Cinta Pada Istri Urakan - Bab 1047 Kejadian Lelucon

Nagita sama sekali tidak mempedulikan mati hidupnya Rama, dia beranjak ke depan dan langsung meraih lengan Romo, lalu menjerit sekuat tenaga:”Pembunuhan, pembunuhan, bapak anak Laras sama Romo memang penjahat, tangan mereka sudah banyak merenggut nyawa manusia, keluarga Pradipta yang keturunan martabat, bahkan membantu mengakali kenyataan ini, di mana keadilan di dunia ini ?!”

Romo merasa emosi dan matanya langsung memerah, “Nagita, kamu seenaknya menuduh ?”

“Aku seenaknya menuduh ? Kamu lihat kakakmu sendiri, kamu sudah memukul dia sampai separah apa ? !” Nagita menunjuk tangan Romo, menjerit dan memaki sekuat tenaga.

“Lepaskan tanganku, lepaskan tanganku, kalau tidak kamu lepaskan, aku akan melawanmu”

“Kamu….” Melihat kondisi kakaknya yang bengong dan hampir terjatuh, Romo tidak bisa tenang untuk melepaskan tangannya ?

Nampaknya, Romo hanya ragu beberapa detik saja, Nagita sudah mulai menangis dan mengeluh, “Ya Tuhan, tolonglah sadarkanlah mereka, sama-sama bermarga Atmaja, dilahirkan dari satu ibu dan ayah, mengapa begitu tidak adil ?”

“Ya Tuhan, sebenarnya kapan kamu hukum ayah dan anak yang kejam ini ? Mereka berdua, sudah melukai anak perempuanku, masih mau melukai suamiku lagi, di zaman kedamaian, roda karma sedang berputar, jangan-jangan di dunia ini sudah tidak ada keadilan lagi ya?”

“Ya Tuhan, mereka pejabat tinggi dan berkuasa, menekan kami yang hanya masyarakat biasa ke lantai dan diinjak sembarangan, mereka merekrut pengacara yang paling hebat, merekrut pengawal yang paling kuat, bisa keluar masuk penjara dengan bebas, bisa hidup santai, tetapi anak perempuanku, dia masih begitu muda, sudah tidak ada masa depannya lagi.”

Nagita tidak bisa berhenti untuk menjerit dan mengeluh kepada Tuhan, Romo sedikit tidak tahan dan memaki, “Kamu memang wanita gila, kamu baru wanita yang paling kejam, Tuhan sudah tahu, kamu sudah melakukan hal apa saja yang kejam dan berdosa, ini karma langsung, karma langsung !!”

Banyak pihak yang terlibat dalam kejadian ini, sehingga terjadi tindakan saling dorong mendorong, kondisi saat ini, benar-benar sagnat kacau.

Para wartawan yang keliling di luar, baik wartawan hiburan, maupun wartawan berita stasiun televisi, semuanya saling menatap. Meskipun Nagita sebagai pihak korban, namun tindakan dirinya kali ini apa tidak terlalu sengaja.

Pada saat ini, polisi sudah tiba, setelah mereka menerima laporan dari Romo, sudah langsung berangkat menuju kediaman Gavin dengan sangat cepat.

Kondisi di hadapannya pada saat ini lebih kacau daripada yang dibayangkan, ada beberapa orang yang sudah tertekan di lantai dengan matian-matian, di dalamnya ada yang sedang menangis, ada yang sedang menjerit, ada yang sedang saling mendorong dan ada juga yang ingin melarikan diri.

“Jangan bergerak !”

Polisi langsung mengelilingi semua orang, bertindak kejahatan di keramaian, membawa pengaruh membahayakan, semuanya harus ditangkap.

Orang yang paling awal bereaksi adalah Nagita, ketika melihat polisi, dia tiba-tiba melepaskan pergelangan tangan Romo, lalu kakinya tiba-tiba terpeleset dan langsung terduduk di atas lantai.

Romo menyadari trik yang akan dilakukannya, namun tetap saja sudah terlambat.

Sedangkan Rama, ketika Nagita melepaskan tangan, dia tidak dapat berdiri dengan stabil, tubuhnya langsung kehilangan keseimbangan, juga terjatuh ke lantai.

Romo dengan cepat memegang tubuh Rama, dia sudah menyadari kondisi Rama yang tidak stabil ini.

Nagita langsung terbaring di lantai, lalu melihat ke arah polisi dan berteriak, “Memukul orang, pembunuhan, polisi tolong cepat bantu aku, Romo bahkan mau memukul kakak kandungnya sendiri, cepat tangkap dia, cepat tangkap dia !”

Seandainya bisa, Romo ingin langsung menginjak mati wanita gila di lantai itu, dia baru saja ingin memaki, tiba-tiba tubuh Rama miring ke samping, kedua kakinya bagaikan hilang kendali, tidak dapat berdiri stabil.

Romo menahan tubuhnya, lalu melihat dirinya pelan-pelan terjatuh, dengan reaksi setengah membuka mulutnya dan air ludahnya mengalir keluar, dia melihat ke bawah, lantai yang diduduki kakaknya, ada air yang bergenang.

“……” Romo sedikit kaget, isi otaknya menjadi kosong seketika.

Rama kehilangan keseimbangannya dan terjatuh ke lantai, bahkan sampai kencing celana, di dalam hembusan angin yang dingin tercium bau amis.

Dengan demikian, Nagita semakin beralasan lagi, dia menghampiri untuk memeluk Rama lalu menangis dan berteriak, “Rama, Rama, kamu kenapa ?.... Tidak boleh terjadi sesuatu padamu, Maira sudah seperti itu, kalau terjadi sesuatu lagi padamu, bagaimana aku bisa hidup lagi ?..... Rama, Rama ?”

Meskipun kedua mata Rama terbuka lebar, namun dia sudah tidak bisa berbicara lagi, seluruh tubuhnya sangat kaku.

“Kalau sesuatu terjadi padamu, aku lebih baik mati saja, Rama, kita sekeluarga mati bersama saja….”

Romo langsung berteriak kuat, “Kamu jangan sentuhdia lagi, cepat hubungi ambulans, jangan sentuh lagi, jangan sentuh tubuhnya lagi !”

Kedua tangan Nagita memeluk Rama, kaki kanannya menendang sekuat tenaga ke arah Romo.

Sebenarnya beranggapan bahwa dengan kedatangan polisi, kondisi kekerasan yang kacau ini dapat teratasi, benar, kekacauan sudah teratasi, namun tidak berhasil mengatasi pertunjukan seru yang di tampilkan oleh Nagita. Pada saat ini, adalah waktu sendiri untuk dirinya.

Dia menangis dengan suara nyaring, di dalam suara tangisan masih teriringi suara jeritan, meskipun suaranya serak namun tetap sangat nyaring, mengikuti angin dingin di musim yang dingin ini, benar-benar berkesan tragis dan menyedihkan.

“Rama, tidak boleh terjadi sesuatu padamu, Maira masih menunggumu untuk mempertahankan keadilannya….. Rama kamu harus bertahan, keluarga ini tidak bisa tanpamu, Rama, cepat kamu berdiri, cepat berdiri, buat apa terbaring di lantai, lantainya dingin….”

Polisi mulai membagi tugas dan tanggung jawab, memborgol sekelompok orang yang membuat kerusuhan dan membawa mereka masuk ke dalam mobil polisi, sekumpulan orang lainnya sedang mengelilingi tempat kejadian, untuk antisipasi apabila ada yang melarikan diri.

Nagita menangis dan menjerit hebat :”Di mana keadilan dunia, polisi yang datang tetapi tidak menangkap pelaku, sebaliknya menangkap kami yang kasihan dan tidak bersalah, di mana keadilan dunia, kalian para pejabat saling melindungi, kami masyarakat biasa apakah masih ada jalan keluarnya?

Kediaman Gavin ini mendapatkan perlakuan spesial, sama sekali tidak dapat di sentuh, juga tidak mengizinkan orang lain melawannya…. kita cepat lari, hukum tidak dapat menghakimi orang keluarga Pradipta, polisi juga sekumpulan orang keluarga Pradipta, mereka satu komplotan !”

Orang-orang di sekitar sudah mulai terpengaruh, para pihak keluarga korban sudah mulai berlarian, bahkan ada orang yang sudah diborgol, juga berusaha melarikan diri.

Sebenarnya di tempat masih ada penonton jalanan yang berhenti untuk menyaksikan kekacauan dan juga ada penghuni yang tinggal disekitar tempat ini, akan tetapi, kondisi di tempat tiba-tiba menjadi kacau dan hilang kendali, penonton yang ada di tempat juga mulai bubar.

Di zaman yang aman tenteram ini, rata-rata orang tidak pernah melihat kondisi seperti ini, seperti sekumpulan penjahat yang berkelahi atau lebih tepatnya kekacauan kekerasan, tidak penasaran lagi dengan kejadian seperti ini.

Di dalam kekacauan, memang benar sudah ada yang berhasil melarikan diri, khususnya beberapa pria kuat yang bekerja sama untuk menekan orang lain di atas lantai, yang bisa berlari sudah berhasil melarikan diri.

Polisi membawa semua orang yang membuat kerusuhan ke dalam mobil polisi, termasuk Romo, berkumpul dalam melakukan kerusuhan, sudah pasti akan ditahan.

Mobil ambulans sudah datang, petugas rumah sakit langsung mengangkat Rama ke dalam mobil ambulans, Nagita ingin mengambil kesempatan untuk mengikutinya, namun langsung diborgol oleh polisi.

“Aduh aduh….kalian ini, buat apa menangkapku, seluruh tubuh anak perempuanku terkena luka terbakar, suamiku dipukuli sampai seperti ini lagi, aku berada pihak korban, yang harus kalian tangkap adalah Romo sama Laras !!!”

“Tidak adil, tidak berperikemanusiaan, kalian polisi bayaran ya ?”

“Tolong, polisi bayaran seenaknya menangkap masyarakat baik, aku masyarakat baik, aku masyarakat baik…..”

Nagita dibawa ke atas mobil polisi secara paksa, kejadian lelucon ini akhirnya selesai juga.

Kejadian ini begitu menghebohkan, wartawan di tempat tidak ada yang berani meninggalkan berita ini, sepanjang jalannya mengikuti mobil polisi, dan melakukan perekaman sepanjang jalan.

Pada lantai tiga di kediaman Gavin, Gavin dan Laras sedang berdiri di teras, dan menyaksikan seluruh kejadian lelucon ini.

“Ayahku ditangkap, kenapa mereka justru menangkap ayahku ?”

“Pihak keluarga korban yang sebenarnya tidak terlalu berbuat rusuh, tidak lama lagi akan dibebaskan, orang yang sudah melarikan diri itu adalah senjata Nagita, intinya di mereka.”

Novel Terkait

Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
4 tahun yang lalu