Cinta Pada Istri Urakan - Bab 507 Aku Hanya Ada Seorang Istri

Di dalam kereta bawah tanah, Laras terus berjalan lurus.

Angin yang berembus di telinganya, dia malah sangat berterimakasih dengan angin dingin yang menghembus air matanya.

Mungkin mati rasa sepenuhnya seperti ini rasanya, tidak sedih tidak senang, sakit hati yang amat mendalam juga menjadi mati rasa.

Dia masuk ke kereta bawah tanah, kereta bawah tanah dari lambat menjadi cepat, lampu kotak iklan di luar jendela berubah menjadi sangat banyak, seperti hati manusia, tidak bisa ditetapkan.

Air matanya tidak bisa ditahan, mengalir dengan deras di kedua wajahnya......

Di sisi lain, Gavin membantu Momo berdiri, Momo menggunakan rok pendek, kedua lututnya yang jatuh menjadi kemerahan, dia menangis kesakitan, sambil menangis menarik lengan baju Gavin, dengan kasihan berkata: "Paman Muda, sepertinya tulangku patah......"

Gavin mundur selangkah, Momo malah maju selangkah, kedua tangannya dengan erat menggenggam lengan bajunya.

"Tulang tidak ada apa-apa, nanti oleskan sedikit yodium saja." Gavin sambil berkata sambil memutarkan kepalanya melihat ke sebrang, bayangan Laras sudah menghilang, mungkin sudah masuk ke dalam kereta bawah tanah.

"Sakit sekali, kaos kaki pun robek......memalukan sekali......"

Gavin menghentakkan tangannya, sekalian mengangkat tangannya melihat waktu, dia buru-buru mau pergi, "Kamu kembali ke restoran cari mama kamu."

"Aku tidak mau, aku mau ikut denganmu." Momo menempelinya, "Paman Muda, aku meyukaimu, apa kamu tidak menyukaiku?"

"Tidak."

"Sedikitpun tidak?"

"Sedikitpun tidak."

"Aku tidak percaya." Bibir kecilnya cemberut, mendekat selangkah ke Gavin.

Gavin mundur lagi, menjaga jarak yang aman dengannya, dia dengan serius berkata: "Nona Ren, aku tidak tau perilakuku yang mana membuatmu salah mengartikan, karena kamu ada perasaan yang salah ini, jangankan bilang aku seorang pria yang berkeluarga, bahkan kalau aku sendirian, aku juga tidak akan menyukaimu."

"......"

"Waktu aku tidak ada, aku sangat berterimakasih pada kalian menemani orangtuaku, awalnya aku tidak ingin membuat hubungan kedua keluarga menjadi canggung, tapi, kalau aku tidak mengatakan dengan jelas, takutnya kedepannya akan lebih memalukan. Kita hanya berjumpa beberapa kali, perasaanku padamu tidak ada bedanya dengan orang jalanan, aku sangat mencintai Laras, tidak ada yang bisa menggantikannya di hatiku, tidak ada yang bisa menghentikan langkah kami untuk kembali bersama, apa perkataanku sudah jelas? Apa kamu mengerti?"

Almora mengangguk dengan bodoh, dia sangat mengerti.

Dan saat ini juga, Anna dan yang lainnya sudah keluar, berdiri di belakang kedua orang itu, perkataan Gavin itu, mereka semua mendengar dengan sangat jelas.

Gavin tidak menyebrang jalan, tapi berputar pergi menyetir mobil, Laras pasti pergi ke rumah sakit, dia mau pergi mencari Laras.

Mobil sudah di setengah jalan, handphonenya tiba-tiba berdering, dia dengan kesal mengangkatnya, "Halo?"

Itu adalah panggilan dari Damar, "Bos, wakil komandan Lu membawa ketua Zhang, ketua Zhang sedang datang bertanya mengenai masalah komandan Reno."

"Dokumennya bukankah sudah kuserahkan semua?"

"Benar, dia bilang ada beberapa pertanyaan ingin langsung menanyakannya padamu."

"Tidak memberitahunya kalau aku sedang libur?"

"Sudah, tapi dia bilang ini mengenai masalah yang penting, berhubungan dengan pengkhianat di dalam kepolisian, jadi ingin datang menanyakan padamu langsung."

Kening Gavin berkerut, setelah komandan Reno turun jabatan, wakil komandan Rehan Lu langsung menjadi atasannya, atasannya membawa kepala kepolisian datang ke pasukan mencarinya, tampaknya hal yang penting, tampak rasa hormat mereka pada Gavin.

Setiap masalah ada tingkat pentingnya, Laras sedang marah, dia sekarang pergi mencarinya pasti akan bertengkar hebat, lebih baik tunggu dia tenang, sudah selesai marah, dia baru pergi menjelaskannya.

"Baik, biarkan mereka tunggu sebentar, setengah jam lagi aku sampai." Selesai berkata, dia memutarkan stirnya, menuju ke kantor pasukan khusus serigala.

Malam harinya, setelah Nana dan Bobi tidur, Laras duduk sendirian di sofa.

Waktu pagi hari masih lumayan baik, siang hari menemani papanya berbicara, menjelang malam menjemput anak-anak, pulang ke rumah dan menemani anak-anak, dia masih bisa membagi perhatiannya, tapi begitu sampai malam hari tidak bisa lagi, rasa sakit yang tidak habis-habisnya menyerangnya, membuat seluruh tubuhnya menyusut, dengan kejam mengulitinya, menarik nadinya, menghisap darahnya.

Kalau tidak, kenapa dia bia sesakit ini?

Dia kesakitan sampai jantungnya itu seperti bukan miliknya.

Televisi LCD yang digantung di dinding, layar hitam itu menunjukkan wajahnya, tiba-tiba dia berdiri, langsung berlari ke depan cermin.

Dia terkejut melihat dirinya yang ada di kaca, rambutnya berantakan, wajahnya kacau, bibirnya pucat, dan juga mata besarnya yang cantik dan dia banggakan, sekarang juga membengkak dan kelopak matanya lebih banyak.

Dia baru berumur 26 tahun, tapi wanita yang ada di kaca, tampaknya seperti 30 tahun, atau mungkin bisa lebih.

Almora baru 19 tahun, bagaimana dia bisa melawan orang itu?

Dia mendengar percakapan Anna dengan Aswina, juga melihat Gavin dengan kemauannya duduk untuk dijodohkan, sepanjang waktu itu, kedua belah pihak keluarga berbicara dengan senang, Gavin tidak mengatakan sepatah kata, bukankah dia mengakui rencana orang tua?

Dia tidak berbicara, menjelaskan kalau, dia juga mengakui perjodohan ini.

Dia tidak menolak, menjelaskan kalau, dia juga menyukai Almora bukan?

Laras tersenyum bodoh pada kaca, matanya berkedip, air matanya langsung turun, dia terus tertawa pada dirinya yang di kaca, dia menertawai dia bodoh, menertawai kepolosannya, menertawai penampilannya yang begitu kuat, sebenarnya hatinya begitu rapuh.

Sebenarnya dia sangat tidak percaya diri, itu sifat yang dipelihara karena dari kecil ditinggalkan papa mamanya, tidak bisa diubah dengan mudah. Tidak peduli bisnisnya seberhasil apa, tidak peduli di depan orang dia seberapa cantik dan mempesona, tidak bisa mengubah rasa pesimis ini.

Hari ini, karena Almora, rasa tidak percaya dirinya tumbuh di otaknya.

Saat ini, dia mendengar suara dari luar pintu, lalu suara rantai pintu.

Dia cepat mengusap wajahnya dan berlari keluar, melihat pintu sudah terbuka segaris oleh orang, untungnya dikunci rantai, orang yang diluar pintu masih terkunci diluar.

"Laras, buka pintu, ayo kita berbicara."

Laras tanpa banyak berbicara langsung menutup pintunya.

"Ergh......" Gavin menahan teriakannya, langsung mengulurkan tangannya di celah pintu, menghentikannya untuk menutup pintu.

Laras mengeraskan hatinya: "Jangan halangi pintu, kalau tidak kujepit tanganmu sampai putus."

Tapi, Gavin tidak ada niat untuk menarik tangannya, "Kalau menjepit tanganku sampai putus bisa membuat marahmu hilang, kamu jepit."

"Kamu jangan mengira aku tidak berani!" Dia menutup kuat pintu dengan badannya.

"Ergh......" Gavin menggertakkan giginya, bagaimanapun juga harus ditahan.

Laras melihat setengah telapak tangannya sudah memerah, sendinya memutih dan jarinya berubah ungu, itu pasti sakit sekali.

Dia membuka pintu, sudahlah, lagipula terkunci oleh rantai, dia juga tidak bisa masuk.

"Kamu gila ya?!"

"Benar, hanya kamu yang bisa menjadi obatku."

"Jangan mengatakan perkataan jijik seperti itu, aku tidak suka."

"Kalau begitu aku menceritakan kejadian hari ini."

"Tidak perlu, aku tidak tertarik......malam-malam begini kamu tidak pergi berkencan dengan pacar barumu, untuk apa datang kesini?"

Gavin sangat tidak berdaya, "Aku selamanya tidak mungkin ada pacar baru, aku hanya ada seorang istri, dan itu adalah kamu."

Begitu Laras mendengar, dengan kuat menutup pintu, Gavin kesakitan sampai menyeringai, merasa kalau tangannya akan hancur.

Novel Terkait

Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
4 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
5 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
4 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
5 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu