Cinta Pada Istri Urakan - Bab 815 Ada Masalah Kesehatan

Romo diantar ke rumah sakit untuk pemeriksaan darurat, saat itu Gavin masih di rumah, setelah Laras menerima telepon, baju pun tidak sempat diganti, hanya menggunakan jaket langsung berlari keluar.

Waku itu Gavin sedang bersap-siap keluar pergi ke kantor pusat, Laras menggunakan sandal, tangannya membawa jaket, dengan buru-buru berlari keluar, "Gavin, papaku pingsan dirumah."

Gavin mengerutkan keningnya, berkata: "Kamu kembali pakai baju, aku pergi kesana, kita bertemu di rumah sakit."

Tapi, Laras sudah membuka pintu mobil dan naik, "Aku sudah ambil jaket, kamu cepat jalankan mobil, cepat jalankan, cepat!"

Dengan terpaksa, Gavin hanya bisa menjalankan mobilnya.

Di ruang pertologan, Romo sudah didorong masuk, Gavin dan Laras dengan khawatir menunggu diluar.

Pagi hari di musim dingin, suhu sangat rendah, angin dingin di koridor rumah sakit menusuk, membuat kulit terasa sakit.

Laras meremehkan rasa dingin di bulan September, mesin pemanas di koridor rumah sakit sama seperti tidak ada, dia kedinginan sampai menggigil, meskipun sudah ditambah dengan jaket Gavin, juga tetap dingin.

Gavin memeluknya, menegur: "Pergi ke dalam klinik tunggu, bisa lebih hangat sedikit, aku jaga disini."

"Tidak, aku tidak apa-apa."

"Aku sudah melihat papamu, tidak akan terjadi apa-apa."

"Kalau tidak apa-apa harusnya sebentar lagi akan keluar, tunggu lagi."

Sedang berkata, dokter dari dalam keluar, "Keluarga Romo."

"Disini," Laras melangkah majut, "Aku adalah anak perempuan Romo."

Dokter melihat Gavin suami istri, rupanya orang yang dikenal, dia menghibur berkata: "Tenang, tenang, pasien pingsan karena kelelahan yang berlebih, sikunya ada sedikit luka benturan, tidak ada masalah besar, sudah sadar nanti sudah boleh pulang."

Laras menghela nafas lega, "Kalau begitu apakah boleh masuk melihatnya."

"Boleh, tapi dia butuh beberapa waktu untuk sadar."

"Ha?"

Dokter tersenyum, "Jangan gugup, tuan Atmaja hanya butuh tidur lebih banyak saja, jadi lebih baik jangan mengganggnya."

Laras mengangguk,"Terimakasih dokter."

"Terimakasih." Ucap Gavin dengan serius.

"Sama-sama, sudah seharusnya."

Romo ditempatkan sementara di ruang inap, tangannya diinfus, pekerjaan yang sibuk membuatnya tampa sangat kelelahan.

Gavin sudah mengaturkan semuanya dengan baik, langsung pergi ke kantor pusat.

Laras tinggal di rumah sakit, duduk di sebelah ranjang menjaga Romo.

Dia memikirkan beberapa tahun waktu melihat Romo di rumah pertanian di daerah perkotaan, Romo tampak sangat muda, sama seperti anak muda berumur 30 tahunan, baru saja dalam waktu yang singkat, dia langsung tampak lebih tua 20 tahun.

Romo yang setelah pulih, kehidupannya tidak terlalu banyak aturan, meskipun dirumah ada bawahan yang menjaga, tapi tidak sebaik ketika ada istri yang menjaga.

Bisnis di dalam negrinya semakin berkembang, pekerjaannya semakin banyak, tidak ada orang yang mengingatkannya untuk istirahat, dia sudah menjadi robot kerja.

Pingsan kali ini adalah peringatan terhadap masalah kesehatannya.

Gavin mengirimkan sebuah pesan wechat-----"Aku menyuruh dapur membuat 2 porsi makanan bergizi diantar ke rumah sakit, kamu ingat makan."

-----"Baik, terimakasih sayang."

Setelah duduk sebentar, Pandu memberitahunya makanan bergizinya sudah sampai, dia melihat Romo masih tertidur lelap, maka turun mengambil sendiri.

Perjalanan kembali, dia melihat Eli.

"Ma, kamu datang lihat paman Jin ya?"

Eli melihat Laras, terheran, "Iya, aku datang melihatnya, kamu......kenapa bisa ada di rumah sakit?"

"Papaku hari ini di rumah jatuh pingsan, sekarang diinfus di ruang inap, ini adalah makanan bergizi yang diantar rumahku."

Eli mengatakan dengan sendirinya: "Kalau begitu aku pergi lihat papamu saja."

"Paman Jin sana apa tidak apa-apa?"

"Tidak apa-apa, aku pergi melihat juga tidak lama."

"Baiklah."

Oleh karena itu, Laras membawa Eli, sama-sama kembali ke ruang inap sementara.

Di dalam ruang inap, Romo baru sadar.

"Pa, apakah sudah membangunkanmu?"

"Tidak, aku bangun sendiri......" Romo melihat sekeliling, lalu melihat jarum infus di tangannya, bertanya, "Sekarang jam berapa?"

"Baru jam 12 lewat, kamu sudah tidur setengah harian."

"Pelayan yang meneleponmu?"

"Ehn, menakutiku saja, dokter bilang kamu terlalu capek, kekurangan tidur, pa, apakah kamu sibuk sampai tidak tidur? Kenapa kamu seperti ii?"

Romo dengan malu melihat Eli, "Lihat putri kita, sudah jadi mama jadi suka mengajari orang, sedikitpun tidak imut."

Eli merapatkan bibirnya tersenyum.

Laras membantah: "Aku mana berani mengajarimu presdir Atmaja, ini bukan mengajar, ini namanya nasihat baik oke? Kamu lihat kamu kecapekan sampai pingsan, jantung kecilku ini tidak bisa kamu kejutkan seperti ini, tau tidak?"

Romo yang sekarang seperti anak kecil, terus mengangguk, "Aku ini kan sudah tidak apa-apa, para pelayan saja yang berlebihan, baik, baik, aku berjanji padamu baik-baik istirahat, sudah?......Eh kamu membawa apa? Makanan? Kebetulan aku sudah lapar."

Eli membantu Laras mengeluarkan makanan, ada dua porsi makanan sehat yang polos, juga ada sup ayam yang harum, kata Laras Gavin yng menyuruh dapur menyiapkannya, tampaknya, menantu ii memang sangat teliti, makanan sehat yang dibuat adalah makanan kesukaan kedua papa anak ini.

Dia masih ingat, waktu kecil Laras paling suka makanan yang asam manis, tenderloin asam manis, udang asam manis, asalkan rasa asam manis, dia suka semuanya.

Sedangkan selera Laras, sama dengan papanya.

"Wah, daging kuno nanas, pa, mau makan tidak?"

Nafsu makan Romo besar, dia mengambil sumpit dan makan dengan ahap, "Ehn, makanan rumah sakit enak juga."

"Apanya makanan rumah sakit, Gavin yang menyuruh koki kediaman Gavin buat, baru saja diantar."

"Ehn, menantuku memang baik sekali padaku."

"Dia menyiapkan untukku, apa tidak lihat semuanya kesukaanku?"

"Rasanya lebih hambar, jelas-jelas makanan untuk orang sakit, kamu yang orang sakit atau aku yang orang sakit?"

Melihat kedua papa anak makan sambil berdebat, Eli tanpa sadar tertawa, "Juga ada sup ayam, minum sedekit."

Laras memutarkan kepalanya bertanya: "Ma, mau tidak makan sedikit?"

Eli: "Aku sudah makan, kalian makan, makan banyakk sedikit, orang yang sakit harus makan makanan bergizi."

Romo sudah tidur, juga sudah diinfus, juga makan makanan sehat yang enak, tampak lebih semangat dari sebelumnya, "Sebanyak ini juga makan tidak habis, kamu makan sedikit, masakan dapur kediaman Gavin sangat enak, kamu jangan sampai kelewatan. Laras, buatkan sedikit untuk mamamu."

"Oh." Laras menggunakan tutup teko tahan panas sebagai mangkok, mengambil beberapa nasi dan sayur, "Ma, makan sedikit, kami makan tidak habis."

Eli tersenyum, menggunakan sendok memasukkan makanan ke dalam mulutnya, nasi yang dicampur dengan saus asam manis rasanya sangat segar, asam manis dan rasa nenas semuanya ada didalam saus, sangat menaikkan selera, sangat enak.

Laras makan dengan lahap, makan sangat puas, tapi dia malah bilang: "Aku masih merasa saus asam manis buatan mama enak, saus asam manis buat mama, dicampur dengan apa saja rasanya enak."

Romo mengingat-ingat, berkata: "Sepertinya......memang enak sekali."

Sebenarnya dia sudah tidak ingat bagaimana rasa masakan Eli, hanya saja di dalam ingatannya, orang tuanya, dan juga Laras kecil, semuanya memuji makanannya sangat enak.

Novel Terkait

Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
4 tahun yang lalu
Awesome Husband

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
5 tahun yang lalu