Cinta Pada Istri Urakan - Bab 796 Keracunan Yang Tidak Dapat Dijelaskan

Meskipun yang dipelajari Anis Tata adalah kedokteran Barat, namun semua keturunan dari keluarganya adalah kedokteran China, ini adalah kemampuan turun temurun dari keluarganya, dia menguasai kemampuan ini dikarenakan sering melihat dan mendengarnya sejak kecil.

Dia sambil mengecek nadi, sambil berkata :”Tenang saja, kamu sekarang boleh menganggap aku sahabat wanita.”

Manda mengangguk, ada Rendra yang menemani di sampingnya, dia sangat tenang.

“Barusan ketika ditusuk jarum, bagaimana rasa sakitnya ?”

Manda menggeleng-geleng kepala, “Sama sekali tidak sakit.”

“Menstruasi dalam waktu dekat ini masih normal ? Kalau dibandingkan dengan dulu, apakah ada yang janggal ?”

“Tidak ada yang janggal, semuanya wajar saja.”

“Kalau kualitas tidur ?”

“Kualitas tidur sangat tidak baik, kadang – kadang baring semalaman tetap tidak bisa tertidur.”

“Tidak bisa tidur karena khawatir dengan anak, atau apa ?”

“Benar, selalu khawatir dia akan tendang selimut dan lainnya, tetapi gaya tidur anakku masih aman, aku menjaganya semalaman dia masih menetap dengan satu gaya.”

“Kalau begitu coba biarkan anak tidur sendirian di satu kamar, setelah menidurkan dia kamu langsung pulang dan tidur di kamarmu sendiri.”

“Dia masih terlalu kecil, aku akan semakin khawatir.”

“Hehe, kita selalu bilang anak kecil yang bergantung pada orang tua, tetapi keseringannya, orang tua yang tidak bisa meninggalkan anak.”

Manda dengan dalam merasakannya, tersenyum mendengarnya.

“Kualitas tidur hanya tidak baik dalam waktu dekat ini, atau selama ini tidak baik ?”

Manda berpikir balik dengan teliti, berkata :”Sejak hamil sudah kurang baik, setelah melahirkan juga biasa saja, tetapi aku tahu semua ini masih tergolong normal, sejak anak tidak minum asi lagi aku masih bisa tidur dengan baik, kalau dia bisa tidur sampai pagi, aku juga bisa, tetapi mulai tidak baik lagi dalam waktu dekat ini, selalu merasa mudah panik dan banyak pemikiran, kalau mulai panik, langsung tidak bisa tidur.”

Mengenai hal ini, Rendra juga memiliki hak berbicara, dia berkata :”Mudah menangis juga, baru dimulai dalam waktu dekat ini, awalnya aku juga curiga apakah dia sedang menderita depresi setelah melahirkan, namun Wulan sudah berumur dua tahun, tidak mungkin depresi setelah melahirkan. Insomnia, mudah menangis, mudah emosi, suasana hati tidak stabil, keadaan mentalnya juga kurang baik, dokter Tata, apakah dia menderita gejala depresi ?”

Anis Tata tersenyum tipis, usahakan dengan nada yang biasa sambil berkata :”Jangan takuti diri sendiri, mana mungkin depresi semudah itu ? Sini, aku mau cabut jarumnya, ada sedikit sakit, tahan sebentar.”

Manda mengulurkan tangannya, Anis tata menekan jarum, sambil menggosok, sambil mencabutnya dengan perlahan-lahan.

Tidak ada rasa ketika menusuknya, namun sangat sakit ketika mencabutnya, Manda menggigit gigi sambil menahannya.

Jarum panjang dan tipis berhasil dicabut, Anis Tata fokus memperhatikannya, dan menyalakan senter untuk memeriksanya, melihat dengan sangat teliti, dan juga sangat lama.

“Siapa yang masak dirumah ?”

“Pembantu.”

“Pembantunya orang mana ?”

Manda tidak dapat menjawabnya, pertamanya karena merasa ragu dengan alasannya yang bertanya tentang kondisi pembantu, yang kedua, dia juga tidak mengetahui asal usul Leli, sehingga, dia hanya bisa menatap Rendra.

Rendra berkata :”Dari Jember, pembantu ini anak bungsunya bibi Liu, bibi Liu sudah bekerja belasan tahun di rumah kami, kali ini karena menantunya melahirkan, dia ingin pulang untuk menjaganya, makanya menyuruh anak bungsunya yang datang bekerja saja.”

Meskipun Anis Tata seorang dokter, namun dia telah lama bekerja di Markas Besar Pasukan Khusus Serigala, telah beberapa tahunnya mengikuti Gavin, lebih kurang juga memiliki kemampuan penyelidikan, tingkat waspadanya juga tinggi, “Pembantu ini sekarang dimana ?”

Rendra :”Pembantu ini masih terlalu muda, memang rajin bekerja, tetapi tangannya panjang, aku sudah memecatnya.”

Anis Tata mengerutkan alis, mengambil jarumnya lagi dan memeriksa dengan teliti, dia tidak ingin khilaf dalam pengecekan, lebih tidak ingin memfitnah orang lain.

Rendra merasakan firasat yang buruk, mendesaknya :”Kenapa ? Dokter Tata, kamu terus terang saja.”

Anis Tata :”Gejala Nyonya Pradipta memang ada kemiripan dengan gejala depresi, namun masih memiliki perbedaan, aku yakin bukan gejala depresi, ini kondisi mental yang tidak stabil dan kepanikan yang disebabkan insomnia.”

Rendra :”Jadi alasannya hanya karena insomnia ?”

“Tidak juga,” Anis Tata menggelengkan kepala, mengambil jarum dan menunjukan padanya, “Bagian jarum yang masuk ke dalam aliran darahnya dilapiskan oleh warna hijau muda, tidak jelas kalau dilihat dengan mata kosong, kalau disinari dengan senter akan menjadi sangat jelas, kamu melihat ini.”

Rendra menyinarkan dengan senter, memang benar, ujung jarum panjang yang tipis dilapiskan oleh pantulan cahaya hijau muda.

Anis Tata menjelaskan secara singkat, “Tidak terasa kesakitan pada saat ditusuk jarum, dikarenakan titik ini sudah mati rasa karena alasan tertentu, jarum memasuki aliran darah, meresap zat tertentu dalam darahnya, sehingga lapisan luar akan menjadi hijau muda. Pada saat mencabut jarumnya akan terasa sakit, dikarenakan lapisan zat ini keluar mengikuti jarumnya, bersentuhan dengan kulit dan daging, ada saraf kesakitan antara daging dan kulit kita, tentu saja akan merasakan kesakitan.”

Rendra semakin bingung mendengarnya, “Apa maksudnya, jadi maksud kamu...... dalam aliran darahnya ada sesuatu yang tidak baik ? Dia......keracunan ?”

Anis Tata tidak mengelak, namun juga tidak begitu yakin, “Apakah keracunan atau tidak, tetap saja harus diperiksa dengan alat khusus, karena kalau tidak dalam keracunannya, tidak dapat mengetahui hasilnya kalau hanya dengan mata kosong.”

Manda merasa ketakutan, kenapa bisa keracunan ? Tidak dapat dibayangkan, dia bertanya dengan panik :”Jadi kamu curiga ada yang meracuni di makanan kami ? Kalau aku keracunan, apakah Wulan juga akan keracunan ?”

Anis Tata menjawabnya :”Makanya aku butuh mengambil darah kalian sekeluarga, dan membawa pulang untuk memeriksa, termasuk punyamu ketua Pradipta.”

“Baik, aku langsung menyuruh mereka membawa Wulan kesini.”

Setelah itu, Anis Tata mengambil darah mereka bertiga, pemeriksaan membutuhkan darah di pembuluh darah, mengambil pembuluh darah memerlukan suntikan jarum pada lengan, bagi Wulan hal ini, adalah hal yang sangat sulit.

Sekali ditusuk jarumnya, Wulan langsung menangis “Wa” dengan kuat, “Papa, sakit.....”

Rendra menahan lengan anaknya agar tidak bergerak sembarangan, mendengar tangisan anaknya yang menyayat hati, hatinya juga ikut retak, “Anakku sayang, sudah mau selesai, mau Papa belikan permen ?”

Untung saja gerakan Anis Tata sangat cepat, suntikan jarumnya juga tepat, langsung mengeluarkan darahnya, “Jangan bergerak, akan miring kalau bergerak, sebentar lagi siap.”

Gavin langsung menghampiri untuk membantu, menetapkan lengan Wulan.

Manda tidak berani melihat semua proses ini, tangisan anak perempuannya cukup membuat dia panik dan menangis dengan tidak berdaya.

Kondisi seperti ini, anak dan orang dewasa semuanya sengsara.

Dengan cepat, pembuluh darah ketiga orang ini telah selesai diambil, Anis Tata tidak menunda, langsung membawa darahnya untuk diperiksa di laboratorium.

Suasana hati Manda masih belum bisa tenang, Rendra sangat khawatir padanya, hanya Wulan, bertingkah seperti tidak pernah terjadi apapun, dan mulai bermain lagi dengan kakak dan kakaknya.

Nana dan Bobi sangat menyayangi adiknya, adiknya barusan di suntik jarum, tidak boleh menyentuh air, mereka juga ikut tidak berendam di air panas, hanya bermain di area yang bersih.

Gavin yang perhatian, menyuruh Hendro mencari tahu tentang informasi pembantu kecil licik yang dikatakan Laras, sekali diperiksa, ternyata memang terjadi masalah.

“Rendra, kamu bilang sudah memecat pembantu kecil itu, juga sudah menyediakan tiket pulang kampung untuknya ?”

“Iya, aku yang memesan tiketnya.”

“Kalau begitu apakah kamu yang melihat dia naik pesawat ?”

“Aku tidak ada kewajiban untuk mengantar dia ke bandara kan ?!”

Gavin tertawa, dan berkata :”Makanya, orang juga tidak naik pesawat.”

“Apa ?”

“Hendro membalasku, pembantu kecil yang bernama Leli ini, pada setengah jam yang lalu tinggal di apartemen Jinara, melunaskan biaya sewa setengah tahun dengan sekaligus, yang disewa adalah kamar mewah lagi.”

Rendra :”......” Apa yang terjadi ?

Novel Terkait

Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
5 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
4 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu