Cinta Pada Istri Urakan - Bab 615 Anggap Saja Tidak Pernah Terjadi Apa-Apa

Setelah masuk ke dalam mobil Tasya terus menangis.

Dia adalah tunangan Aaron, semua orang sangat iri padanya, tapi hanya dirinya yang tahu secara pribadi betapa dinginnya sikap Aaron padanya.

Cinta yang ada dalam imajinasinya sama sekali bukan seperti ini.

Sejak dari gadis dia sudah mulai jatuh cinta pada Aaron, paling sedikit juga sudah sepuluh tahun.

Aaron mengatakan dia tidak ada tenang untuk berpacaran, tidak apa-apa, dia bisa lakukan lebih banyak, dia berusaha keras mendekatinya, tidak sabar ingin menjadi wanitanya, tapi, dari awal sampai akhir dia tetap bersikap sangat dingin.

Mama mengatakan suami istri harus berhubungan baik saling menghormati dan mencintai, suami istri seharusnya begini, tapi dia sudah tidak tahan lagi, sekarang mereka berada pada fase kasmaran, bukan suami istri yang sudah menikah selama bertahun-tahun.

Ali cemas sekali, terus bertanya padanya kenapa, semakin ditanya, tangisannya semakin hebat.

Tampang seperti ini, tidak bisa langsung pulang ke rumah.

Ali menghentikan mobil di taman kecil dekat rumah, setidaknya tunggu perasaannya lebih tenang, baru pulang.

“Nona besar, jangan menangis lagi, melihatmu begini aku juga sedih.”

“Ali, kamu yakin diantara mereka tidak ada hubungan apa-apa? Kamu yakin?”

“Yakin.”

“Lalu kenapa saat Aaron melihat Suli, masih penuh perasaan mendalam seperti itu?! pandangan matanya saat melihatku, tidak pernah seperti itu.”

Ali tidak bisa menjawab.

Tasya sambil menangis berkata: “Aku hanya ingin mencoba reaksinya, aku masih belum terlalu mencobanya, mereka berdua sudah begitu kompak melarikan diri. Kakaknya dan kakak ipar keduanya membela Suli, seolah-olah dia baru tunangan Aaron, aku hanya orang jahat yang tidak masuk akal.”

“Betapa cantiknya paras Suli, asalkan pria pasti menyukainya, karena mereka saling menyukai, kenapa harus putus? Sudah putus, masih terus mengingatnya, bukankah ini sedang menyiksaku? Mengapa mereka melakukan ini padaku? Aku baru tunangannya.”

Tasya menangis sangat keras, Ali tidak tahu harus bagaimana, dia duduk ke kursi belakang, mengambil tisu dan berikan padanya, menghibur dan berkata: “Nona besar, kamu jangan seperti ini, mengapa kamu mengetesnya untuk menyiksa diri sendiri? Presdir Pradipta sudah menyetujui pernikahan ini, dia juga sudah putus hubungan dengan Suli, aku rasa kamu beri dia lebih banyak waktu sudah bisa.”

“Benarkah?”

“Nona besar kamu begitu baik, terhadap presdir Pradipta juga tulus sekali, cepat atau lambat dia akan mengerti.”

Tasya menangis tersedu-sedu, agak susah berhenti.

Ali bagai seorang kakak menepuk punggungnya, kata-kata yang hangat membuat hatinya yang sedih agak baikan.

“Jangan menangis lagi, air mata sudah membuat riasan wajahmu luntur......jika kamu terus menangis, maka akan jadi jelek.......”

Tasya memonyongkan mulut mungilnya, mendongak dan bertanya padanya, “Apakah aku tidak cantik?”

“Cantik cantik, kamu selalu menjadi tuan putri kecil yang paling cantik dalam hatiku.”

“Apakah benar? Jika berani membohongiku kamu akan tahu akibatnya.”

“Aku tidak pernah membohongimu.”

Sambil bicara, Ali tidak bisa mengendalikan diri dan semakin mendekat, dia ingin menyeka air mata di wajahnya, karena tergesa-gesa langsung menggunakan bibirnya.

Ketika bibirnya menyentuh kelopak bibirnya yang lembut, seolah-olah ada arus listrik yang mengalir melalui tubuh, menariknya untuk memeluknya erat-erat.

Tasya tidak menolaknya, dia juga tidak tahu penyebabnya, hanya merasa hal ini sudah lama dinantikannya, maskulinitas asli yang sementara waktu bisa menenangkan luka dalam hatinya.

Kedua tangannya tidak terkendalikan dan membelai dadanya, ingin mendorongnya, juga ingin memegangnya erat-erat.

Tindakannya membuat Ali kehilangan akal sehat, Ali meluruskan badan, langsung menjatuhkannya ke tempat duduk, kemudian menciumnya sekuat tenaga.

Setuhan yang bagai percikan api, membuat suasana dalam mobil memanas dengan cepat, wanita dan pria yang kebingungan masing-masing mencari kenyamanan yang dibutuh diri sendiri.

Lalu, ketika tangan Ali dalam bimbingan Tasya menyentuh bagian pribadinya, Ali mendadak tersadar, tiba-tiba menopang tegak tubuhnya.

Melihat nona besar yang ditindih di bawah tubuhnya hingga kedua pipi memerah, langsung melompat bagai tersambar petir.

“Pranggg” satu suara, punggungnya membentur pintu mobil, ruangan yang kecil membuat dia tidak bisa pergi jauh.

Sepertinya Tasya juga tersadar, bergegas merapikan pakaian sendiri, mengelus rambut, berkata: “Ali, nyalimu sungguh besar sekali.”

“.......” Ali ketakutan sampai tidak bisa bernafas dengan normal, segera berlutut di kursi untuk minta maaf, “Maaf nona besar, aku sungguh pantas mati, maaf.”

“Sudahlah, anggap saja tidak pernah terjadi apa-apa, memang tidak terjadi apa-apa juga, kelak jangan pernah diungkit lagi.”

“Baik.”

“Kamu ke depan, kendarai mobil dan pulang ke rumah.”

“Baik.”

Ali turun dari mobil, kembali ke tempat pengemudi, mengendarai mobil.

Dia mengemudi dengan lambat, suasana hati masih belum bisa tenang sepenuhnya, gambaran tadi terlalu meransang, yang ada dalam benaknya semua ekspresi Tasya yang tergoda dan terobsesi, sungguh sangat menyiksanya.

Tasya juga menundukkan kepala, sesekali melihat keluar jendela, dia juga tidak terlalu jelas perasaannya terhadap Ali, hanya merasa, jika Aaron bisa bersikap baik padanya seperti Ali walau hanya setengah, dia juga sudah merasa puas.

--

Setelah meninggalkan restoran, Vero dan Laras merasa tidak puas dan marah, tapi Suli tidak merasa begitu, sebaliknya malah membujuk mereka untuk tidak perlu mempermasalahkannya.

“Kekanak-kanakan, bodoh, dia juga bukan anak kecil lagi, apakah permainan seperti ini sangat menyenangkan? Laras, kelak keluarga Pradipta kalian ada pertemuan makan bersama, ada dia tidak ada aku, jika orang yang tidak aku sukai aku tidak akan mentolerirnya, melihatnya, membuatku jijik hingga tidak ingin menatapnya langsung.”

Melihat Vero yang marah demi keadilan, Laras malah tidak berkomentar, statusnya terlalu canggung, dia tidak mau berkomentar.

Suli menghela nafas merasa lega, sejak keluar dari restoran dia merasa bagai hidup kembali, “Kalian jangan seperti ini, aku tidak apa-apa, dia yang keberatan, bukan aku.”

Vero: “Aaron juga bodoh, tidak tahu bagaimana dia berpikir, memilih seorang istri yang berpikiran sempit sekali.”

Laras: “Kak, kamu sudah salah, bukan Aaron yang pilih sendiri, itu menantu yang dipilih paman ketiga dan mama ketiga.”

Suli tersenyum pahit, “Pacaran adalah masalah antara dua orang, tapi pernikahan adalah masalah dua keluarga, bagaimana mereka, tidak ada hubungannya dengan kita yang hanya orang luar. Kak Vero, jangan marah lagi, kamu juga lagi hamil.”

Vero menarik nafas dua kali, “Sudah sudah, jangan peduli dengan mereka, tidak ada hubungannya dengan kita.”

Laras mendorong-dorong Suli dengan siku, bertanya dengan suara rendah: “Kamu sungguh tidak apa-apa? Tidak masalah, di hadapanku tidak perlu memaksakan diri.”

Suli mulai terbahak-bahak, “Aku sungguh tidak apa-apa, masalah yang sudah begitu lama, sejak lama aku sudah tidak apa-apa, selain agak terkejut sedikit bisa bertemu seperti ini, yang lain benar-benar tidak masalah.”

Karena dia sudah berkata demikian, Vero dan Laras juga tidak bertanya lagi, dan mencari tempat lain untuk makan.

--

Aaron merasa tidak nyaman, mungkin orang yang dicampakkan butuh lebih banyak waktu untuk menyembuhkan rasa sakit, dia benar-benar sangat marah kenapa Suli bisa bertindak seolah-olah tidak ada yang terjadi.

“Halo, kakak kedua, apakah ada waktu luang? Ayo kita minum bersama.”

“Tidak sempat, aku mau pulang untuk menemani istri dan anak.”

“Jangan beginilah, hanya satu hari saja, jika tidak nanti aku mabuk lagi dan tidak bisa pulang ke rumah.”

“Tidak apa-apa, sekarang sangat mudah menemukan supir sewaan.”

“.......”

“Sudah ya, waktu pulang sekolah Nana dan Bobi sudah hampir tiba, aku mau pergi jemput mereka.”

“Oh......”

Ketika orang sedang putus cinta, rasanya semua orang yang ada disekitar, sedang menunjukkan cinta dan kasih sayang.

Novel Terkait

Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
5 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
4 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
4 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
5 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
5 tahun yang lalu