Cinta Pada Istri Urakan - Bab 548 Bersediakah Kamu Menjadi Pacarku ?

Suli tidak ingin tinggal terlalu lama di rumah Aaron, dia langsung keluar dari pintu, bahkan tanpa memakai masker dan kacamata hitam.

“Hei, sudah begitu malam pergi ke mana?” Aaron benar - benar tidak percaya bahwa dia sungguh pergi, seketika sosoknya menghilang dari dari pintu, “Suli, cepatlah kembali!”

Sudah larut malam, angin sepoi - sepoi, jangkrik berdering, Suli lari dengan begitu saja keluar dari apartemen Sinan.

Aaron mengikutinya dari belakang, sambil berlari sambil mencari seseorang, “Suli, Suli……. Kamu jangan berlarian lagi, ada banyak wartawan yang sedang menunggu di lantai bawah, Suli, cepatlah keluar.”

Dia cemas, tetapi dia tidak bisa berteriak dengan keras, hanya bisa beteriak dengan suara yang rendah, “Suli, apakah kamu mendengarnya? Kamu di mana? Suli!”

Tiba - tiba, di persimpangan jalan ada suara pengereman mendadak serta kencang sehingga mencuri perhatiannya.

Di depan mobil truk besar, Suli terjatuh di tanah.

“Suli…….” Dia menyeret kakinya untuk berlari.

Supir truk tersebut menurunkan kaca jendela mobilnya dan meneriakinya dengan suara yang keras, “apakah kamu tidak melihat lampu lalu lintas pada saat menyebrang jalan? Tiba - tiba berlari keluar apakah mau cari mati? Jika ingin mati pergilah ketempat lain, jangan membahayakanku, masih tidak mau cepat pergi?!”

Tetapi, Suli terkejut, terduduk lumpuh gemetaran ditanah.

Aaron dengan cepat bergegas berlari ke depan, membantu Suli untuk berdiri.

Supir tersebut masih tetap saja memarahinya, memelototi mereka beberapa kali, kedua orang ini kelihatannya tampak akrab, terutama wanita itu, tetapi wanita itu selalu menundukkan kepalanya, tidak bisa melihatnya dengan jelas.

Mobil di belakang membunyikan klakson, Supir tersebut pun segera bergegas untuk pergi.

“Sudah tidak mau hidup lagi ya?” Aaron memarahinya dengan tegas, bisa dilihat mukanya penuh dengan kepanikan, dia tidak tahan jika disalahkan.

“apakah kamu tidak tahu betapa berbahayanya jika kamu keluar seperti ini, kemungkinan kasus ini sudah difoto oleh para wartawan, besok mejadi berita utama lagi, dan aku tidak tahu bakal seburuk apa beritanya ditulis, kamu marah, sudah tidak mau masa depan lagi?”

Jawab Suli, “apakah rusaknya masa depanku juga akan mempengaruhi penghasilan uangmu?”

“……”

“Turunkan aku.”

Aaron pun menurunkannya, meskipun sudah larut malam, tetapi pusat kota ini sangat ramai tidak sepi sama sekali, masih banyak mobil yang lewat, pejalan kaki pun masih banyak yang lewat.

Aaron sangat mengkhawatirkan Suli bisa dikenali.

Jangan keras kepala, pulanglah bersamaku.

“Aku mau pulang.” Suli menundukkan kepalanya dan terus berjalan ke depan, beberapa tahun ini, dia sudah terbiasa berpergian dengan menggunakan pakaian layaknya seorang militer, kali ini dia tidak ada kacamata hitam dan tidak ada masker, dia sangat tidak terbiasa.

“Kalau begitu biarkan aku mengantarmu pulang, kamu berjalan pulang seperti ini bisa - bisa sampai subuh.” Aaron menarik tangannya, menghela nafas, menyerah, “Suli, ada apa denganmu?

Suli menoleh ke belakang dan berkata : “kamu membuatku merasa kecewa.”

Keduanya berdiri dipinggir jalan, Suli menatapnya dengan dalam, bahkan jika tidak melihatnya dia pun tetap terus melihat, selama bertahun - tahun bekerja sama, dia tidak pernah mengira bahwa dia adalah pengusaha yang yang mencari untung, dia memiliki prinsip dan toleransi, tetapi hari ini, dia tidak bisa memahaminya.

Mobil - mobil yang lewat melintas dengan lampu yang menyilaukan, kerkedip - kedip menyinari wajahnya, matanya pun bersinar karena pantulan dari cahaya tersebut, sewaktu - waktu ada bayangan disaat ada cahaya datang.

“Kamu…… apa yang terjadi?”

“Masalah perubahan peran kapan ditentukan?”

“Kemarin.”

“Apakah benar pria yang pergi bersama Tintin Shen ke hotel itu kamu?”

“Benar, tapi manajernya berada di depan, tidak terfoto.”

“Tadi kenapa kamu tidak bilang?”

“Kamu tidak bertanya.”

Suli menarik nafas dalam - dalam, dan memejamkan matanya dengan dalam, dia merasa, dia ingin memeriksa kembali Aaron.

“Hanya sebuah peran, salah satu dari banyaknya proyek perusahaan, tetap kamu tokoh utamanya, kamu hanya memerlukan syuting, yang lain tidak perlu dihiraukan.”

“jadi sepanjang malam itu apa yang kalian berdua lakukan?”

“Aaron pun tertawa, “Apa yang kamu pikirkan, aku membuka kamar satu lagi.”

“Jadi kamu sedang menutupi mereka, dengan sengaja membiarkan reporter menangkapmu dan Tintin keluar masuk hotel, untuk membantu meningkatkan popularitas, dan menciptakan momentum yang akan dimulai bulan depan?”

“Benar”

“Aaron, apakah kamu pikir mendekati Tintin adalah hal yang benar? Apakah kamu pikir pendekatan dengan menjadi teman adalah hal yang benar? Posisi temanmu itu, juga punya kamar istri?”

“Benar.”

“Hehh, tidak kusangka kamu sama mengjijikkan seperti Tintin.”

Aaron ingin marah, tetapi tidak jadi setelah melihat matanya begitu dingin, dia jadinya tidak berani marah, dia menarik kembali amarahnya ke dalam perut.

Karena, dia peduli padanya, sangat memperdulikannya.

Suli melambaikan tangannya dengan sekuat tenaga, melambaikan tangannya, dia tidak ingin menjadi mitra dengan kesalapahaman seperti itu.

“Jangan mengikutiku, aku ada kebebasanku sendiri, tidak perlu kamu urusi.”

Setelah mengucapkan kalimat terakhir Suli langsung berbalik badan dan pergi, meninggalkan Aaron sendirian berdiri di tempat, dia melihatnya berjalan semakin jauh, dan semakin jauh.

Tiba - tiba, dia bergegas ke arahnya, angin malam berhembus menggosok telinganya, dan dedaunan di atas kepalanya menimbulkan suara gemerisik, dia tidak lagi ragu - ragu, tidak lagi bimbang, terus mengejar, memeluknya dengan erat dari belakang.

Suli panik, tubuhnya terus memberontak, “lepaskan aku.”

Suara Aaron sangatlah kecil, terdapat banyak ketidakberdayaan dalam pengucapan kata - kata, “tidak akan kubiarkan kamu pergi……” Dia menarik nafas dalam - dalam, pada akhirnya dengan keberaniannya dia mengungkapkan apa yang ada di dalam hatinya, “jangan tinggalkan aku, bisa tidak?”

Pada saat itu ada mobil yang lewat, dan membunyikan klakson, sehingga Suli tidak yakin dengan apa yang telah dia ucapkan.

“Apa yang kamu ucapkan?” Suli bertanya kepadanya.

Aaron semakin memeluknya, mendekatkan dagu ke lehernya, mulut mendekati telinganya, dia sambil berkata, bibirnya sambil menggosok telinga, dia berkata “kamu jangan tinggalkan aku, aku membutuhkanmu.”

“Membutuhkanku supaya bisa menghasilkan uang untukmu?”

“Apakah kamu kira aku kekurangan uang?”

“Keserakahan tidak terbatas.”

“Yang aku katakan ialah apakah yang kurang dari aku adalah kepercayaanmu?”

“Jangan menggunakan pertanyaan pada saat berbicara denganku, aku tidak ingin menebaknya.”

Aaron memeluknya semakin erat, dan membalikkannya setengah, bibirnya pun menempel di telinganya, dan berkata dengan pelan : “Suli, aku pikir kamu akan selalu mengerti perasaanku terhadapmu, bahkan tidak kukatakan pun, kamu pasti mengetahuinya.

“Aku tidak tahu!”

“Aku cinta kamu.” Aaron merasa bahwa kepalanya terasa panas, pipinya juga hangat, baru pertama kali dalam hidupnya menyatakan cinta kepada seorang gadis, sungguh memalukan.

Suli hanya merasakan bahwa suaranya itu seperti aliran listrik, yang menembus tubuh dan telinganya, lalu berpindah ke otak dan sarafnya, membuatnya pusing, melumpuhkannya, dan membuatnya sangat gembira.

“Aku tidak tahu….” Dia menekankan lagi, dengan sedikit keluhan, mengeluh kenapa tidak mengungkapkannya dari dulu, “kamu tidak pernah mengatakannya, aku bukan cacing pita yang ada diperutmu, mana aku tahu.”

Aaron meluruskannya, kedap - kedip lampu mobil menyinari wajahnya, dua tetesan air mata menggantung di wajahnya, ke dua tangan Aaron memegang wajah Suli, menundukkan kepalanya, mencium air mata yang ada di wajahnya, “apakah sudah waktunya untuk mengatakannya sekarang? Suli, maukah kamu menjadi pacarku?”

Novel Terkait

Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu
Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
3 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
3 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu