Cinta Pada Istri Urakan - Bab 255 Tidak Ada Yang Bisa Menggantikan Laras

Christian tidak bisa berkata-kata, suasana ruang belajar menjadi sangat canggung.

Gavin tidak memaksanya lagi untuk mengaku apapun, jangan sampai lewat batas, "Jarang-jarang bisa datang hari ini, makan dulu baru pergi."

"Terimakasih paman kedua, tapi aku masih ada urusan lain, aku pergi dulu."

"Kalau memang begitu, maka aku tidak memaksa lagi, selamat jalan."

Keseganan Gavin membuat Christian merasakan ketidaksenangan, dia tiba-tiba meninggalkan kediaman Gavin, orang yang ingin dia jumpa juga tidak ketemu.

Di jalan, Lana meneleponnya, dia meliriknya, lalu memutarkan kepalanya mengabainya.

Tapi panggilan dari Lana terus menerus berbunyi, sekalinya berakhir, langsung bunyi lagi.

Dia menarik nafasnya dalam-dalam, menekan earphone bluetoothnya, "Halo?"

Baru saja berbicara, suara melengking Lana terdengar diujung telepon, "Chris, aku sudah siap, kamu bawa aku pergi ke Great Wall ya?"

"Hari ini begitu terik, mau ke Great Wall ngapain?"

"Iya, aku juga merasa begitu, jadi kita lebih baik pergi ke kota lama saja."

"......"Christian berpikir, tampaknya hari ini tidak boleh tidak bertemu, "Aku cari orang untuk menemanimu, kamu mau pergi kemana pergi saja, oke?"

"Tidak oke."

Walaupun tidak bertatap muka, tapi Christian yang mendengar suaranya sudah bisa membayangkan ekspresinya yang manja dan memanyunkan bibirnya, tiba-tiba dia merinding.

Sejujurnya, Lana dan Laras mempunyai kemiripan, bagaimanapun juga ayah mereka sama.

Kalau hanya lihat wajah, mereka hampir mirip.

Karena seumuran, tinggi dan bentuk badan mereka juga sangat mirip, jadi kalau berdiri bersama seperti anak kembar, hanya suara mereka yang paling berbeda.

Suara Lana lebih lembut dari suara Laras, juga lebih manja sedikit.

Tapi dua kata "tidak oke" ini, sangat mirip, bahkan Christian hampir terkecoh, tanpa sadar memikirkan Laras.

Lana berkata lagi: "Pacar aku itu kamu, kamu menemaniku pergi bukankah hal yang sepantasnya? Apalagi aku disini tidak punya teman, aku datang kesini karena kamu, bagaimana kamu bisa menelantarkanku sendiri disini?"

Perkataan centil membuat Christian tiba-tiba tersadar, Laras tidak pernah berbicara padanya menggunakan nada bicara seperti ini.

Kepikiran dengan Laras membuat lubuk hati Christian paling dalam sedikit rasa bersalah terhadap Lana.

Dia mengakui, dulu bersedia untuk berpacaran dengan Lana, karena dia sangat mirip dengan Laras.

"Baik, baik, baik, aku langsung kerumahmu menjemputmu, oke?"

"Oke, kalau kamu tidak mau pergi ke kota lama, kita boleh pergi makan lalu menonton."

"Oke."

Waktu baru keluar negeri, pertama kali bertemu Lana, dia juga terkejut, bahkan di dunia ini ada orang yang begitu mirip.

Ketika bersama, Lana memang tidak buruk, walaupun anak orang kaya, tapi tidak manja, sifatnya sangat bagus, perangainya juga bagus.

Untuk waktu yang lama, dia mengeraskan dirinya, menipu dirinya, mungkin saja ini cara lain Tuhan untuk membuatnya bersama dengan Laras.

Tapi setelahnya, semakin lama waktu mereka bersama, dia semakin jelas, Lana adalah Lana, Laras adalah Laras, setiap orang itu unik, tidak ada yang bisa menggantikan Laras.

Di rumah Rama, Christian sudah menjemput Lana, melihatnya berdandan, dia semakin merasa bersalah.

Sambil mengendarai mobil, tiba-tiba dia berkata: "Lana, aku sudah memikirkannya cukup lama, aku merasa aku ada sedikit tergesa-gesa, apa kita mau memikirkan lagi tentang hubungan kita?"

"Apa?"

Menghadapi nada bertanya Lana, Christian sangat gugup sampai menelan ludahnya, dia teringat Lana pertama kali menyatakan perasaannya di bandara----Chris, dari pertama kali kita berjumpa aku sudah menyukaimu.

Ujung-ujungnya dia sedikit tidak tega, berkata: "Tidak kenapa-kenapa, hehe, mau makan apa?"

Lana juga berpura-pura tidak mendengarnya, dengan gembira berkata: "Bebek panggang, papa bilang bebek panggang lokal di kota Jakarta sangat enak, lebih asli dari yang di Australia."

"Oke, kalau gitu bawa kamu pergi makan bebek panggang."

Christian fokus mengendarai mobil, Lana menggunakan penglihatan sudut matanya melihat sebelah wajahnya, dia suka melihat aura serius Christian.

Ini adalah pria pertama yang dia sukai diam-diam dari kecil, pria pertama yang membuat hatinya tergerak.

Melihatnya tidak berbicara lagi, Lana mencoba bertanya: "Kamu ada masalah?"

"Tidak ada."

"Tidak ada, berarti ada."

"Kamu siang tadi pergi kemana?"

"Mencari paman keduaku mengobrol sebentar, dia adalah seniorku yang paling kuhormati, pandangannya sangat unik, jangan melihat grup Gumaya dibawah pengurusan paman ketigaku (Aaron), sebenarnya strateginya kebanyakan keputusan paman keduaku."

Lana menganggukkan kepalanya, dia dulu waktu di Australia, juga pernah mendengar saudara keluarga Pradipta dari orang tuanya, "Suami Laras bukan?"

Christian terbengong, kedua tangannya yang berpegangan dengan setir sangat kelihatan gemetaran, tapi dengan cepat kembali ke normal lagi, "Ehn."

Kalau bukan karena mengendarai mobil, Lana tidak akan merasa ada yang berbeda, “Suami Laras begitu hebat? Lebih hebat darimu?"

Christian tersenyum pahit: "Aku tidak bisa dibandingkan dengannya."

"Siapa yang bilang? Di mataku kamu yang paling hebat, pria manapun tidak bisa dibandingkan denganmu." Lana berkata dengan tulus, dia memang berpikiran seperti itu.

"Terimakasih atas pengakuanmu, tapi perbedaanku dan dia seberapa jauh aku tau sendiri, aku selamanya tidak akan menang darinya."

Begitu perkataan ini luncur, sampai dia sendiri pun terkejut, dulu dia tidak pernah mempunyai pemikiran untuk menang dari paman keduanya, tapi sekarang, malah ada.

Lana seperti tau pemikirannya, menghiburnya berkata: "Dari segi umur kamu memang tidak bisa menang darinya, tapi aku percaya, tunggu kamu sampai di umurnya, pasti bisa lebih kuat darinya."

Christian hanya tertawa, siapapun suka mendengar pujian, dia pun begitu.

Sesampainya di restoran tujuan mereka, turun dari mobil, Lana dengan alami menggandeng lengannya.

Pada detik pertama tangan mereka bersentuhan, Christian ingin menepiskan tangannya, tapi juga karena hanya ada satu detik, dia dengan cepat menerima tangan mereka berkaitan.

Bagaimana juga, mereka sekarang sedang pacaran, Lana adalah pacarnya.

Begitu masuk ke restoran, gabungan dari pasangan pria tampan dan wanita cantik mengundang pandangan kagum dari orang sekitarnya.

Dunia ini sangat kecil, kota Jakarta lebih kecil lagi, mau makan saja bisa bertemu orang dikenal.

"Christian!" Ada yang memanggilnya.

Dia membalikkan kepalanya, itu adalah teman kuliahnya, Era, dia dengan pelan melambaikan tangannya menyapanya.

Setelah Era menyapa temannya langsung berjalan kemari, lalu terus melihat Lana dari atas sampai bawah, setelah berjalan mendekat, dia baru berbicara dengan nada mengejek: "Tidak kusangka akan bertemu denganmu disini, ini pacarmu?"

Lana berharap kalau Christian akan memperkenalkannya.

Christian mengangguk.

Era berkata lagi: "Pantas saja kenapa begitu mirip....." Dia langsung menghentikan perkataannya, "Selamat ya, bisa dapat pacar begitu cantik."

Lana dengan dermawan tersenyum sambil mengangguk, berkata: "Halo, nama saya Lana, kamu tadi bilang aku mirip siapa?"

"Tidak, tidak ada, kamu salah dengar," Era sedikit canggung, lalu sibuk mengalihkan pembicaraan, "Aku adalah teman kuliahnya, Era Liang, aku bisa jamin sebelum dia keluar negri dia adalah pria yang baik, hahahaha."

Ekspresi Christian sedikit tak bagus, dia dan Era tidak begitu dekat, kenyataannya, dia dan semua teman kuliah dulu tidak begitu dekat.

Era Liang memang sangat canggung, berkata: "Kalau gitu tidak mengganggu kalian lagi ya, temanku masih menungguku, selamat makan."

Dia dengan cepat pergi, hanya meninggalkan Christian dengan wajah marah dan Lana dengan wajah kebingungan.

Novel Terkait

Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
4 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
5 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu