Cinta Pada Istri Urakan - Untuk Terakhir Kalinya Sakit Demi Dia

Dini hari berikutnya, Manda datang dengan tergesa-gesa, Laras dan Manda mendiskusikan rencana di aula kecil di lantai dua.

Di lantai bawah, mobil Gavin melaju pergi. Akhir-akhir ini, Gavin bertanggung jawab untuk menjemput anak-anak, untuk menghindari seseorang membuat keributan terhadap Laras, dia berusaha sebisa mungkin untuk menghindarinya dan fokus menjadi seorang pengasuh di rumah.

"Apakah masalah ini memengaruhi pekerjaan suamimu?"

"Aku tidak tahu. Gavin tidak pernah membiarkan aku mengurus pekerjaannya. Meskipun mempengaruhinya, dia juga tidak akan memberitahuku. Dia hanya menghiburku dengan memberi sebuah alasan yang masuk akal."

"Itu dikarenakan dia peduli padamu."

"Iya, aku tahu, akhir-akhir ini kami berdua selalu di rumah, Nana dan Bobi juga sangat senang."

Manda bertanya dengan cemas: "Bagaimana dengan mertuamu, apakah mereka mengatakan sesuatu?"

"Hal inilah yang membuatku tersentuh dan tidak terduga. Aku tidak tahu apa yang telah Gavin mengatakan sesuatu pada ibu mertuaku secara pribadi, intinya, dia memprotes sama sekali. Bagaimana denganmu?"

"Ayah mertuaku berkata bahwa jika badai kecil ini bisa mempengaruhinya, maka keluarga Pradipta tidak akan bertahan sampai hari ini."

Laras mengangguk, "Ayah mertuaku juga mengatakan hal yang sama, dia selalu menyuruhku untuk tidak khawtir, dan mengatakan Tahun Baru tahun ini semua anggota keluarga akhirnya lengkap.

Manda menghelas nafas dan berkata: "Aku akhirnya menemukan kenyamanan di sini. Apakah kamu tahu aku tidak tidur semalaman, aku melihat toko online barang bekas sepanjang malam, Nagita tidak hanya menjual pakaian dan barang-barang kak Maira, tetapi barang-barang ayahku juga dijual. "

"... Ini benar-benar kelewatan."

"Aku tidak tahu apakah dia menjual habis semua barang mereka atau tidak. Intinya, aku membeli beberapa mantel ayahku yang dijual di toko online barang bekas. Aku membeli barang yang aku tahu. Jika dia menjual barang-barang itu sebagai uang tambahan untuk biaya pengobatan ayah dan kakak, maka aku masih bisa menerimanya, jika tidak, maka aku tidak akan pernah membiarkan dia melakukan seenaknya. "

"Pada waktu mereka bangkrut dan masuk penjara, semua barang disegel dan ada yang disita, mereka tidak punya sepeser pun, semua aset ini sekarang milik Maira. Nagita menjual mobil, rumah, pakaiann dan perhiasan, aku tidak mungkin tidak mencurigai niatnya. Aku sudah berdiskusi dengan Rendra dan memutuskan untuk menemukan seorang detektif swasta untuk menyelidikinya. "

Berbicara tentang ini, Laras langsung menyela, "Rasanya tidak perlu mencari detektif swasta."

"Bukan aku sensitif. Tetapi aku benar-benar meragukan kesetiaannya pada ayahku. Sikap Nagita ini tidak normal. Ayahku menderita stroke beberapa hari sebelum kecelakaan. Seringan apapun gejalanya, apakah orang-orang di sekitarnya tidak merasakan sesuatu yang berbeda? Jika ayahku mendapatkan perawatan tepat waktu, bagaimana mungkin akan mengalami stroke susulan yang kedua? Yang aku khawatirkan sekarang adalah Nagita mengetahui ayahku mengalami stroke, tetapi tidak mengatakannya... ini adalah yang paling mengerikan. "

Ini adalah masalah pemikiran yang sangat ekstrim, Laras merasa dingin di punggungnya.

"Laras, aku benar-benar berpikir Nagita ini bermasalah, aku harus menyelidikinya."

Laras menghela nafas diam-diam, "Aku akan menunjukkan sesuatu padamu, dan kamu harus berjanji setelah melihatnya, kamu harus tenang."

"Apa?"

"Kamu berjanji padaku dulu."

"Baik, baik, apa itu?"

Bahkan setelah lewat satu malam, Laras masih tidak habis berpikir, dia tidak tahu bagaimana ekspresi Manda setelah mengetahui hal ini, mungkin akan sangat marah.

Tidak diduga dan tidak seperti yang Laras pikirkan, setelah menonton video dan foto, Manda tidak mengamuk sama sekali, sebaliknya, dia sangat tenang dan duduk diam di sofa tidak berkata apapun, dia hanya menekan mouse-nya dan menyaksikannya berulang-ulang.

Secara emosional, Laras adalah mangsa Nagita. Larasda telah menjadi sasaran sinisme Nagita sejak awal. Nenek masih bisa melindungi Laras saat masih hidup. Setelah nenek sudah tidak ada lagi, sikap Nagita semakin jahat terhadap Laras. Jadi, kasih sayang Laras untuknya tentu saja tidak begitu dalam.

Tapi Manda berbeda. Nagita adalah ibunya. Meskipun dia kemudian mengetahui bahwa dirinya hanyalah anak asuh, tetapi dia menganggap Nagita sebagai ibunya. Tidak peduli bagaimana Nagita mencibir dirinya, bahkan omongan tajamnya menusuk ke tulang belakang, Manda tetap tidak melawannya dan tidak berontak.

Karena perasaannya yang dalam, karena terlalu peduli, karena cinta, maka dia merasa sangat sakit hati.

Pada saat ini, dia seperti boneka dengan tidak berjiwa. Pada akhirnya, dia kehilangan alasan untuk mencintai Nagita. Bahkan rasa kepeduliannya kepada Nagita juga sudah hilang.

Laras duduk di sampingnya, menepuk pundaknya dengan lembut, dan bertanya dengan lembut, "Apakah kamu baik-baik saja?"

Manda menutup matanya dengan dalam, tangannya menutupi dadanya dengan erat, dan dia menggelengkan kepalanya, dan berkata, "Tidak, hatiku sakit."

Laras menutup komputer dan mengesampingkannya, "Sakit itu bagus, sakit untuk yang terakhir kalinya, anggap saja ini adalah perasaan terakhir kita untuknya. Setelah itu, singkirkan semua kelembutan dan toleransi. Lakukan apapun yang seharusnya kita lakukan. Jangan biarkan Nagita mengontrol kita. "

Manda sangat benci, dia mengepalkan kedua tangannya dan mengarahkan seluruh tenaganya, urat nadi di dahinya menonjol dan tubuhnya sedikit gemetar, "Dia meninggalkan ayahku di rumah sakit tanpa pengawasan, sikapnya itu seperti ingin membiarkan ayahku mati dengan sendirinya. Mungkinkah dia tidak sanggup menjaga keduanya? Tidak, dia tidak pernah menjenguk kak Maira seharian penuh, dia hanya berkunjung sekali setiap tiga atau lima hari, dan hanya sekedar melihat lalu pergi. "

Laras mendengar berita yang tak terduga lainnya, tetapi reaksi Laras acuh tak acuh, sekarang Laras sepertinya memahami perilaku aneh Nagita setelah mendengarnya dari Manda. Laras mencibir dan berkata, "Heh, benar-benar merencanakan masa depannya dengan baik, dia pasti mengira hidup paman pertama dan kak Maira tidak akan lama lagi, jadi dia bergegas mengubah dan menjual properti mereka, kemudian mengambil uang lalu menikmati hidupnya. "

Manda benar-benar kecewa dan putus asa terhadap Nagita. Selama ini tidak pernah ada orang seperti itu, yang bisa membuatnya begitu benci.

Waktu Tanu Dibyo akan bercerai, sebagai adik perempuan, Manda juga memikirkan masa depan kakaknya dan ingin membantu kakaknya memperjuangkan hak kakak semaksimal mungkin, agar kakaknya tidak khawatir tentang masa depan.

Tapi Nagita adalah ibu kandung Maira. Sebagai seorang ibu kandung, dia tidak peduli tentang masa depan putri satu-satunya dan mengambil keuntungan dari putrinya. Selain mobil dan rumah, pakaian dan perhiasan putrinya juga dijual. Sebenarnya serakus apa dirinya terhadap uang? !

Laras menghibur: "Nagita bahkan begitu kejam terhadap putrinya sendiri, jadi jangan berharap dia akan memperhatikan putri asuh dan keponakannya. Dia tidak pernah tulus kepada kita. Mengapa kita harus sedih karena dia?Manda, jangan seperti ini, kamu harus bangkit, Paman pertama dan kak Maira hanya bisa mengandalkan kita. "

"Benar, rumah kak Maira tidak boleh diambil olehnya, tetapi Laras, keluarga Atmaja pernah mempublikasikan pemutusan hubungan denganku, selama ada pernyataan publik, aku dapat membuktikan bahwa diriku adalah putri kandung Rama. Jika suatu saat, ayahku dan kak Maira benar-benar pergi untuk selamanya, maka aku tidak punya kesempatan untuk menggugat Nagita, bagaimana ini? "

"Itu sudah terlalu jauh."

Pada saat ini, ponsel Manda berdering dan panggilan dari perawat kecil di bangsal. Manda berpikir ada yang tidak beres dengan Rama dan dengan cepat mengangkatnya, "Halo, apa yang terjadi pada ayahku?"

Perawat kecil itu berkata dengan cemas, "Bukan Paman Atmaja, tapi Maira. Departemen Luka Bakar tidak bisa menghubingi Nagita. Jadi mereka datang dan menanyakan kepada kami apakah ada informasi kontak anggota keluarga lainnya. Jadi, aku menghubungimu."

"Apa yang terjadi pada Maira?"

"Dia tiba-tiba menderita sesak napas dan shock, sekarang dalam pertolongan pertama. Anggota keluarga pasien harus ada yang datang kemari."

"Oke, aku akan pergi sekarang, dan mohon bantuan kalian untuk terus menghubungi Nagita."

"Baik."

Novel Terkait

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu