Cinta Pada Istri Urakan - Bab 1045 Kediaman Gavin Dikepung

Saat pagi- pagi di kediaman Gavin, Dewa dengan terburu-buru melaporkan, “Celaka, diluar datang segerombolan orang, kelihatannya sangat marah, juga terdapat wartawan yang membawa kamera.”

Setelah Allan mendengarnya, seketika wajahnya menjadi kelam, ia sudah tidak berselera untuk memakan sarapannya.

Anna terlihat mengerutkan dahinya, bertanya: “Di depan rumah kita?”

“Benar, mengarah ke kediaman Gavin.” Dewa melihat tuan muda, kemudian melihat nyonya muda, lalu tidak berani untuk berkata lebih lagi.

Saat sedang berkata, dari luar terdengar suara teriakan yang serentak menyerukan, “Keluar Laras, ganti nyawa dengan nyawa, keluar Laras, ganti nyawa dengan nyawa, keluar Laras, ganti nyawa dengan nyawa….”

Teriakan ini, momentum ini, pertempuran ini, menarik perhatian para penduduk sekitar, jangankan orang yang berada dalam kediaman Gavin, bahkan Romo yang tempat tinggalnya terletak di seberang jalan juga mendengarnya.

Yang harus bertanggung jawab tidak hanya Laras seorang diri saja, Sudikat Mono dan Fla Mita juga harus bertanggung jawab, Sudikat Mono yang seharusnya memikul tanggung jawab terbesar, akan tetapi mereka malah membuat keributan di depan kediaman Gavin, malah tidak pergi membuat keributan di teater.

Mengapa?

Gavin melihat dari lantai atas, melihat di dalam gerombolan orang yang berteriak tersebut terdapat Rama dan Nagita, sesaat ia sudah mengerti.

Nagita paling pintar dalam hal ini, mengandalkan lidahnya itu, dapat mengatakan sesuatu yang hitam menjadi putih, dapat mengatakan yang sudah mati menjadi hidup, walaupun tidak masuk akal, juga dapat membuat lawannya terkena kritik.

Dengan wajah serius, Gavin berjalan menuruni tangga, ayah, ibu, istri dan anaknya duduk di meja makan dengan wajah penuh penantian melihatnya, dia berpikir, bagaimanapun harus menurunkan pengaruhnya hingga titik terendah, bagaimanapun juga tidak boleh membuat orang tua, istri dan anaknya dipermalukan.

Sebenarnya dia tidak terlalu mempedulikan orang licik seperti Nagita, akan tetapi dia telah membuat keributan di kediamannya, Gavin tidak dapat menghindarinya.

Nana menarik tangan ibunya, dengan suara kecil bertanya: “Mama, ada apa? Aku sedikit takut.”

Bobi segera meyakinkan adiknya, “Dirumah, apa yang perlu ditakutkan, mama, apakah mereka datang untuk mencarimu?”

Laras sulit untuk berbicara, apakah harus memberitahu anak-anak bahwa proyek yang menjadi tanggung jawab ibunya mengalami kebakaran, menyebabkan lima orang meninggal, dan menyebabkan banyak orang yang terluka? Dia tidak tahu harus bagaimana menjelaskannya, walaupun bisa dijelaskan, anak-anak juga belum tentu akan mengerti.

Saat Laras sedang ragu, tiba-tiba Nana berkata: “Nana tidak takut, mama juga jangan takut, saat kakek marah bahkan harimaupun takut, mengapa harus takut pada orang-orang yang berada diluar itu?”

Suasana dalam rumah yang awalnya serius berubah menjadi hidup, dengan rasa tidak tahu harus menangis apa tertawa Allan bertanya: “Siapa yang berkata begitu?”

“Nenek loh yang mengatakannya.”

Anna: “……..”

“Nenek berkata, saat kakek marah bahkan harimaupun takut padanya, saat papa marah seperti gunung berapi yang meletus.”

Anna : “……..”

Allan: “…..”

Dan Gavin yang pernah bersumpah untuk menjadi ayah yang penuh kasih: “……” yang saat marah seperti gunung berapi yang meletus jelas-jelas adalah kakek loh.

Sambil tertawa Anna menjelaskan, “ Hehehe, itu hanya untuk menakuti anak-anak saat mereka nakal, bukankah harus ada orang yang mereka takuti?”

Nana si hantu kecil yang cerdik, berkata lagi: “Nenek, aku tahu kamu mengatakannya untuk menakuti kami, karena papa selalu takut pada mama, kakek juga tidak pernah marah.”

Laras: “………” Bisakah tidak membawa namaku, anak baik!

Anna menghela napas, “Kakek kalian karena sudah berumur jadi tidak bisa marah lagi, papa kalian….” Anna melihat sekilas ke arah Laras, menghela napas lebih dalam lagi, “Haduh, pria di keluarga kita, semuanya melampiaskan temperamen buruknya padaku, apa yang bisa kulakukan?”

Nana dan Bobi kelihatannya mengerti, Gavin sudah tidak tahan dengan obrolan mereka, dengan segera berkata: “Pa, hari ini merepotkan Anda dan mama untuk mengantar anak-anak ke sekolah menggunakan mobil pribadi Anda.”

Dengan tenang Allan menganggukkan kepala dan berkata: “Baik, aku juga mempunyai pemikiran seperti itu, ini hanya masalah kecil, kamu dapat menanganinya, menghadapi orang yang seperti itu, apa yang harus dilakukan maka lakukan saja, tidak perlu mempedulikan masalah kekeluargaan.”

Selesai berkata, Allan merasa cemas dan berkata kepada Laras: “Apabila tidak tega, coba dengarkan saran papamu.”

Laras merasa seperti tiba-tiba tercerahkan, “Baik.”

Dalam pandangan Rama, bagaimanapun Laras adalah generasi yang lebih muda, apabila menyelesaikan masalah tidak tepat dapat membuat lawan mendapatkan pegangan, lalu akan diperbesar sebesar besarnya. Apalagi dia juga adalah bagian dari Keluarga Atmaja sehingga membuatnya menghargai hubungan kekeluargaan, akan sangat mudah berhati lunak.

Kakak sepupunya telah terbakar hingga kondisi seperti itu, bagaimana mungkin dia tega untuk mempersulit paman dan bibinya?

Allan tidak berlama-lama lagi disana, membawa Anna dan anak-anak, membawa supir dan pengawal, dengan cekatan mereka meninggalkan kediaman Gavin melalui pintu belakang.

Posisi pintu belakang kediaman Gavin tembus ke jalan raya lainnya, jadi orang yang berada di depan tidak mengetahuinya.

Saat Gavin dan Laras bersiap-siap untuk keluar menghadapi mereka, Romo sudah sampai lebih dulu, Romo membawa sejumlah orang, ada wartawan, ada pengacara, dan tentunya juga membawa pengawal yang cukup.

“Apa yang dikatakan ayahku benar, mungkin masalah ini lebih sesuai apabila ayahmu yang menyelesaikannya.”

“Tetapi…….”

“Di dunia ini, siapapun yang berani mencelakaimu, ayahmu akan lebih cepat daripada aku sampai di garis depan untuk bertarung dengan orang tersebut.”

Laras merasa terharu, akan tetapi juga merasa sangat cemas.

Gavin menepuk-nepuk kepalanya, lalu memeluknya, “Tidak ada masalah, aku punya keyakinan, ayahmu bisa melakukannya, biarkan dia bersenang-senang terlebih dahulu. Hal yang dilakukan oleh paman dan bibimu terhadapmu, ayahmu hanya memaafkan mereka di bibir saja, akan tetapi dia masih menyimpan amarah, biarkanlah dia mengeluarkannya. Disaat bersamaan juga agar Nagita mengerti, kamu adalah orang yang paling tidak boleh ditindasnya.”

Diluar pintu, Romo datang dengan persiapan, wartawan yang diundang oleh Nagita tersebut kebanyakan adalah wartawan dunia hiburan, menangkap angin dan bayangan adalah yang terbaik, namun untuk masalah kredibilitas malah kurang, sedangkan wartawan yang diundang oleh Romo, adalah wartawan stasiun TV lokal, yang menjadi target mereka adalah kebenaran dari permasalahan, fakta yang sebenarnya.

Di saat yang bersamaan, Romo juga sudah lapor polisi.

Laras masih tidak muncul, saat Nagita melihat Romo, dengan segera ia menunjuk kepadanya dan dengan keras berteriak: “Dia adalah Romo, ayah dari Laras.”

Keluarga dari korban, dengan tatapan kejam melihat ke arah Romo, itu adalah ayah dari pembunuh. Sama-sama berstatus sebagai orang tua, anaknya memperoleh ketenaran dan kekayaan, anak mereka ada yang meninggal, ada yang terluka.

Romo sama sekali tidak mempedulikan Nagita, akan tetapi ia berkata kepada gerombolan keluarga korban: “Semuanya, aku percaya semua orang yang ada disini adalah rakyat baik yang menghormati dan menaati hukum, apabila ada masalah dapat dibicarakan baik-baik, kalian membentuk rombongan seperti ini dan membuat keributan di depan rumah orang, ini melanggar hukum.”

Salah satu dari mereka yang paling aktif selain Nagita berkata, “Mudah bagimu untuk mengatakannya, anakmu adalah manusia, sedangkan anak kami bukan, benar tidak?”

Kedua kakak beradik Keluarga Atmaja, dulu Rama sangat sukses, sedangkan Romo yang menjadi terkenal karena meninggalkan istri dan anaknya maka ia di usir dari kampung halamannya, Nagita mengejeknya, juga menindas Eli dan Laras. Segala hal tidak pasti, ada pasang surut, sekarang Rama telah bangkrut, anak perempuannya juga mengalami bencana, Romo sedang berada dalam puncak kesuksesan, kemewahan semakin bertambah. Membuat Nagita sangat iri padanya.

Novel Terkait

Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
5 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu