Cinta Pada Istri Urakan - Bab 30 Aku Suka Berada Bersama Denganmu

Image Gavin yang bagaikan pahlawan saat menyelamatkan orang dari dalam mobil yang terbakar dalam satu malam saja tersebar ke seluruh Indonesia, para netizen selain sangat mengaguminya, mereka juga mencari cara untuk mendapatkan informasi mengenai dirinya.

Tetapi juga hanya dalam waktu satu malam saja, segala rekaman video yang berhubungan dengan Gavin menyelamatkan orang, semuanya menghilang.

Videonya tidak ada, daftar pencarian teratas juga tidak ada, bahkan kata kunci untuk mencari videonya juga sudah tidak ada, seluruh informasi yang berhubungan dengan Gavin sudah diblokir.

Ini sekali lagi menimbulkan spekulasi seluruh orang, "Kelihatannya pahlawan ini benar-benar adalah seorang pahlawan, karena itu negara mau melindunginya."

"Kita sudah bertemu dengan orang aslinya, biasanya seorang pahlawan tidak menunjukkan wajah aslinya."

"Tidak ada yang dinamakan dengan hidup tenang tanpa masalah, pasti ada orang-orang yang mempunyai beban yang berat tetapi tetap harus maju di tempat-tempat yang kita tidak dapat lihat, aku ingin mengungkapkan kekagumanku kepada pahlawan-pahlawan yang tidak dikenal ini."

"......."

--

Masih tetap di jalan kecil yang dinaungi oleh bayangan pepohonan, sinar matahari yang hangat menyinari pepohonan dan menembus celah-celah di dedaunan yang bergoyang, di jalanan terlihat pantulan-pantulan sinar matahari.

Di sisi jalan ada bangku panjang, Christian memarkirkan sepedanya di sampingnya, dia mengulurkan tangannya dan mengibaskan daun-daun yang gugur di atas bangku itu, "Duduklah."

Laras berterima kasih lalu menoleh dan melihat ujung jalan kecil itu, "Kenapa paman keduamu masih belum datang?"

"Mungkin jalanan macet, kamu kayak tidak tahu saja bagaimana macetnya Jakarta, kamu duduk saja di sini sambil menunggunya."

"Aku berdiri saja." Laras masih tetap tidak bersedia duduk di sampingnya, tidak ingin ada perilaku apapun yang terlihat mesra dengannya.

Christian menghela napas, Laras berdiri, maka dia juga ikut berdiri, dia berkata : "Raut wajahmu terlihat tidak begitu baik, kemarin malam kamu tidak tidur dengan nyenyak?"

Laras tidak berniat untuk mengobrol dengannya, dia balik bertanya : "Kalian kemarin mengalami kecelakaan?"

"Kenapa kamu bisa tahu?"

"Videonya begitu populer di internet, aku mengenalinya, orang yang menyelamatkan orang-orang itu adalah paman keduamu."

Christian tahu kalau dia tidak bisa menyembunyikannya lagi, dia hanya bisa mengatakan yang sebenarnya, "Iya, mobil paman keduaku hampir saja hancur, untung saja orangnya tidak apa-apa, dia masih lari untuk menyelamatkan orang dari mobil yang terbakar dan sedikit terluka."

"Terluka dimana?" Laras merasa khawatir, mobilnya saja hampir hancur, tetapi masih bisa pergi untuk menyelamatkan orang lain, apakah dia tidak mempedulikan nyawanya sendiri?

"Ini, mataku hampir saja buta." Christian melepaskan kacamata hitamnya untuk diperlihatkan kepadanya, pembuluh darah di matanya pecah karena benturan yang sangat keras, matanya hampir saja buta, "Apakah sangat jelek? Dokter bilang setidaknya butuh waktu 2 minggu baru bisa pulih kembali."

Laras merasa sedikit panik, dia berkata dengan kesal : "Aku tidak bertanya tentangmu, aku bertanya tentang paman keduamu."

"Untuk apa kamu begitu perhatian kepadanya? Apa kamu mengenalnya?"

".....Bukankah seluruh netizen di Indonesia sedang mencemaskannya apakah dia terluka atau tidak."

"Karena kamu sudah tahu identitasnya, maka aku beritahu kamu, lebih baik kamu jangan berbicara apapun kepada siapapun, identitas paman keduaku agak spesial, pemblokiran informasi mengenai dirinya di internet sebenarnya itu untuk melindunginya."

Laras bertanya dengan penasaran : "Maksudnya apa?"

"Paman keduaku adalah seorang tentara, tentara yang aktif bertugas, jadi tentu saja sangat memperhatikan perlindungan privasinya. Kamu memintaku harus memanggilnya kemari, jangan-jangan karena kamu ingin meminta tanda tangannya ya?"

"......Apakah aku orang yang sedangkal itu?"

"Kalau begitu kenapa harus memanggilnya kemari?"

"Itu karena....karena...." Laras tidak tahu harus berkata apa, dia menghela napasnya dan berkata, "Kalau begitu kamu anggap saja aku juga mengaguminya."

Christian tertawa dan berkata dengan bangga : "Aku juga mengaguminya, dari kecil aku sudah mengaguminya, meskipun dia adalah seniorku, tetapi kami lebih mirip teman, nanti saat kamu bertemu dengannya, kamu jangan gugup, dia hanya wajahnya saja yang terlihat serius, sebenarnya dia orangnya sangat ramah."

"......" Ramah? Jika dia bisa dibilang ramah, kalau begitu aku adalah gadis yang sangat cantik, menurutku orang yang akan gugup nanti sepertinya adalah dirimu.

"Tenang saja, pahlawan yang kita kagumi itu bagaimana mungkin bisa terluka dengan begitu mudahnya, hanya sedikit luka luar saja, bagi dia itu sama sekali tidak apa-apa."

"Apakah dia sering terluka?"

"Itu aku tidak tahu, meskipun dia terluka, dia juga tidak akan membiarkan keluarganya tahu." Christian tersenyum dan menggodaku, "Weh, kagum ya kagum saja, kamu begitu peduli kepadanya apakah dia terluka atau tidak, aku cemburu ini."

"......" Laras memelototinya dan berbicara dengan serius, "Kamu jangan bercanda, nanti aku akan membuatmu tidak bisa tertawa."

"Hahaha, aku tertawa, aku tertawa."

"........"

"Ya sudah, aku tidak menggodamu lagi."

Perasaan Laras saat ini campur aduk, melihat Christian yang polos bagaikan orang idiot itu, dia benar-benar tidak sampai hati memberitahukan kebenarannya kepadanya, tetapi masalah ini hanya bisa diselesaikan oleh Gavin.

Belakangan ini Christian terlihat lebih rendah hati, tidak begitu dingin dan angkuh seperti dulu, mungkin ini memang seperti yang dia katakan, dia mau Laras melihat perubahannya, itu adalah ketulusannya terhadap Laras.

Tetapi dia hanya bisa meminta maaf.

"Eh, kamu jangan bergerak, di atas kepalamu ada daun kering."

Laras tidak bergerak, Christian mengangkat tangannya dan mengambil daun kering yang jatuh di atas kepala Laras, Christian menundukkan kepalanya, Laras mengangkat kepalanya, seketika itu mereka saling berpandangan, meskipun dia tidak sampai merasa bagaikan ada percikan api tetapi setidaknya diam-diam dia merasakan sesuatu.

Mereka semenjak kelas 2 SMA sudah duduk sebangku, waktu itu, mereka hanyalah anak muda yang bodoh, menyukai seseorang tetapi malah tidak tahu bagaimana cara menunjukkannya, jelas-jelas ingin lebih dekat lagi tetapi karena caranya salah maka semakin lama malah semakin menjauh.

Christian adalah tuan muda keturunan ningrat yang terbiasa dimanja, sedangkan Laras sejak kecil tumbuh besar menjadi gadis pembuat onar, Christian tidak tahan melihat kelakuan Laras, tetapi dia juga mengaguminya.

Sebenarnya keluarga Ridwansyah berencana untuk mengirim Christian ke luar negeri, tetapi semenjak dia bertemu dengan Laras, dia mulai belajar membantah keluarganya, mulai belajar memperjuangkan apa yang dia inginkan, karena terpengaruh oleh Laras, kehidupannya pelan-pelan berubah dari dunia dongeng menjadi kehidupan normal orang pada umumnya.

Saat Laras merasakan ada yang aneh dengan tatapan matanya, Laras tiba-tiba berkata : "Matamu sudah merah begitu, masih berusaha untuk menggodaku dengan tatapanmu, apakah kamu ingin membuatku trauma melihatmu?"

Christian bukan hanya tidak marah, tetapi bahkan masih tersenyum kepadanya, seperti anak kecil yang menunjukkan senyum yang polos dan lebar, "Laras, kamu lucu sekali, aku suka berada bersama denganmu, sangat menarik."

"......" sudah cukup, kumohon jangan seperti ini lagi.

Gavin justru muncul pada saat ini, dia mengendarai mobilnya, wajahnya tidak menunjukkan ekspresi apapun, dari jauh dia sudah bisa melihat satu orang lelaki dan satu orang perempuan yang sangat serasi sedang berdiri di sana.

Dia tidak pernah merasa ada masalah meskipun dirinya lebih tua 8 tahun dari Laras, tetapi saat melihat mereka yang seumumuran itu berdiri bersama sambil bicara dan tertawa, dia tiba-tiba merasa kalau dirinya yang merupakan orang luar, dia tidak bisa masuk ke dalam dunia mereka.

Jika bukan karena dia "memaksa" untuk menikahi Laras, mungkin mereka adalah pasangan yang lebih serasi.

Mobil off-road yang besar itu membawa amarah pemiliknya, dengan kejam membuat daun-daun kering yang gugur beterbangan dan menghampiri mereka.

"Paman kedua." Christian dapat melihat kalau raut wajah pamannya tidak baik, Christian memanggil namanya dengan takut-takut, sekalian dia mengisyaratkan Laras sesuatu dengan matanya, lalu sengaja menarik Laras agar dia bersembunyi di belakang tubuhnya.

Tetapi gerakan kecil ini malah membuat wajah Gavin semakin muram, bahkan terlihat sedikit menyeramkan.

Dia memakai seragam tentaranya, tubuhnya yang memang sangat tinggi itu terlihat semakin besar, berdiri di depan dua anak kecil itu, identitasnya sebagai seorang senior semakin terlihat jelas.

"Paman kedua, ini adalah teman sekolahku, Laras....Laras, ini adalah paman keduaku, pahlawan yang dari kecil sudah aku kagumi."

Gavin menatap Laras dengan tajam, jantung Laras berdebar dengan keras, dia tidak berani sembarangan menebak maksud dari tatapan matanya yang tidak jelas ini.

Christian melihat Laras tidak bergerak, dia mendorongnya dengan menggunakan sikunya, "Kenapa, setelah melihat wujud asli pahlawannya kamu kaget sampai tidak mampu berkata-kata?"

Laras menoleh dengan tidak sabar lalu melotot ke arahnya, "Untuk apa mendorongku? Jangan mendorongku."

"Hehehe, kamu malu? Kamu masih bisa juga merasa malu? Hahaha."

"......."

Interaksi mereka berdua yang seperti ini, membuat Gavin yang melihatnya merasa sangat marah.

Novel Terkait

Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
4 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
5 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
5 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
4 tahun yang lalu