Cinta Pada Istri Urakan - Bab 361 Dia Yang Tidak Menginginkan Aku

Dari dalam hingga luar ruangan, suhu yang menurun drastis membuat Rendra yang memakai baju yang tipis tidak bisa berhenti menggigil kedinginan.

Angin berhembus kencang, kepala yang memang sudah pusing menjadi tambah berat, perut pun juga mulai merasa tidak nyaman.

“Hoek……” Rendra membungkukkan badan, memeluk tong sampah yang ada di pinggir jalan dan muntah habis-habisan.

Mereka juga pertama kali melihat Rendra minum hingga seperti ini, dia adalah kakak tertua mereka, introvert dan tenang, terpelajar dan bijaksana, sama sekali belum pernah membuat kesalahan.

Meski di saat dia disudutkan oleh orang lain dan nama baiknya tercemar, dia juga tetap bisa tenang.

Mereka masih ingat beberapa tahun lalu ketika dia putus dengan Ariel, tidak terdengar berita apa-apa, mereka mengetahuinya dari pembicaraan senior.

Aaron dengan antusias mengundangnya untuk mengikuti pesta wanita cantik yang lajang untuk membantunya melewati titik terkelam dari putus cintanya, tapi dia malah berkata——“Aku sedang sibuk, mana ada waktu luang sebanyak kamu.”

Setelah Gavin tahu, dia segera menelepon dan menanyakannya, dia malah berkata——“Aku tidak apa-apa, di sini aku sedang rapat, kalau kamu tidak ada hal lain aku akan matikan teleponnya.”

Saat itu dia dan Ariel, putus saat mendekati masa-masa pernikahan, orang lain semua menyesali hal itu, dia malah satu-satunya yang paling tenang.

Dan lihatlah sekarang, Rendra minum bir hingga muntah habis-habisan di tong sampah yang dia peluk di malam musim dingin, di mana tuan muda agung yang elegan?

Setelah selesai muntah, dia pun duduk di pinggir jalan, seperti orang bodoh memeluk tong sampah, meringkukkan diri di sana untuk mendapatkan kehangatan.

Apakah bisa mendapatkan kehangatan dari tong sampah?

“Aku tidak melakukan apa-apa, mengapa dia ingin putus denganku?”

Dia mulai bergumam, suaranya tidak besar, tapi hatinya sangat pedih, “Apakah aku kurang baik kepadanya? Mengapa dia bisa begini, saat mengejarku, dia tidak berhenti mengejar, setelah mendapatkanku, mengapa tidak menghargaiku baik-baik?”

Rendra sebenarnya adalah orang yang berprestasi dan juga introvert, hanya beberapa ucapan di kala mabuk, tidak ada tingkah laku yang lebih parah.

Dia hampir lumpuh di sana, bersandar pada tong sampah, duduk seperti orang bodoh.

Saat ditanya alasan tentang hal tersebut, Aaron juga sangat merasa disalahkan, “Dia yang mencariku untuk datang meminum bir, dia begitu duduk di sana langsung minum bir untuk menghilangkan kesedihannya, aku tidak bisa menghalanginya, tidak lama setelah aku meneleponmu, aku bertemu Tanu, sudah itu, dua orang gila itu bilang mau minum bir bersama, hasilnya ya seperti yang kalian lihat itu.”

Setelah Aaron selesai menceritakan seluruh kejadiannya, dia sangat penasaran dan bertanya kepada Laras, “Kakak ipar termuda, kakak laki-laki tertua saya putus dengan Manda, sebenarnya karena dia kembali bersama dengan Ariel, atau Manda memiliki hubungan dengan Tanu?”

Laras dengan tegas berkata: “Bila aku dipukul mati pun aku sama sekali tidak percaya Manda memiliki hubungan dengan Tanu, tapi kakak tertua dan Ariel…… Aku juga percaya akan karakter kakak tertua, tidak akan berbuat seperti itu.”

Aaron geleng-geleng kepala, melihat Rendra yang seperti ini, hatinya juga tidak tega, dia berjongkok, menepuk bahu Rendra, dan berkata: “Karena sesakit ini, maka pergilah dan cari dia.”

Rendra pelan-pelan berkata: “Dia yang tidak menginginkan aku lagi…… Bahkan sudah dikatakan beberapa kali…… Dia yang tidak menginginkan aku lagi……”

“……” Mereka bertiga tidak dapat berkata-kata, melihat tampak Rendra sekarang ini, seperti seorang bayi yang disalahkan habis-habisan.

Laras mengeluarkan telepon genggam dan mengambil beberapa foto, juga tidak peduli sekarang itu jam berapa, langsung mengirimkannya ke Manda.

Di saat ini, tiba-tiba ada kilatan sinar yang menyala di dalam kegelapan, Gavin sangat peka terhadap asal sinar itu, dengan secepat kilat dia langsung tarik keluar seorang wartawan yang bersembunyi di tempat gelap yang ada di gang kecil.

Wartawan itu memakai topi cap, setelah melihat tatapan Gavin yang ganas, dia terkejut hingga kakinya lemas.

Dia sedikit banyak tahu latar belakang tuan besar ini, tapi identitasnya terlalu spesial, dia tidak berani memanggilnya.

“Berapa banyak foto yang terambil?”

“Sedikit…… Sedikit……”

“Bawakan ke sini!”

Wartawan itu tidak berani memberontak, Gavin mengambil kameranya dan melihat berulang kali foto-fotonya, tidak hanya foto, kejadian Rendra minum bir dan mabuk juga terekam di dalam kamera.

Gavin langsung mengeluarkan kartu memori dan langsung dihancurkan.

Wartawan itu melihatnya dengan tatapan memohon, ini adalah hasil dari kesibukannya berhari-hari, tapi menghadapi Gavin, dia merasa kesal tapi tidak berani mengungkapkannya.

Gavin bertanya dengan tegas: “Masih ada lagi tidak?!”

Wartawan itu membungkukkan badan, kedua tangannya disatukan dan memohon, “Tidak ada lagi, tidak ada lagi, semuanya sudah ada di dalam sini.” Masalah kartu memori itu kecil, tapi urusan kamera itu besar, benar-benar jangan sampai alat yang dia gunakan untuk mencari nafkah itu dihancurkan.

Gavin bertanya lagi: “Mengapa diam-diam memotret dia?”

Wartawan itu berkata sambil menangis: “Ketua editorial meminta aku untuk mencari tahu tentang Ariel dan Rendra, maaf ya, aku juga hanya mencari nafkah, sungguh tidak ada lagi yang lainnya, semuanya ada di dalam sini.”

“Media massa yang mana?”

“Mata Kota.”

“Kartu identitas wartawan!”

Wartawan itu berkata dengan gemetaran: “Tidak…… Tidak bawa……”

Tatapan mata Gavin tegas, “Kartu identitas!”

Wartawan itu tidak bisa berbuat apa-apa, dia gemetaran dan mengeluarkan kartu identitasnya.

Gavin juga bukan benar-benar ingin mempersulit dia, hanya saja dia harus memeriksa akar permasalahan ini, apakah benar-benar seorang wartawan, atau orang jahat yang diam-diam ingin mencari tahu titik lemah Keluarga Pradipta.

Dia telah mengambil kartu identitas wartawan itu, “Ahmad Bajuri Mata Kota, baik, aku sudah mengingat kamu, kalau suatu hari aku melihat kejadian hari ini masuk berita, lihat saja apa akibat yang akan kamu terima nanti!”

Wartawan itu mati ketakutan, “Aku hanya berani jamin kalau kejadian hari ini tidak akan masuk berita.”

“Yang dibicarakan adalah kejadian hari ini.” Gavin mengembalikan kamera dan kartu identitas kepadanya, “Pergi!”

Wartawan itu menghilang dengan cepat dalam kegelapan, Rendra juga sudah digendong ke dalam mobil oleh Aaron.

Di dalam mobil sudah cukup hangat, Rendra tidak sadar, terus mengatakan sesuatu.

Gavin kembali ke dalam mobil, melihat-lihat kondisi di kursi bagian belakang, dia bertanya: “Apa yang sedang dia katakan?”

Aaron mendekat untuk mendengar lebih jelas, dia terkikik, “Dia bilang ingin ke WC.”

Gavin: “Tahan! Suruh minum!”

Laras: “……”

Setelah mengantar Rendra pulang ke rumahnya, Aaron Pradipta menetap untuk menjaganya, Gavin dan Laras pun bersiap untuk pulang.

Begitu mau membuka pintu, bel pintu malah berbunyi di waktu ini, dua orang suami istri ini saling melihat dengan terkejut.

Gavin mengira mereka terlalu berisik sehingga mengganggu tetangga, dan sudah bersiap untuk meminta maaf dengan santun, begitu membuka pintu, tidak disangka orang yang menekan bel pintu adalah Ariel, dia tercengang.

Ariel juga tertegun, dia berdiri dengan canggung di depan pintu, “Jenderal Gavin, Nyonya Pradipta, ha…lo.”

Di musim dingin ini, Ariel datang berkunjung hanya dengan memakai baju tidur berbahan kain sutra yang berwarna merah muda dan ungu, Gavin tidak tahu harus melihat ke arah mana, hanya bisa memalingkan kepala dan melihat ke arah lift sana.

Laras tahu kalau Ariel tinggal di seberang, dia dengar dari Manda, jadi, dia tidak merasa heran atas kemunculannya.

Yang membuatnya heran adalah pakaian Ariel.

Sekarang sudah lebih dari tengah malam, seorang wanita memakai seperti ini, pergi menekan bel pintu rumah seorang pria, ingin melakukan apa? Menjual murah dirinya sendiri?

Laras adalah seseorang yang langsung dan terus terang, begitu buka mulut dia pun berkata: “Nona Tatum, sudah malam begini, apakah kamu ada urusan ke sini?”

Ariel tertawa hampa, sedikit tidak tahu harus bagaimana, “Oh hehe, aku mendengar ada suara di luar, jadi aku keluar untuk melihat apa yang terjadi.”

Laras mengekspos dirinya di tempat, “Ada suara pun juga lima menit sebelumnya ketika kita baru datang, apakah kamu begitu mendengar kakak pertama telah pulang kembali, sengaja mengganti baju lalu berdandan baru datang dan mencarinya ke sini?”

“……” Ariel terdiam dan tidak bisa berkata apa-apa, wajahnya menjadi pucat.

Novel Terkait

Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
5 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
4 tahun yang lalu