Cinta Pada Istri Urakan - Bab 388 Menangkap Penjahat di Tempat Tidur Maksudnya Apa?

Malam harinya, halaman kediaman Gavin masih tetap terang, hari ini para penjaga 24 jam bergantian berkeliling, untuk memastikan keamanan kediaman Gavin.

Kediaman Gavin yang setelah badai dan hujan sangat tenang, suara langkah para penjaga berkeliling dibawah terdengar dengan jelas.

Laras berdiri dijendela melihat kebawah, sedikit khawatir, "Malam hari dingin, kalau tidak suruh semua orang lebih awal kembali kerumah saja."

Gavin: "Kalau memang Pak Hu memaksa, biarkan saja mereka, lagipula hari ini semua orang pasti terkejut, ada mereka yang berkeliling, semua orang bisa tidur dengan tenang."

Laras memutar badannya, mengangkat kepalanya, melihat wajahnya yang khawatir, dan juga matanya yang gelap, "Pembunuh itu, apa ada hubungannya dengan segitiga emas?"

Gavin: "Sejauh ini hanya ada kemungkinan, tapi juga tidak mengecualikan yagng lainya."

Dengan meningkatnya paparan Gavin, orang yang ingin menyingkirkannya juga ikut meningkat, tapi untuk menyingkirkan Gavin sangat sulit, jadi mereka semua menargetkan Laras.

Ini adalah hal yang selalu dikhawatirkan Gavin, oleh karena itu dia menyuruh Yuni untuk menjadi penjaga gelap Laras, untuk menjaga keselamatan Laras, juga tidak akan mengganggu kebebasan Laras.

Sayangnya, dia masih juga tidak bisa melindungi Laras dengan baik, tidak disangka pembunuh sampai masuk kedalam rumah.

"Apa mereka akan datang lagi?"

"Tidak tau."

"Jadi apa aku boleh pergi sekolah?"

"Aku akan menyuruh orang diam-diam menjagamu."

"Itu canggung sekali, bahkan mengupil saja harus waspada."

Gavin tidak tau harus menangis atau tertawa, "Kalau begitu kamu juga boleh memilih untuk tidak keluar, keamanan kediaman ini akan ditingkatkan, dijamin tidak ada orang yang berani terobos masuk."

"Berdiam dirumah terus juga sangat bosan, lagipula aku sudah ketinggalan sangat banyak kelas, tidak bisa, sekolah masih harus pergi."

"Kalau begitu kamu yang hati-hati, jangan berjalan sambil korek hidung."

"......."

"Sudah sangat malam, sudah waktunya tidur, nyonya Pradipta."

Laras menggerutu dengan malu-malu, "Aiya aku masih belum ngantuk, tidak bisa tidur."

Gavin tanpa pandang bulu melemparnya keatas tempat tidur, "Aku tidak menyuruhmu tidur, lakukan apa yang harus dilakukan."

"......."

------

Mungkin karena sudah mengalami di ambang kematian, serangan kali ini juga tidak membawakan ketidak tenangan untuk Laras, malah dia lebih memperhatikan ucapan dan perbuatannya.

Karena ditempat yang tidak bisa dia lihat, ada orang yang memantaunya.

Pagi itu, ketika Laras bangun sudah tidak bisa menemukan Gavin lagi, dia membuang jauh sedikit rasa kecewa itu, langsung bangun tidur.

Waktu dia mau keluar, tiba-tiba kedatangan tamu yang tidak disangka.

"Christian, kenapa kamu datang?" Laras melihatnya dengan aneh, "Bukankah seharusnya kamu pergi ke Amerika?"

Christian terus memandangnya, melihatnya dari atas ke bawah dengan teliti, juga tidak seperti biasanya, dengan panik bertanya: "Kamu sungguh tidak apa-apa? Aku hari ini baru tau ada orang yang menerobos kediaman kalian mau membunuhmu, apa yang terjadi?"

Laras dengan tenang menjawabnya, "Mana aku tau, lagipula sudah tidak apa-apa, kamu belum menjawab pertanyaanku."

Christian tersadar, menggaruk kepalanya dan berkata: "Aku minta libur beberapa hari lagi, pesawat besok."

"Oh, kalau begitu kuucapkan dulu safe flight, kalau kamu tidak ada kerjaan pergi temani nenek, nenek lumayan terkejut."

Melihatnya mau pergi, dia langsung bertanya: "Pagi-pagi sekali kamu mau kemana?"

"Aku mau ke rumah sakit, lalu mau pergi sekolah, jadi harus berangkat lebih awal."

Nenek menginap satu malam dirumah sakit, karena hidung Yuni masih terus berdarah, jadi juga harus tinggal dirumah sakit, dia harus pergi menjenguknya.

Christian: "Kalau begitu kutemani, aku tidak tenang kalau kamu sendirian."

Laras dengan sopan menolak, "Tidak tenang apa, kalau memang pembunuh datang, apa kamu bisa membantuku memukul pembunuh, atau menahanku dari peluru?"

"......." Christian sangat merasa dirinya direndahkan, "Laras, kamu sungguh tidak takut?"

Laras dengan tersenyum berkata: "Tentu saja takut, tapi tidak boleh karena takut menjadi kehilangan kehidupan yang paling mendasar bukan? Mau melakukan apa ya lakukan saja, aku tidak semanja itu."

Christian melihatnya dengan lekat, bagaimana ini, Laras semakin menariknya, siapa yang bilang kalau waktu akan memudarkan segalanya, siapa yang bilang kalau waktu akan mengubah segalanya, kenapa ini tidak berefek padanya?!

Laras yang sekarang, sudah bukan gadis barbar yang gila dulu lagi, dia pintar dan bijaksana, cantik, humoris, berani, lebih menariknya dibandingkan dulu.

Bagaimana ini?

Tatapan Christian begitu panas, Laras tidak mungkin tidak merasakannya, mengingat kejadian Gavin cemburu karena gelang itu, dan juga perkataan yang mengingatkannya, dia langsung menghindari tatapan itu, "Lebih baik kamu pergi temani nenek, Gavin sudah menyuruh orang untuk melindungiku, jadi aku sangat aman, aku pergi dulu."

Christian hanya bisa melihatnya pergi, melihat badannya yang kecil ditengah angin di musim semi pagi semakin jauh darinya, hatinya semakin sakit.

-------

Agar tidak menimbulkan kepanikan yang tidak perlu, pihak polisi menutup semua informasi dengan tepat waktu, tapi, tidak ada dinding yang tidak ditembus angin, para tetangga masih membahas suara tembakan yang berasal dari kediaman Gavin.

"Itu pasti suara tembakan, kalau tidak kenapa bisa kedatangan begitu banyak polisi?"

"Sampai sekarang pihak polisi masih tidak mengumumkan apapun, apa mungkin ditutup?"

"Lokasinya di kediaman Gavin, tidak berani memberikan pernyataan resmi."

"Ini pasti konflik yang sangat besar, sampai mengeluarkan pistol."

"Dengar-dengar ada yang melihat kalau ada mayat yang diangkat dari dalam, juga tidak tau benar atau tidak."

"......."

Kabar ini disebar dari para tetangga, satu ke sepuluh, sepuluh ke seratus, terakhirnya menyebabkan banyak sensasi diinternet, banyak versi luar biasa yang muncul.

Setelah seminggu, Romo baru mengetahui kabar ini, versi yang dia dengar adalah-----"Nyonya Pradipta yang kesepian berselingkuh dengan penjaga, Gavin menangkap penjahat ditempat tidur, sangking marah, Gavin menembak si pria."

Walaupun Romo tidak percaya, tapi dia juga terkejut sampai keringatan, langsung menelepon Laras.

"Laras, apa yang terjadi? Di internet semuanya sedang menyebar beritamu dengan Gavin."

"Pa, jangan percaya dengan apa yang diinternet, tidak ada hal seperti itu."

"Sebenarnya ada apa?"

"Kediaman Gavin hanya kemasukan pencuri, tapi malah disebar seperti itu, mana mungkin seperti itu, memangnya drama?"

Romo setengah percaya setengah tidak, "Bukannya juga ada suara tembakan?"

Laras sambil tertawa menjelaskan: "Suara tembakan apanya, itu suara sirine, kemasukan pencuri mau tidak mau harus melapor polisi. Mungkin karena kedatangan polisi, polisi juga memeriksa dengan teliti, makanya bisa seribut ini, sebenarnya hanya masalah kecil, pelayan Dewa di kediaman Gavin yang terlalu membesar-besarkan." Maafkan aku pelayan Dewa.

Romo mendengar nada bicaranya yang tenang, hanya bisa percaya, "Baguslah kalau tidak apa-apa, papa mengkhawatirkanmu, haish, pekerjaan Gavin lebih spesial, papa takut kamu akan terseret......."

"Papa berpikir terlalu banyak, pa aku mau sekolah dulu, sudah dulu ya."

"Baik, baik."

Buru-buru memutuskan panggilan, Laras akhirnya menghela nafas dengan lega, perasaan yang diseret orang ini, lumayan membuat orang terharu juga.

Tapi, rumor di internet itu sebenarnya apa-apaan?!

Selingkuh, menangkap penjahat di tempat tidur, kemarahan dan pembunuhan, maksudnya apa?!

Beberapa hari ini di kampus juga, rumor yang berhubungan dengannya tersebar kemana-mana, seperti kembali ke setahun yang lalu lagi, semua kesalahan dilempar padanya.

Tidak boleh, dia tidak bisa hanya duduk diam dan menunggu!

Novel Terkait

Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
4 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu