Cinta Pada Istri Urakan - Bab 36 Ada Penyakit Menular(1)

Satu tangan pria itu mengempal di bagian belakang leher wanita itu, tidak henti-hentinya memperdalam ciuman ini.

Tuhan lah yang tahu betapa tidak sabarannya pria itu untuk pulang, malahan saat atasan memberikan penghargaan, saat-saat yang paling terhormat bagi tentara-tentara, di benak pria itu semua adalah gambaran wajah wanita ini yang nakal dan juga imut.

Mungkin ini bisa membuktikan kalimat yang mengatakan bahwa kecantikan muncul pada mata orang yang mengamati dengan teliti.

Kendati orang lain tidak mendukung wanita itu, begitu mengucilkannya, mengatakan bahwa wanita itu jelek, malah pria itu merasa wanita itu cantik, makanya malam itu baru lah ia melakukkan hal yang tidak semestinya dilakukkan terhadap wanita itu.

Saat seorang pria menemukan wanita dambaannya, debaran itu tidak lah bisa terkontrol, di dalam alam bawah sadar pun ingin memilikinya, sebuah kemampuan alami manusia untuk bisa hidup dan berkembang biak.

Gavin meletakkan dengan elegan topi tentaranya di dalam rak tingkatan lemari baju, tangannya yang kosong pun secara otomatis memeluk wanita itu.

Sambil menghisap kelopak bibir wanita itu pria itu sambil cemburu berkata: “Aku tidak peduli kamu dulu suka siapa, keluarkan dia secepatnya dari sini.” Pria itu menambah kekuatannya menekan sejenak di bagian dada wanita itu, “Aku lah orang yang seharusnya ada di dalam hatimu.”

Ciuman yang ingin menguasai ini dan sikap tegas ini, menegur Laras menjadi patuh.

Laras belum pernah menemukan pria seperti Gavin ini, bersikap dingin terhadapnya, menjauhinya, pria itu masih saja bisa membujukmu hingga akhirnya kamu tidak ada emosi lagi, marah terhadapnya, mengganggunya, pria itu memberimu satu tonjokkan, tonjokkan yang membuatmu terakhir menjadi patuh, pria itu tidak pernah berkata banyak denganmu tentang hal-hal yang tidak perlu, malah menggunakan tindakan nyata melakukkan hal yang paling efektif.

Wanita itu terlihat bebas, tapi sebenarnya sudah ditempel label “wanita miliknya” oleh pria itu, wanita itu adalah barang pribadinya, pria itu tidak mengizinkan wanita itu tidak setia sedikit pun.

Di dalam genggaman Gavin, Laras seakan tidak bertenaga untuk melakukkan perlawanan apapun, terserah pria itu meremas dan mengelusnya.

Meski wanita itu di rumah keluarga Atmaja sangat lah berhati-hati dan penurut, tapi di luar, di sekolah, wanita itu tidak pernah mau dirugikan sedikit pun, dia tidak boleh dirugikan, temannya juga tidak boleh dirugikan, walaupun yang mau dihadapinya itu adalah seorang pria.

Wanita itu tidak pernah takut bersalah kepada orang, tidak pernah takut membuat masalah, tidak pernah takut memperbesar masalah, jadi hal yang bisa diselesaikan dengan tenaga dia tidak pernah menggunakan mulut untuk banyak bicara.

Dia percaya tinjuannya, tinjuan siapa yang lebih keras dia adalah ketua.

Laras yang tomboi ini, sebenarnya juga banyak orang yang takut padanya.

Gadis berusia 20 tahun, adalah masa yang paling haus akan cinta, dia juga pernah diam-diam membayangkan tipe idamannya.

Orang yang dia sukai, haruslah berani, haruslah bertanggung jawab, harus lah benar-benar adalah seorang pria yang jantan.

Tapi kebanyakan orang yang tahu dengan sebutan “tuan muda Laras” tidak berani mengusiknya, hanya ada “preman kelas atas” seperti Wilson orang yang berlatar belakang memiliki kekuasaan dan uang, barulah berani mengusiknya.

Dia tidak menyukai orang yang tidak berani mengusiknya, terlebih lagi “preman kelas atas” yang tidak berani mengusiknya.

Gavin seakan seperti dewa langit yang turun ke bumi, tinjuan pria itu lebih keras darinya, watak pria itu lebih keras darinya, tata cara pria itu lebih keras lagi darinya, tidak bisa kalau dia tidak patuh.

Lama sekali tidak mendapat balasan, Gavin seakan seperti seorang singa jantan yang marah, tiba-tiba mengunci terbalik kedua tangannya ke atas pundak, dengan mudahnya mengangkat wanita itu searah dengan pintu lemari.

Laras mengeluarkan teriakan, detak jantungnya tiba-tiba bertambah cepat, hanya saja, meski kedua kakinya tergantung di udara, tapi dia tidak takut sedikit pun, karena dia tahu Gavin tidak bisa benar-benar menyakitinya.

Ada pria itu yang menopangnya, malah dia merasa tenang.

“Tidak dengar perkataanku kah?” Pria itu balik bertanya.

“Sudah dengar.” Laras melihat pria itu, ada seutas ketakutan, dan juga seutas gairah dalam sorotan matanya, “Aku mengerti dengan baik statusku, aku tidak berani tidak setia.”

Gavin juga melihatnya, bibir agak sedikit bengkak, mata bulat yang jelas, beberapa helai rambut pendek berantakan yang menutupi alis mata, nakal yang sangat tepat, kecantikan wanita itu bukan kecantikan yang mempesona, tapi kecantikan yang gagah berani membawa aura anak lelaki, Gavin justru suka kecantikan gagah berani semacam ini, kecantikkan yang tidak dibuat-buat, nyata, rupawan, dan barbar.

Novel Terkait

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
4 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
4 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
3 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu