Cinta Pada Istri Urakan - Bab 742 Seli Murtina

Akhirnya, dibawah manajemen Alvin, bagian keuangan grup Jin beroperasi dalam 2 hari 2 malam, akhirnya membenarkan pembukuan yang tidak jelas.

Morales sudah pulang kerumah dengan selamat.

Tapi, keluar masuk Morales dibatasi, tidak boleh keluar negri.

Di waktu yang sama, ketika Jino menyelidiki anggota keluarga Morales, akhirnya menyadari sebuah rahasia.

Kantor jendral pasukan khusus, Jino dengan senang melapor kepada Gavin, "Bos, apakah bos menyuruh divisi informasi menyelidiki seseorang yang bernama Eli ?"

"Iya, kenapa?"

Jino meletakkan sebuah dokumen dihadapanya, "Rupanya Eli yang mau kamu cari, ada di hadapan mata, kamu pasti tidak menyangka Eli siapa."

Gavin menunduk melihat dokumen, semakin dilihat, ekspresinya semakin mendalami, semakin dilihat, hatinya semakin mengkusut.

Jino berkata: "Data memberitahu, istri Morales adalah seorang orang Indonesia berkewarganegaraan Inggris, dari keluarga penjual perhiasan, namanya adalah Sherry, diterjemahkan menjadi Seli Murtina, namanya diseluruh dokumen publik adalah Seli Murtina, jadi divisi informasi tidak bisa mendapatkan dokumen Eli Murtina."

Saat itu manajemen kependudukan tidak sesempurna sekarang, departemen imigrasi sampai hari ini tidak ada data yang berhubungan dengan data imigrasi Eli Murtina, tapi Eli Murtina malah sudah berkewarganegaraan Inggris, juga sudah mengganti nama.

Di pertengahan ini, pasti ada kesalahan.

Yang tidak disangka Gavin adalah istri Morales sekarang adalah mama kandung Laras.

Jino juga tidak tau kebahagiaan atau kesedihan, "Bos, juga ada satu hal aku tidak bisa menyembunyikannya, kamu harus mempersiapkan hatimu."

"Katakan."

"Kakak ipar, sudah bertemu dengan Eli, dan juga sudah mengetahui hubungan satu sama lain."

"Kapan?"

"Semalam, juga pada saat Morales diperiksa di kantor polisi,aku berpikir meskipun Morales ditahan, tapi pekerjaan mengikuti juga tidak bisa dihentikan, maka mengikuti Eli, oleh karena itu melihat kakak ipar bertemu dengan dia, dan juga ada seorang wanita, yaitu penanggung jawab TINA Jewelry, Rihana.

Gavin terdiam, bagaimanapun tidak menyangka orang yang dia periksa secara langsung berhubungan dengannya.

"Jino, kamu ikuti rencana pertama terus mengikuti Morales, urusan Eli biarkan Hendro yang memeriksa."

"Baik!"

Sangat cepat, Hendro langsung mendapatkan semua data Seli, dia mengidap penyakit depresi, sangat sering bunuh diri, menikah lagi, dan juga mendirikan TINA Jewelry, dan lain-lainnya.

Saat Gavin mendapatkan data tentang daftar penyakit yang tebal itu, juga sangat sedih melihat Eli, ada sebuah pengertian terhadap dulu dia meninggalkan anak perempuannya dan pergi keluar negri sendiri.

Selain itu, sebagai teman baik begitu lama, Hendro mengerti apa yang Gavin pikirkan, oleh karena itu membantunya memeriksa sebuah dokumen lagi, dokumen itu menunjukkan, di antara pemegang saham grup Jin tidak ada Eli, Eli tidak pernah ikut berpartisipasi dalam semua pekerjaan grup Jin.

Juga yang artinya, Morales dan Eli, meskipun adalah suami istri, tapi harta mereka sepenuhnya perorangan, saling tidak terlibat.

Poin ini, Gavin sangat lega.

Dia berpikir, dilihat dari setiap penampilan Morales, dia memang sangat mencintai Eli.

Hari itu, dia lebih cepat 2 jam pulang ke rumah dari biasanya, untuk pertama kalinya, dia juga membeli sebuket bunga, 99 buah mawar merah menyala yang terbungkus indah.

Paman Dewa melihat, dengan tersenyum bertanya: "Tuan muda, malam ini perlu mempersiapkan candle light dinner?"

"Boleh."

"Baik, aku segera menyuruh dapur mempersiapkan steak sapi, perlu sebotol anggur merah?"

"Ide bagus."

"Apa perlu makan di balkon kecil? Aku merasa bulan malam ini harusnya indah, kalau tunggu saat mau mulai makan baru buka pintu, setidaknya bisa memberikan nyonya muda sebuah kejutan."

"Ide ini sangat bagus."

Setelah mendapatkan persetujuan dari Gavin, paman Dewa langsung pergi mempersiapkan.

Studio kerja memutuskan kontrak Almora, Suli masih dalam masa pemulihan, pekerjaan seua orang menjadi berkurang setengah, Laras juga menjadi lebih santai.

Setelah pulang kerja, dia berjalan ke tempat dimana biasa Pandu memarkirkan mobilnya, seperti biasaya ingin membuka pintu dan asuk ke dalam.

Tapi, pintu mobil tidak bisa dibuka.

Dia berjalan ke depan, mengetuk jendela kursi pengendara.

Jendela mobil diturunkan, Gavin menahan kepalanya dan tersenyum pada Laras, "Nyonya Pradipta, hari ini duduk di depan saja."

Wajah Laras langsung menampilkan senyuman cerah, terkejut juga terharu, "Kenapa kamu bisa datang?"

"Iya, cepat pulang kerja, kamu tidak dirumah aku tinggal dirumah merasa bosan, aku lihat waktu masih sempat, maka menyetir kemari dan berganti shift dengan Pandu."

Gavin awalnya menyetir mobil sendiri kemari, untuk memberinya kejutan lebih besar, jadi bertukar mobil dengan Pandu.

Besar mobil Laras biasa, Gavin yang besar duduk di dalam, tampaknya sangat sempit, atas kepalanya sudah menyentuh atap mobil, kursi pengendara sudah didorong ke paling belakang baru memaksa untuk duduk.

Laras masuk ke kursi penumpang, melihat lehernya yang menunduk dan kedua kakinya yang kesempitan, mengatakan: "Mau tidak aku yang menyetir?"

"Sudahlah, aku takut naik mobil yang kamu bawa?"

"......" Mungkin ini adalah suara hati para pria, siapa suruh supir wanita lebih gila.

Duduk yang bagus, sabuk pengaman dipakai yang bagus, sedang menunggunya menyetir, dia malah tidak ada maksud untuk menyetir.

"Masih ada sesuatu?" Laras dengan curiga bertanya, "Masih menunggu orang?"

Gavin sedikit gugup, dengan tidak tenang merapatkan bibirnya, lalu dengan cepat melambaikan tangannya ke belakang, "Bunga yang dibelakang untukmu, terlalu besar jadi tak bisa diletakkan ditanganmu, tunggu nanti pulang kerumah baru kubawa keluar untukmu."

Ini memang sebuah kesalahan kecil.

Laras melihat ke belakang, memang sangat besar, 99 mawar dikelilingi penuh bintang-bintang, sungguh memenuhi kursi belakang.

Dia sangat senang, meraih leher Gavin, memberinya sebuah kecupan, "Muah, hari ini hari apa?"

"Bukan hari spesial apa tidak boleh memberikan bunga?"

"Bukan, hanya saja terlalu tiba-tiba, sudah suami istri begitu lama untuk apa menghabiskan uang?"

"Yang penting kamu senang, apa kamu senang?"

"Senang, tentu saja senang, cium sekali lagi, muah muah muah......

Gavin sampai malu, menyuruhnya cepat berhenti, "Lokasi tidak memungkinkan, bisa menghambat permainan, pulang kerumah baru cium, oke?"

"Hahahahaha, oke."

Sekembalinya ke kediaman Gavin, Laras masih tenggelam dalam kegembiraan menerima bunga mawar, sedikitpun tidak menyadari keanehan di ruang tamu.

Ruang tamu dan balkon kecil tersambung, ditengahnya ada sebuah tirai dekoratif, biasanya tirainya tidak dibuka, hari ini dibuka, tetapi Laras tidak menyadarinya.

Gavin diam-diam merasa, bunga memang alat penarik perhatian wanita paling bagus.

Laras pertama memeluk bunga dan selfie, lalu hanya memotret bunganya lagi, yang yang paling abnormal, dia juga mengirimkan ke wechat memamerkan kepada teman baiknya, seperti-----"Fanny, hahahaha, Gavin memberiku bunga, keren tidak?"

Contohnya lagi-----"Suli, Gavin memberiku bunga, besar sekali, segar sekali, harum sekali."

Contohnya lagi-----"Kakak sepupu (Vero), tanggal kelahiranmu sudah mau tiba kan, bagaimana rasanya? Hahahaha, kamu lihat bunga yang Gavin berikan padaku, bagus tidak?"

Paman Dewa yag tidak berani mengganggu nyonya muda yang sedang gembira: "......"

Gavin yang berdiri tidak jauh yang hanya melihatnya dalam diam: "......"

Dia seperti ini, seperti gadis dalam masa pubertas, oh bukan, wanita beranak yang dalam masa pubertas, sangat berbeda dari yang biasanya.

Novel Terkait

Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
4 tahun yang lalu