetapi, Laras dan Manda berdua, membuatnya merasa menyebalkan.

“Kalian berdua segera keluar!”

Suasana di dalam kamar tiba-tiba membeku, Laras dan Manda berhenti tertawa, tatapan mata Maira juga berubah menjadi sangat tidak nyaman.

Nagita tiba-tiba masuk, dan mendorong Laras, “Kamu, apakah datang untuk menyakiti Maira lagi?”

Nagita mendorong Laras dengan kuat, jika bukan karena Manda, Laras mungkin akan terjatuh ke atas lantai.

Laras dan Manda memundurkan langkah mereka, Laras berkata: “Bibi, sebelum datang ke sini, aku sudah melaporkan kepada polisi, kamu tidak perlu khawatir, di sini juga terdapat kamera pengawasan, aku tidak akan melakukan sesuatu yang akan menyakiti kak Maira.”

Karena ada dua pria yang bermarga Pradipta berada di luar, dan juga Kapten Zhang, Nagita tidak berani untuk membuat keributan di sini, dia bersabar, kemudian dia berkata: “Pergi, semuanya pergi, putriku tidak membutuhkan belas kasihan kalian.”

Manda berkata kepada Maira: “Kak, kita juga sudah berkata sejak tadi, kalau begitu kami pulang terlebih dahulu, lain kali baru datang untuk melihatmu lagi.”

Maira mengedipkan matanya, meskipun enggan, tetapi dirinya juga tidak berdaya.

Laras: “Kak, kami pulang dulu, kamu beristirahat dengan tenang.”

Nagita: “Pergi, segera pergi.”

Laras dan Manda telah diusir, Maira menutup kedua matanya, dia tidak ingin melihat wajah Nagita.

“Maira, Maira? Kenapa ketika ibu datang kamu tertidur pula? ……”

“Untuk apa dua wanita itu datang mencarimu?”

“Ah, tidak berguna juga untuk bertanya padamu.”

“Maira, apakah Kapten Zhang datang untuk menanyakan sesuatu padamu lagi? Kenapa mereka masih belum menyerah? Apa yang dapat mereka dapatkan?”

“Maira, akhir-akhir ini ibu bukan sengaja tidak datang melihatmu, karena masalahmu ibu sedang meminta bantuan di luar, di belakang Laras terdapat keluarga Pradipta, jika kasus ini ditunda, aku takut Laras akan dibebaskan.”

“Dan juga Sudikat dan Fla Mita, aku pasti tidak akan membiarkan mereka terbebas, jika tidak menuntut ganti rugi hingga mereka bangkrut, bagaimana akan adil bagi korban yang begitu banyak, menurutmu?”

“Akhir-akhir ini ibu sangat sibuk, dulu orang yang sering menyanjung kita, saat ini ingin bertemu dengan mereka pun susah, tetapi, tidak peduli betapa susahnya, ibu pasti tidak akan pernah menyerah.”

“Maira, ibu juga tidak dapat menjaga ayahmu, ibu hanya sendiri, kalian berdua berada di dalam rumah sakit, dan sekarang sudah mau tahun baru, jika hanya ibu sendiri maka ibu akan merasa kesepian, jadi, ibu ingin pulang ke Rumah Lama, mungkin sementara ibu tidak dapat datang untuk melihatmu, apakah kamu akan tidak menyetujuinya?

“Maira, kamu jangan terlalu khawatir, jika perawat menghubungi aku, dan aku berada di Rumah Lama, aku pasti akan segera datang untuk melihatmu.”

“……”

Nagita berkata panjang lebar, tetapi Maira tidak membuka matanya, dan tidak bergerak.

Nagita berdiri dengan meletakkan kedua tangan di pinggangnya, dan berkata: “Perawat di sini juga tidak mau bertanggung jawab, sudah bangun, ini dinamakan bangun? Semuanya salah dua wanita itu yang tidak tahu malu dan juga polisi itu, mereka telah menghabiskan energi kamu.”

Kemudian, Nagita tidak bersinggah di kamar rawat terlalu lama, dan dia pergi dengan tergesa-gesa, untuk menemui selingkuhannya.

Novel Terkait

Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
3 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
5 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
3 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu