Cinta Pada Istri Urakan - Bab 95 Etika Orang Besar (2)

Laras menjilat bibirnya, gelisah, hati kecilnya yang berdetak tidak beraturan benar-benar tidak tahu lagi harus diletakkan kemana.

Dalam suasana yang sangat canggung ini, datang dua tamu yang ingin berkunjung, pelayan buru-buru masuk dan melapor, “Tuan, komisaris Rando Wijaya sudah datang.”

Lelaki tua itu langsung menarik kerahnya, dan berkata : ”Silahkan, silahkan, Bibi Darmi, panggilkan Nyonya.”

Dengan cepat, tamu masuk, Laras menoleh, ternyata sepasang pasangan tua yang memakai pakaian militer, yang Pria tinggi dan perkasa, yang Wanita cantik dan bermatabat, tatapan mata antara wanita yang sudah menikah, seperti sudah kenal sebelumnya.

“Senior, selamat tahun baru.” Rando sambil mengucapkan tahun baru sambil datang kemari.

Untuk kesungguhannya, Allan yang duduk sepanjang waktu langsung berdiri mengucapkan salam, juga tersenyum,”Selamat tahun baru, silakan duduk……Laras, buat teh.”

“ya, ya.” Laras pergi dari sofa, menuju ke dapur membuat teh.

Anna baru saja pergi, mendengar keluarga Wijaya sudah datang, bergegas kembali, tidak mempedulikan orang lain, bersuara duluan, “Bapak Rando, Sari, kalian sudah datang, eh, Jordan dan Jenny mana?”

Rando : “Sekali Gavin pergi, Jordan tidak pernah pulang, pasukan khusus harus ada yang bertugas, kalau Jenny, Dia pergi bertugas.”

Wajah Sari Tambunan yang penuh kekhawatiran, perayaan Tahu Baru kali ini juga gagal menebus rasa cemasnya, “Mereka bertiga sibuk dengan satu hal, hatiku rasanya…… terutama Jenny, sama sekali tidak ada kabar.”

Dengan begitu, Sari memindahkan posisi kursinya ke sebelah Anna, mereka saling berpegangan tangan, saling menghibur, Sari berkata dengan mendalam : “Akhirnya aku paham suasana hati kamu selama bertahun-tahun ini.”

Sebaliknya Anna lebih dingin, tahun-tahun sebelumnya, suaminya melewati berbagai bahaya, tahun-tahun ini, giliran anak sendiri yang melewati berbagai bahaya, dia sudah terbiasa.

“Jenny juga sudah pergi? Bisakah seorang gadis melewati kesusahan yang pahit?”

Mata Sari sedikit basah, dan berkata : “tentu saja, aku selalu menasihatinya, tapi dia tidak mau mengdengarkannya. Yah, kemana pun Gavin pergi, Dia selalu mengikutinya, kalau tidak, pergi bertugas pun juga mengikutinya, Aku menanyakannya beberapa pertanyaan tapi dia mendesakku dengan alasan perintah militer.”

“Mereka berdua pergi bertugas bersama?”

“Seharusnya iya, Komandan Reno hanya memberi sedikit bocoran kepada Rando, mengatakan bahwa Jenny inisiatif ingin pergi.”

Anna tersenyum dan berkata : “Mereka berdua juga saling menjaga, baguslah.”

Pada saat ini, dari dapur muncul bunyi “berdentang”, empat orang mengikuti arah suara itu, hanya melihat satu cangkir teh pecah di lantai, dengan panik Laras mengambil kepingan pecahan cangkir itu.

Anna dengan tidak senang sambil menghela napas, “ Lihat dia, Selalu saja melakukan hal yang ceroboh, tidak ada batasan sama sekali.”

Bibi Darmi mendengar suara itu, Dia bergegas lari ke sana dan berkata : “Nyonya, jangan mengambil dengan tangan, aku saja, aku saja.”

Sebutan Nyonya kali ini, membuat pasangan Wijaya yang sempat saling bertatapan mata dan menoleh melihat ke belakang, Itu adalah gadis yang kurus, terlihat sangat kecil.

Sari juga melihat Laras, “Anna, ini……”

“Ya, itu dia,”Anna menghela napas dengan dingin, dengan suara rendah berkata, “Putraku buta, membiarkan Jenny yang baik dan tidak mau, malah harus menikahinya, aku benar-benar……” Anna menghela napas dalam-dalam dua kali, bagaimana pun juga tidak ada habis nya mencurahkan isi hati yang suram dengan tidak keberatan.

Sari dengan senyum tipis, sambil menghibur, “Jenny yang kurang beruntung.”

Memikirkan pasangan Atmaja yang baru saja pergi, melihat pikiran Sari, Anna merasa sangat malu, juga merasa sangat menyesal.

Bibi Darmi mengambil alih bagian tugas teh, Laras bengong sambil berdiri di dalam dapur, ternyata kedua orang tadi adalah orang tua Jenny, ternyata Jenny juga masuk militer, ternyata Gavin dan Jenny pergi bertugas bersama.

Tidak tahu bagaimana rasa hatinya, ini bukan cemburu, juga bukan marah, tapi merasa tulus menghormati Jenny Wijaya, juga menghina kemampuan diri sendiri.

Novel Terkait

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
3 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu