Cinta Pada Istri Urakan - Bab 34 Kemasukan Air, Atau Berisi Tinja? (2)

Kepala pelayan Dewa dengan segan tersenyum berkata: “Setiap negara ada peraturan negara masing-masing, begitu juga dengan setiap rumah, tidak diperbolehkan dalam budaya keluarga Pradipta tidak diperbolehkan…..”

Dewa belum saja usai berbicara, Laras sembrono duduk di atas lantai, “Uh pantatku, sakit sekali,” Wanita itu menyipitkan satu matanya menghembuskan nafas dingin, tapi sedikit pun tidak mempengaruhi gerakannya untuk melepaskan sepatu, dia sambil melepaskan tali sepatu sambil berkata, “Tali sepatunya diikat terlalu erat, jadi menjepit kaki.”

Dewa: “…..” Terlalu membuat keonaran ini, aku harus memberitahu Tuan Muda!

Pelayan-pelayan lainnya: “…….”

“Nyonya Muda, kamu masih dalam proses pemulihan, tidak boleh….”

Laras memotong perkataan berkata: “Wah, memang lepas sepatu lebih nyaman, sudah sampai rumah juga, aku tidak mau pakai lagi.”

“…..” Dewa terkejut bengong, menundukan punggung berbaik hati mengingatkan, “Nyonya Muda, udara sudah dingin, telapak kaki langung menginjak ke atas keramik terlalu dingin, kamu baru saja keguguran, lebih mudah masuk angin.”

Laras berdiri tegak, satu tangan memegangi tali sepatunya, satu tangan mengelus-elus pantat, terseyum berkata: “Tidak apa-apa, kalian pergi kerja sana, aku ke atas tidur sebentar, panggil aku saat Tuan Muda pulang.”

“……..” Ini tidak boleh, Dewa cemas seakan seperti semut di atas kuali panas, “Nyonya Muda, Nyonya Muda……”

Laras sambil berjalan, sambil mengayun-ayunkan sepatu di tangannya, seperti sedang memainkan mainan saja. Berjalan sampai ke samping pintu yang berjarak tiga meter dari rak sepatu, berdiri diam, dia melemparkan sepatu ke dalam rak sepatu, berbunyi “Puk” sekali, sepatu dengan tepat tanpa sedikit kekeliruan terlempar masuk ke rak sepatu.

“Oh yeah!” Laras menggertakan jarinya mengeluarakan suara keras, dengan happy-nya meloncat, “Benar-benar lemparan jitu, siapa lagi, siapa lagi?!”

Dewa: “......” Aku tidak mengerti dunia anak muda.

Pelayan lainnya: “.....” Nyonya Muda terlalu menarik tingkahnya.

Dengan pandangan keheran semua orang, kedua tangan Laras sambil menutupi pantatnya, tanpa beralas kaki, meloncat-locat naik ke lantai 2, benar-benar seperti anak puber yang keras kepala.

“Dewa, situasi apa sebenarnya sekarang ini? Kamu kasih tahu kita-kita, biar kita tidak linglung di hadapan Tuan Muda Besar nanti.”

Dewa menggeleng-geleng, “Kali ini, aku sungguh sudah tidak mengerti......”

Yang membuat Kepala pelayan Dewa dan pelayan-pelayan lebih tidak mengerti lagi itu adalah sore hari terus menerus datang ada orang datang, semua mengantar baju dan pernak-pernik, membuat ruang pakaian di lantai 2 terisi penuh sekali, dan tertata dengan rapi lagi.

Saat ini baru lah tiba-tiba saja paham, ternyata beberapa hari yang lalu Tuan Muda menyuruh mereka membersihkan ruang pakaian di lantai 2, ternyata supaya untuk bisa digunakan oleh Nyonya Muda.

Selama bertahun-tahun, ruang pakaian di lantai 2 tidak berfungsi sama sekali, hanya untuk meletakkan pakaian tentara Gavin yang sudah tidak terpakai lagi, tergantung berbaris seakan seperti barang kuno bersejarah. Dan baju-baju ganti yang pria itu kenakan, semua diletakkan di dalam lemari di kamar tidur utama, space-nya sangat lah cukup diluangkan untuk ini, tidak perlu lagi menggunakkan ruang pakaian.

Sekarang untuk menghibur Laras, pria itu mendengarkan perkataan Aaron, spesial mempekerjakan stylist ternama untuk membelikan Laras seruangan pakaian-pakaian cantik, dan semuanya agak ber-style unisex kesukaan wanita itu.

Untuk bisa menghibur wanita itu, pria itu juga mengadaptasi diri, menguras semua tenaga dan pikirannya.

Ini semua, membuat bawahan yang awalnya penuh kesangsian langsung sepatah kata pun tidak berani berbicara lagi, tidak berani menyebutkan sepatah kata pun tentang ketidak baikan Nyonya Muda.

Laras yang awalnya mau menambal jam tidurnya, baru tidur tidak lama, dibangunkan oleh suara dari ruangan sebelah.

Dia masih mengira Gavin sudah pulang, mengusap-usap mata membuka pintu keluar.

“kalian ini siapa?” Tiba-tiba di lantai 2 muncul begitu banyak orang dan juga bermuka asing, dia agak sedikit terkejut.

Namun, setelah mereka menjelaskan maksud kedatangannya, baru lah Laras benar-benar dan sungguh-sungguh dikejutkan, “Apa, maksud kamu, ini semua.... ini.... dan juga itu semua.... semuanya untukku?!”

“Benar, Nyonya Muda, semua di sini dibeli oleh Tuan Muda untukmu.”

“.......” Gavin, di dalam otakmu sebenarnya kemasukkan air atau berisi tinja? Mengapa mau begitu baik denganku? Dalam diriku ada apa yang pantas membuatmu begitu baik terhadapku?

Novel Terkait

Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
5 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
4 tahun yang lalu