Cinta Pada Istri Urakan - Bab 72 Siapa Yang Menelepon Terlebih Dahulu, Dialah Yang Seekor Anjing (1)

Rendra tiba-tiba bertanya : "Gavin akhir-akhir ini sangat sibuk ya?"

"Emm, dia sudah sebulanan tidak pulang ke rumah, aku tidak tahu dia berada di mana, dia juga tidak mengijinkan aku bertanya."

Rendra sedikit mengerutkan alisnya, "Dia juga tidak bilang kapan pulang?"

"Tidak, apakah kakak pertama ada urusan mencarinya?"

"Nanti aku akan menghubunginya lagi."

"Baiklah."

Manda dari tadi tidak berani membuka mulutnya dan mengatakan apapun, yang pertama karena dia sangat terkejut, yang kedua karena mulutnya bau "tahu bau" yang tadi dimakannya, tahu tidak? Kalau dia tahu Rendra mau datang, dia tidak akan memakannya.

Setelah Rendra memastikan tidak ada masalah dengan Manda, dia akhirnya pergi dari sana, dia masih mempunyai urusan yang lebih penting yang harus diurusnya.

Laras melirik Manda dan melihat tatapan mata Manda yang seakan tidak rela Rendra pergi itu, lalu dia tidak bisa menahan dirinya untuk mengejeknya, "Heh, kamu suka dengan paman pertamaku?"

Manda meliriknya dengan kesal dan berkata : "Aku ingin putus hubungan denganmu, kenapa aku bisa bergaul dengan preman sepertimu?"

Laras menahan tawanya, dengan sekali lihat saja dia sudah langsung tahu kalau Manda merasa malu, maka dari itu dia berusaha mengalihkan pembicaraan, dia terlalu mengenal dirinya, "Oke oke, kali ini kita berdua benar-benar putus hubungan, siapa yang masih mengajak bicara, maka dialah yang kalah, lain kali siapa yang menelepon terlebih dahulu, dialah yang merupakan seekor anjing."

"Huh, kali ini siapa ya yang menghubungiku terlebih dahulu."

Laras malah merasa senang, dia segera berkata : "Nenek, nenekku yang baik, akulah yang seekor anjing, oke? Nenek dengarkan aku, aku akan memanggilmu beberapa kali, guk guk guk!"

"......" Manda merasa marah dan kesal kepadanya, "Laras, jangan bicara denganku!"

"Oke, kalau begitu aku tidak usah membuang-buang ludahku, kamu tahu tidak kalau ludahku sangat berharga."

"Kamu...." Manda langsung mengangkat kaki dan menendangnya dengan marah, "Jika kamu punya nyali, maka jangan kabur."

"Aku tidak punya nyali, aku mau kabur."

"Kemari kamu!" Manda bagaikan sedang mengalami "sugar rush", dia merasa sangat bersemangat, tidak berhenti mengejar Laras di dalam ruangan istirahat itu.

Laras berlari sambil berkata : "Loh, kamu sudah bisa lari-lari dan juga melompat-lompat, kelihatannya kamu sudah tidak apa-apa, sudah kuduga kalau kamu hanya berpura-pura lemah di depan paman pertamaku, masih ingin bilang kalau kamu tidak menyukainya?"

"Tutup mulutmu!" Manda merasa sangat malu, dia benar-benar ingin merobek mulut bau Laras itu.

"Kalau suka ya bilang saja, kenapa kamu tidak mau mengakuinya? Bukankah aku bisa membantu untuk menjodohkan kalian? Bisa bersaudara ipar denganmu, bukankah itu hal yang sangat bagus?"

Manda kehabisan napas karena mengejar Laras, dia bertolak pinggang dan menunjuk Laras serta berkata : "Kamu jangan main-main ya, aku memperingatkanmu."

Laras menghela napasnya dan tertawa, "Okelah oke, aku tidak akan mengejekmu lagi, bagaimana keadaanmu sekarang, mau pergi ke rumah sakit atau pergi jalan ke tempat lain, atau mau pulang saja?"

"Pulang, pulang." setelah mengalami hal yang tadi, Manda sudah tidak berminat untuk lanjut jalan-jalan lagi, begitu dia teringat dengan bau tahu petis yang pekat itu, dia benar-benar merasa sangat menyesal, dia bersumpah dia tidak akan menyentuh tahu petis lagi seumur hidupnya.

Dulu dia hanya tahu kalau di Jakarta ini ada seorang Walikota yang masih muda dan berbakat, tetapi siapa orangnya, wajahnya seperti apa, dia sama sekali tidak mengetahuinya.

Anak muda jaman sekarang hanya akan memperhatikan gosip artis ini dengan artis ini, atau kalau tidak, artis mana dengan artis mana yang melakukan syuting adegan ranjang, siapa yang akan memperhatikan siapa walikota saat ini.

Contohnya Laras, meskipun Gavin begitu terkenal, tetapi sebelum dia bertemu dengannya, Laras juga tidak mengenalnya, siapa yang peduli dia siapa.

Begitu Manda sampai di rumah, dia langsung mengunci dirinya di dalam kamar, dia memegang ponselnya dan terus mencari informasi yang berhubungan dengan Rendra, sayang sekali di internet hanya ada berita mengenai kehadirannya di suatu pertemuan ataupun suatu kegiatan tertentu, informasi yang berhubungan dengan dirinya sangatlah sedikit sekali.

Apakah dia benar-benar harus mencari Laras, si gadis busuk itu? Bukankah dia akan habis ditertawakan olehnya? Tidak boleh, tidak boleh, aku tidak akan mencarinya, jika dia mencarinya, maka dia mengaku kalah!

Menjelang malam, saat Laras sedang makan malam, tiba-tiba dia menerima telepon dari Manda.

"Halo, nenek, cucumu ingin meminta bantuan nenek."

"Pfffttt....." begitu Laras mendengar suara lembut dari telepon sebelah sana, sup yang baru saja diminumnya langsung muncrat keluar.

Lira segera mengambilkan tissue untuknya, "Nyonya muda, anda minumnya pelan sedikit."

"Terima kasih, tidak apa-apa," Laras tersedak dengan lebai, tetapi hatinya sebenarnya merasa sangat bahagia, "Uhuk uhuk, cucuku, ada apa kamu mencari nenekmu ini?"

"Hehehe, Nyonya muda, Nyonya Pradipta, Tuan Muda Laras, Kak, kumohon bantu aku yah."

Novel Terkait

Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
4 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
4 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu