Cinta Pada Istri Urakan - Bab 774 Anak ini Milikmu

Hendro tidak menyangka ternyata niat bos tidak pada minum, menipunya kemari dengan tipuan menemani anak kecil main untuk menikmati kehidupan, kemudian memaksanya untuk memberi Yuni kesempatan.

Apa yang bisa terjadi setelah dia memberi kesempatan? Tidak cocok ya tidak cocok, berapa banyak kali kesempatan pun tidak ada gunanya.

Hendro pergi setelah makan siang, begitu dia pergi, Gavin mulai mencari Laras, segera menelponnya.

“Halo, di mana?”

“Di luar.”

“Kenapa lama sekali baru angkat telepon?”

“Ada masalah.”

“Di luar, ada masalah apa?” Maksud tersiratnya adalah, apa hal yang lebih penting daripada anak-anak dan suami di hari Minggu?

“Aku di rumah sakit.”

“Rumah sakit? Bukankah Vero sudah keluar dari rumah sakit, untuk apa kamu ke rumah sakit lagi?”

“Bolehkah aku sampaikan nanti saja?”

“Tidak boleh!”

Begitu dia mengatakan tidak boleh, Laras langsung memutuskan sambungan, Gavin marah hingga meniup kumis dan memutarkan mata, “Hei, memberontak yah!?”

Namun, dia hanya berani meniup kumis dan melotot di depan ponsel dengan ruangan yang hanya ada dia sendiri.

Laras tidak mengatakan dengan jelas di telepon, tidak apa-apa, dia memiliki cara sendiri.

Dia memeriksa lokasinya, Laras memang sedang di rumah sakit, tetapi...

Posisinya sangat dekat dengan posisi Darius, kedua poin terlihat hampir tumpang tindih.

Kening Gavin langsung berkedut, jangan-jangan, Laras pergi menjenguk Morales?

Meskipun Eli belum mempublikasikan identitas putrinya, tapi mereka telah reuni, sekarang Morales sakit dan dirawat inap, Laras memang seharusnya menjenguk dia.

Namun, sebagai pemimpin Pasukan Khusus Serigala, sebagai komandan misi kali ini, dan juga sebagai suami Laras, dia sangat khawatir Laras dekat dan akrab dengan Morales.

Dia bahkan juga khawatir Laras dan Eli dekat.

Saat ini, dia juga tidak boleh bergegas ke rumah sakit untuk mencari Laras, jika Alvin ketemu dia sehingga kewaspadaan pasangan paman dan keponakan Jin itu bangkit, maka, mereka berdua pastinya akan menjadi lebih hati-hati dan rahasia dalam bertindak, dengan begitu pekerjaan mereka juga akan menjadi lebih sulit.

Dia menelpon Laras lagi, ingin menyuruhnya pulang.

Tapi, Laras tidak angkat, tidak angkat!

Pada saat yang sama, di rumah sakit, Laras bersembunyi di tempat tersembunyi yang paling dekat dengan bangsal.

Dia tidak ingin melakukan semua ini, hanya saja, dia sangat, sangat khawatir dengan ibunya.

Dia tidak bisa memahami apa pun dari info yang disampaikan Gavin, dia hanya tahu bahwa pasangan paman dan keponakan Jin itu tidak sederhana, sangat berbahaya, tetapi dia tidak tahu apanya yang tidak sederhana, apa yang membuat mereka bahaya.

Yang dia tahu adalah, meskipun Alvin memiliki reputasi yang buruk, juga merencanakan sesuatu dari dirinya, tetapi Alvin tidak pernah benar-benar menyakitinya, tidak hanya itu, Alvin juga pernah membantunya keluar dari jebakan masalah beberapa kali, hampir memenuhi setiap permintaannya.

Yang dia tahu adalah, Morales adalah suami ibunya, telah mencintai dan menjaga ibunya selama lebih dari 20 tahun, meskipun sangat posesif, tapi itu juga karena cinta dan perhatiannya pada ibu.

Dia tahu Alvin bersifat bandot, dia tahu Morales terobsesi dengan kekuasaan, tetapi tidak ada orang yang selamanya jahat, orang jahat juga memiliki sisi hati yang baik, orang baik juga memiliki sisi yang jahat, kenapa dia tidak boleh mendekati mereka?

Karena ibu, dia tidak boleh menyampingkan hubungannya dengan Morales.

Jika dia bertanya pada Gavin, pastinya tidak akan dijawab, akan lebih baik untuk tidak bertanya, mencari jawaban sendiri.

Pintu kaca area bangsal VIP tertutup, perlu kartu karyawan rumah sakit agar bisa masuk.

Setelah mengamati beberapa saat, dia menemukan bahwa tidak ada seorang pun kecuali kepala perawat yang masuk dan keluar dua kali, Eli juga tidak keluar.

Dia agak cemas.

Saat ini juga, Alvin tiba-tiba keluar dari dalam dengan tergesa-gesa. Satu tangannya memegang ponsel sambil berbicara, satu tangannya lagi menggesek pintu dengan kartu khusus keluarga.

Laras yang lincah dengan cepat menarik kembali kepalanya.

Tempat tersembunyi ini sebenarnya adalah kamar pakaian kotor, kamar kecil tempat letak pakaian kotor pasien yang diganti setiap hari, ataupun sprei yang kotor.

Tempat semacam ini, pastinya diabaikan oleh Alvin, apalagi dia sedang bertelepon.

"Apa yang kamu lakukan? Aku beri tahu kamu ya, tidak ada seorang pun di dunia ini yang berani mengancamku."

Laras mendengar nada suaranya, berpikir dia sepertinya sedang sangat jengkel.

"Sialan, kamu mengikuti aku? Kamu cukup berani, Almora! "

Almora? Laras amat terkejut. Sejak dia berpisah dengan Almora, dia hanya pernah melihat berita Almora lewat berita, paparazzi yang hebat mendapatkan foto Almora mabuk-mabukan di hotel sambil bernyanyi-nyanyi dengan penampilan yang terpuruk. Selain merasa sangat disayangkan, Laras juga merasa kasihan terhadap Paman Gatot dan Kak Farah Motar.

Jika Nana menjadi seperti ini saat besar nanti, dia pasti akan merasa sangat sedih.

Namun, dia tidak akan lagi berhati lembut terhadap Almora, dia tidak akan memberikan bantuan kepada orang yang pernah mengakalinya dengan kejam, dia tidak ingin menjadi Bunda Maria yang baik hati.

“Jangan omong yang tidak guna, keluarkan dulu buktinya” Alvin merendahkan volume suara, takut terdengar orang lain.

"Oke, oke, kalau begitu kamu naik, aku tunggu kamu di tangga lantai tujuh."

Laras mendengar nada kegusaran yang ditahan Alvin, sangat terkejut. Apa yang dikatakan oleh Almora sampai bisa membuat pria lembut ini berubah seperti orang gila?

Mereka janjian untuk bertemu di tangga. Laras diam-diam menjulurkan leher, terlihat Alvin memang melangkah ke ruang tangga, dia berjalan dengan hati-hati mengikutinya ke arah sana.

Tidak lama kemudian, di seberang pintu, secara samar-samar, terdengar suara Almora.

"Aku benar-benar tidak mengikuti kamu. Aku datang ke rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan. Ini, ini laporan tes kehamilan. Aku hamil."

Wajah Laras yang sedang menguping berubah pucat, ini...... Memang benar, tidak ada orang yang paling hina, hanya ada yang lebih hina!

Dia menjulurkan kepala ke depan, melihat melalui kaca bahwa Alvin dan Almora berada di tengah-tengah tangga lantai enam dan tujuh, dia mengintip sambil menahan napas.

Namun, karena agak jauh, dia hanya bisa melihat orangnya, suara tidak terdengar jelas.

Otaknya berputar cepat, mengeluarkan ponsel, menyalakan fungsi rekaman dan memasukkan ponsel melalui celah pintu.

Dorongannya pas-pasan, ponsel pas terdorong ke sudut.

Ada tempat sampah besar di sudut itu, sehingga ponsel tidak mudah terlihat.

Laras melihat Almora menangis, mengatakan sesuatu dengan eskpresi menyedihkan. Dia hanya bisa mendengar beberapa kata secara samar, "Anak ini milikmu, jika kamu tidak percaya, kamu boleh melakukan tes DNA, kamu bisa melakukannya sebelum anak lahir."

"Bagaimana mungkin milik Joni, Joni ditangkap tiga bulan yang lalu. Aku baru hamil 50 hari."

"Aku bahkan tidak mempermasalahkan masalah antara kamu dan Mona, tapi kamu malah masih keberatan dengan masalah aku dengan Joni? Siapa tahu Joni adalah rencana Laras, dia memiliki ratusan cara untuk menghancurkan aku."

“……”

Laras hanya bisa mendengar beberapa kata, itu pun sudah merasa sangat kecewa, Almora yang sekarang sudahlah bukan gadis kecil yang baru masuk kuliah pada dua tahun lalu.

Dia yang dulu, sedikit cerdik, agak licik, tapi tidak kejam dan membahayakan.

Tetapi dia yang sekarang, egoisnya keterlaluan, akhlaknya merosot jauh hingga tak ada batas.

Laras sangat bersyukur dirinya telah membatalkan kontrak keuangan dengannya begitu tegas dan bersih.

Novel Terkait

My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
4 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu