Cinta Pada Istri Urakan - Bab 322 Nenek Si Supir Lama

Musim gugur di kota Jakarta sangat singkat, hujan dan dingin, di akhir bulan 10 suhu hanya beberapa derajat Celcius.

Beberapa waktu ini usaha Laras di sekolah mendapatkan prestasi yang tidak kecil.

Daftar nama yang melanjutkan S2 juga sudah ditetapkan, dia dan Manda masuk kedalam daftar nama itu.

Mahasiswa pascasarjana Universitar Pelita Harapan selalu menjadi tempat yang didambakan para kandidat di negri ini.

Mereka bisa mendapatkannya, benar-benar tidak mudah.

Sebenarnya Laras sangat pintar, ingatannya juga sangat bagus, apa yang dia lihat tidak akan dia lupakan, poin pengetahuan yang pernah dia lihat bisa diingat beberapa, soal yang dia kerjakan tidak akan dia lupakan.

Dulu dia tidak serius dalam belajar, tapi sekarang dia seperti pemburu yangmenemukan targetnya, begitu mendapatkan kesenangan dan ketrampilan, tidak dia lepas lagi, tantangan dia lewati satu per satu, terus meningkatkan dan mengembangkan dirinya.

Dulu yang paling membuat wali kelas sakit kepala adalah dia, tapi sekarang dia menjadi murid teladan dikelas bahkan disekolah, dikenal sebagai si tukang belajar.

"Nenek, aku sudah pulang." Laras turun dari mobil, membawa satu plastik besar jeruk segar, "Nenek, didepan sekolah tadi ada jual jeruk, murah dan enak, manis sekali, aku beli sangat banyak."

Nenek menyimpan ekspresi murungnya, dengan tersenyum menyambutnya, "Aduh, banyak sekali, bisa habis?"

"Paman Dewa, bibi Li, Lira, ayo makan bersama, makan jeruk sangat bagus, menambah vitamin C, bagus untuk memutihkan kulit, juga membuat badan lebih kuat."

Lira tersenyum dan menerima kantong plastik besar, "Terimakasih nona muda."

Nenek tersenyum sangat lebar, "Pantas saja mereka begitu membelamu, kamu juga memanjakan mereka."

"Tentu saja, kita semua kan satu keluarga."

Laras menuntun nenek duduk di sofa, "Nenek, tadi aku sudah lihat, apakah nenek sedang mengkhawatirkan Gavin?"

"Memang sedikit merindukannya."

"Ehn, aku juga sudah merindukannya, tapi aku sudah terbiasa, tidak ada kabar adalah kabar terbaik, suatu hari nanti dia pulang tiba-tiba juga memberi kita kejutan."

Nenek melihat Laras yang begitu baik, sambil tersenyum menepuk wajah kecilnya, "Gadis kecil, kamu pikir aku mengkhawatirkan keamanannya?"

"Ehn, kalau bukan itu apalagi?"

"Aih, yang aku khawatirkan, dia selalu pergi dinas, waktu tidur bersama kalian tidak teratur, jadi cucu buyutku tidak datang-datang."

"......" Pusing, kenapa nenek selalu memikirkan ini sepanjang hari?

"Setelah kupikir-pikir aku merasa lebih baik pergi mencari atasannya, memberitahunya kalau kalian berdua sedang melakukan program kehamilan, kalau dia terus menyuruh Gavin pergi, kalian mana bisa punya anak?"

"......Ekhem ekhem, nenek, kalau nenek pergi cari atasannya, takutnya Gavin bisa malu bertemu dengan atasannya."

"Kalau begitu kalian pilih, kalian mau malu atau mau anak?"

"......" Laras pikir kalau nenek sedang mengujinya.

Nenek menghela nafas dengan berat, "Aih, hal semacam melahirkan anak ini, kalau mengandalkan kamu saja apa gunanya? Aku tiap hari membuatkanmu suplemen, kalau Gavin tidak pulang juga tidak membantu apa-apa."

Laras mengangguk kuat, "Benar, benar, benar, nenek, kalau begitu jangan buat sup obat lagi ya? Sayang sekali."

"Kalau itu tidak boleh, Gavin jarang-jarang bisa menanam benih, kamu sebagai tanah harus subur, baru bisa berhasil."

"......" Laras mengatup bibirnya diam, takutnya salah bicara, nenek pasti akan mengajarinya pengetahuan universal dengan serius.

Di saat ini, kejutan datang, orang di luar menggebu-gebu masuk kedalam rumah melapor, "Tuan muda sudah pulang, tuan muda sudah pulang."

Nenek benar-benar sangat senang, "Lihat, lihat, energi yang dikumpulkan berhari-hari harus digunakan disaat membutuhkannya, malam ini waktunya kalian beraksi."

"Ekhem, ekhem, nenek, aku keluar dulu."

Tidak menunggu Laras keluar, Gavin yang tampak baru pulang dari perjalanannya sudah masuk ke rumah, dia menggunakan blazer panjang hitam, topi tentara, dalamnya masih menggunakan seragam tentara, sangat gagah dan tampan.

Kedua orang ini hampir bertabrakan, Laras melihatnya, jantungnya tidak bisa berhenti untuk berdebar, ketampanannya ini bisa mengalahkannya 800 kali.

"Ka..ka..kamu...." Begitu dia membuka mulutnya langsung gagap, "Kamu pulang kenapa tidak bilang dulu?"

"Kalau begitu tidak suprise lagi, senang tidak?"

"Senang." Gavin menggesek hidung kecilnya, melihat bibirnya yang lembut dan merah, sangat ingin menciumnya.

Tapi, dia menahannya, "Nenek, aku sudah pulang."

Nenek sangat pengertian, tergesa-gesa berkata: "Ehn, bagus kalau sudah pulang, cepat ke atas ganti baju, istirahat, Laras juga naik, waktu makan malam masih ada sejenak, cukup untuk kalian melakukan--"bisnis."

Laras: "......"

Gavin: "......"

Bergandengan tangan naik keatas, Gavin diam-diam berbisik ditelinga Laras: "Sudah menyulitkanmu."

"Masih oke, dibandingkan denganmu, nenek baru supir lama yang sebenarnya.

***Supir lama= orang yang berpengalaman***

Kedua orang itu tidak bisa menahan tawa, nenek yang dibawah melihat mereka begitu harmonis, tersenyum lega, ada harapan untuk menggendong cucu buyut.

--

Jarang-jarang ada waktu luang, pada akhir pekan, semua orang janjian datang ke kediaman Gavin untuk minum-minum.

Setelah nenek tau, pagi-pagi sudah menyiapkan makanan, dia tau anak-anak ini hari biasa sangat lelah bekerja, tidak bisa pulang kerumah, tidak bisa bertemu dengan keluarga, pekerjaannya juga mempertaruhkan nyawa, dia sangat tidak tega, menyuruh bagian dapur mempersiapkan sangat banyak makanan lezat untuk menyambut mereka.

Jam 10 pagi, beberapa dari mereka sudah datang, rambut cepak dengan seragam tentara, badan mereka bagus, tinggi dan tampan, nenek melihat mereka saja sudah sangat suka, tersenyum sangat lebar.

"Halo nenek, namaku Weiner, semua orang memanggilku Wei."

"Baik, baik, lihat anak ini, kepalanya besar, pasti sangat kuat makan."

"Halo nenek, namaku Jino, aku ikut semua orang datang bermain dan minum."

"Oh, kamu pasti yang paling muda diantara mereka, anak muda sangat bagus, masih muda sudah sangat berprestasi."

"Halo Nenek, namaku Sonny, nenek boleh memanggilku paus (Jago berenang)."

"Wo, anak ini sangat tampan, terlalu tampan, paus kecil, sudah ada pasangan belum?"

Baru datang sudah tanya ini, Sonny juga sangat malu, memegang kepalanya dan berkata: "Tidak ada nek."

Nenek lebih senang, "Bagus kalau tidak ada, sudah nenek booking, kamu mau cari pasangan serahkan sama nenek."

Weiner tergesa-gesa berkata: "Nek, aku juga single, kami semua masih single."

Nenek sambil tertawa berkata: "Tenang, jangan terburu-buru, nenek punya banyak sumber yang berkualitas, pasti akan mengenalkan kepada kalian yang bagus."

Orang tua melihat orang muda, pasti ada semacam rasa kagum, di mata nenek, mereka semua adalah pria muda, melihat mereka saja sudah sangat suka.

Jino yang paling kecil menggaruk-garuk kepala, dengan wajah merah berkata: "Nek, aku tidak perlu, aku sudah ada pacar."

Begitu kata-kata ini keluar, Weiner dan Sonny langsung menangkapnya, langsung bertaya, "Kejadian kapan? Dasar anak kecil sudah punya pacar tapi tak memberitahu kami?!"

"Makanya, perempuan yang mana? Katakan dengan jujur."

Jino menunjuk Laras, "Kenalan kakak ipar, teman sekolahnya."

"Oh, rupanya gadis gemuk itu." Semua orang tercerahkan.

Laras juga baru tau, Fanny setiap hari masuk kelas dengannya, masa tidak memberitahunya, sungguh tidak beretika, "Prajurit Jino, sejak kapan kalian berpacaran?"

Dipaksa oleh semua orang, wajah Jino semakin merah, "Baru......Baru tadi malam."

"......" Laras sangat bingung, "Tadi malam? Dari telepon?"

"Ehn."

"Kalau begitu kamu jarang-jarang bisa beristirahat tapi tidak mengajaknya keluar bertemu?"

"Ini...... Dia tidak ada bilang."

"......" Semua pria benar-benar tidak peka, Laras dengan tegas berkata, "Kalau begitu suruh dia datang."

Semua orang serempak berkata: "Baik."

Novel Terkait

Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
4 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
4 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
4 tahun yang lalu