Cinta Pada Istri Urakan - Bab 986 Acara Perayaan Kelas Rendah

Meskipun kompetisi itu banyak macam, sebagai pihak utama, stasiun TV tetap menghasilkan keuntungan yang sangat besar. Sekarang pekerjaan telah berakhir dengan lancar, pihak stasiun TV pun mengundang seluruh grup beserta karyawan program dan perwakilan iklan untuk mengadang sebuah pesta perayaan yang meriah.

Sebagai staf stasiun TV dan Wakil Sutradara program, Manda tentu saja harus menghadiri acara itu.

Orang yang datang bersamanya ada Mosang juga.

Di dalam program, Manda dan Mosang itu berada di tingkat yang sama, sementara di dalam stasiun TV, Mosang memiliki posisi yang jauh lebih tinggi dari pada Manda.

Sebelum duduk, Mosang sengaja berjalan ke samping Manda dan bertanya dengan cepat, "Maira menjadi model iklan Ayu Wedding, apakah kamu yang mengaturnya?"

Manda melamun sejenak sebelum berkata, "Tidak ada, hal ini tidak mungkin"

"Sandra adalah saudara kamu, dia bersikap keras kepala mau memilih Manda sebagai model iklan, bukankah kamu yang mengatur ini?"

Manda segera menggelengkan kepalanya, "aku benar-benar tidak ada. Sandra adalah adik sepupu Rendra. Aku tidak dekat dengannya, sementara Maira tidak memiliki hubungan apa pun dengan aku juga, mana mungkin aku bisa mengatur hal ini? Tidak mungkin"

Meskipun tidak mengerti, jawaban Manda kebetulan persis dengan apa yang dipikirkan Mosang. Jadi dia pun tidak bertanya lagi dan hanya mengingat Manda, "Setau aku, bagian administrasi mengundang Manda dan Leila ke acara ini sesuai dengan permintaan Sandra dan Porto tidak membantah hal ini juga"

"......" Manda merasa agak bingung. Buat apa mereka dua peserta mengikuti acara makan bersama karyawan program dan perwakilan iklan?!

Sementara Mosang sudah menyadari semuanya, "Kamu benar-benar tidak tahu?"

"aku sumpah benar-benar tidak tahu"

Mosang melihat Manda dari atas dan bawah, "Aku mendengar kamu kepalamu terluka karena pekerjaan?"

Manda tertawa dengan canggung, "Luka kecil saja, tidak apa-apa"

"Hais, memiliki seorang suami yang menyayangi kamu benar-benar membuat orang sangat iri"

"Kak Mosang, kamu juga pasti akan bertemu dengan seorang pria yang sayang dan cinta kepadamu"

Dari tatapan Mosang yang aneh bisa dilihat, dia merasa sangat kaget. Tidak pernah ada yang mengatakan kata-kata seperti ini kepadanya. Kata-kata yang paling sering Mosang dengar adalah, "Kamu jangan begitu memilih" atau "Orang yang menyukai kamu sudah banyak sampai harus berbaris dan menunggu kamu memilihnya" Mosang selalu merasa kata-kata ini terlalu tidak realitas, hanya Manda yang mengatakan kata-kata yang bagaikan doa terindah.

Mosang benar-benar sangat kaget.

Manda tidak mengerti apa yang dirasakan Mosang, dia mengira dirinya salah berkata dan merasa sangat gugup.

Mosang tertawa dengan perasaan melepaskan beban yang berat, kemudian dia bertanya dengan penasaran: "Apakah kamu tidak merasa pria sangat takut terhadap wanita berkarir seperti aku? apakah kamu tidak merasa..... bisa jadi aku akan sendirian selamanya?"

"Ini..." Manda merasa sangat kesulitan, dia tahu konsekuensi menyinggung atasan, dia masih ingin bekerja di stasiun TV ini.

"Berkata dengan jujur saja, aku tidak akan iri kepadamu"

Manda menarik nafas dalam sebelum berkata, "aku merasa pria yang benar-benar kuat tidak akan takut kepada wanita yang berkarier sukses. Orang yang luar biasanya biasanya itu saling tarik menarik, kamu masih sendirian karena pria yang bisa saling tarik menarik dengan kamu itu masih belum muncul"

Mosang melamun sejenak lagi. Dulu, dia tidak memiliki kesan yang baik terhadap Manda. Sama seperti semua orang, Mosang juga merasa Manda masih berani pulang ke stasiun TV untuk bekerja setelah cuti hamil selama 2 tahun secara diam-diam. Bahkan setelah pulang dia langsung menjabat sebagai Wakil Sutradara, semua ini karena Rendra. Tetapi sekarang, Mosang menyadari bahwa Manda adalah orang yang berbeda total dengan Maira. Manda memiliki etika dan moralitas yang bagus, keberanian dan kemampuan yang kuat, yang paling penting adalah pemikiran Mosang sangat mandiri"

Mosang setuju: "Benar, kata-katamu tidak salah" Mosang mengulurkan tangannya kepada Manda, "Aku mengenalmu secara ulang lagi, semoga kita masih memiliki kesempatan untuk bekerja sama:

Manda merasa sangat kaget, dia langsung bersalaman dengan Mosang, "Terima kasih atas dukungan kak Mosang"

Pada saat ini, di pintu gerbang, Maira dan Leila berdiri di sisi kanan dan kiri Porto sambil memegang tangannya dan berjalan bersama, adegan ini membuat heboh yang tidak kecil.

Di luar hotel masih ada beberapa penggemar Leila, mereka jongkok di tempat sambil memegang spanduk untuk mendukung Leila.

Hal ini membuat Leila merasa percaya diri, sambil memegang tangan Porto, dia melambaikan tangannya kepada penggemarnya.

Penggemar Maira juga ada yang datang, tetapi jumlahnya lebih sedikit dibanding dengan penggemar Leila. Hanya saja, orang yang sampai saat ini masih menyukai Maira, berarti mereka benar-benar menyukainya dengan tulus.

"Maira, kamu melakukan hal yang kamu suka saja, kami akan mendukung kamu selamanya"

Maira yang mendengar kata-kata pendengar itu menoleh ke belakang dengan senyuman dan hal ini berhasil membuat penggemarnya berteriak lagi.

Melihat kondisi ini, Mosang menghela nafas lega, "Sutradara Porto benar-benar sangat menikmati berkah, dia dipegang oleh 2 peri. Tidak tahu apakah umur dia yang tua ini masih memiliki kemampuan untuk menerima berkah ini"

Manda: "........"

Dulu Mosang masih ingin mendekati Porto, mereka pernah memiliki masa msarahan. Tetapi setelah Maira datang, Mosang pun menghindari Porto dengan sadar diri. Mosang memiliki kebanggaan seorang wanita dari dalam tulangnya, dia memandang rendah orang seperti Maira.

4 meja penuh diduduki, Manda diatur duduk di meja utama, sebelah kanannya adalah pihak sponsor utama, Sandra, sebelah kirinya lagi adalah seorang pelatih bernama Luci Luna, dia bertanggung jawab di bidang menyanyi dan menulis lagu, posisi Manda kebetulan saling berhadapan dengan Maira dan Leila.

Luci Luna adalah satu-satu pelatih yang menghadiri acara. Berkata lebih sopan itu datang menghadiri acara perayaan, berkata dengan langsung adalah Luci tidak cukup populer, makanya memiliki waktu untuk menghadiri acara seperti ini.

Luci sudah meluncur belasan tahun di industri ini, tetapi dia tidak memiliki popularitas yang tinggi, dia adalah seorang penyanyi dan produser yang lagunya lebih populer dari pada dia sendiri.

Kalau Sandra tidak perlu berkata lagi. Duduk bersama Manda, secara penampilan itu kebersamaan damai antara pihak pembuat program dan pihak sponsor utama, tetapi sebenarnya suasana antara mereka berdua sangat canggung.

Mereka berdua pernah tidak senang dengan sesama karena berbagai jenis alasan, kali ini mengikat mereka berdua bersama secara terpaksa, Manda pun lebih memilih untuk berinteraksi dengan Luci.

"Guru Luci, aku benar-benar telah banyak mendengar lagu kamu sejak kecil. aku ingat semua lagu drama populer dulu itu ditulis oleh kamu kan?"

Luci tentu saja merasa sangat senang bisa bertemu dengan penggemarnya, "Iya, tetapi kamu sendiri saja sudah berkata, waktu kamu masih kecil, sekarang sudah tidak bisa lagi, aku sudah semakin tidak mengerti musik zaman sekarang"

Manda setuju dengan Luci, "aku suka mendengar lagu lama, sekarang ada banyak lagu baru tetapi lagu yang lebih berkualitas tetap adalah lagu dulu. Guru Luci, daftar lagu yang aku sering dengar ada dua lagu itu lagu kamu"

Sambil berkata, Manda pun menunjukkan daftar lagu di dalam ponselnya keapda Luci.

Sementara Sandra juga berbicara dengan senang bersama orang di sampingya lagi, dia akan melirik ke Manda dari waktu ke waktu dengan tatapan yang bersalah dan tidak enak.

Sandra tahu, kakak sepupunya dan Maira sudah bekerja sama dan menetapkan beberapa hal, sementara mereka sudah mau mulai beraksi. Hanya saja Sandra kurang tahu apa rencana mereka secara spesifik.

Setelah program ini berakhir, mereka juga tidak akan memiliki interaksi lagi dengan Manda. Mereka pasti akan beraksi di kesempatan bagus seperti hari ini.

Meskipun terlihat ramah dan cerah dari penampilan, sebenarnya Sandra merasa sangat gugup. Semakin ke belakang dia merasa semakin gugup, bahkan duduk di atas kursi saja terasa seperti ada jarum di atasnya.

Sandra memegang ponselnya dengan erat dan terus mencari nomor telpon abang Rendra, kalau kakak sepupu mereka terlalu kelewatan, Sandra takut abang Rendra akan memarahinya juga.

Novel Terkait

Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
4 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
5 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu